Luar Biasa! Raksasa Pengembang Panel Surya Indonesia SUN Energy Akuisisi PLTS Terbesar di Australia
Oleh : Candra Mata | Jumat, 29 Oktober 2021 - 09:18 WIB
SUN Energy
INDUSTRY.co.id - Jakarta, SUN Energy tercatat sebagai perusahaan pengembang panel surya asal Indonesia pertama yang berhasil mengakuisisi PLTS di Australia.
Ya, Merredin Solar Farm merupakan ladang panel surya terbesar di Australia Barat berkapasitas 132 MWp yang kini resmi dimiliki SUN Energy.
Dengan demikian, perseroan kini memiliki proyek PLTS di berbagai negara, yakni Taiwan, Thailand, Australia dan termasuk Indonesia dengan total kapasitas lebih dari 200 MWp.
Dalam informasi yang diterima redaksi INDUSTRY.co.id Jumat (29/10/2021), sebagai perusahaan pengembang tenaga surya terbesar pada sektor komersial, industri, dan residensial di Indonesia, SUN Energy memiliki misi menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih sehat dan lebih hijau untuk generasi sekarang dan di masa mendatang dengan mendorong pemanfaatan sumber energi bersih paling melimpah di bumi, yaitu tenaga surya.
SUN Energy tercatat menjadi salah satu perusahaan pengembang proyek tenaga surya dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia sejak 2016.
Dalam waktu setengah dekade, SUN Energy berhasil melampaui rekor proyeknya sendiri hingga lebih dari 200 MWp dan memiliki lintasan pertumbuhan yang kuat menuju pertumbuhan hingga tahun 2025.
Setelah memperkuat pondasi bisnis energi surya di Indonesia, SUN Energy kini mengejar pertumbuhan melalui ekspansi anorganik.
Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan akuisisi regional proyek pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Taiwan dan Thailand.
Pada tahun ini, SUN Energy dengan bangga mengumumkan ekspansi globalnya ke Australia melalui akuisisi Merredin Solar Farm dari perusahaan pengembang teknologi surya global, Risen Energy.
Asal tau saja, pasar Australia adalah kunci bagi setiap perusahaan energi surya, mengingat potensi jangka panjangnya untuk pemanfaatan energi surya dan letak geografisnya.
PLTS ini sendiri berkapasitas 132 MWp/100 MWac dengan total 354.452 panel terpasang dan kapasitas output listrik 274 GWh per tahun.
Selain melistriki sekitar 42.000 rumah di Australia Barat, Merredin Solar Farm juga berkontribusi untuk melistriki dua fasilitas milik BHP, perusahaan tambang Australia.
BHP telah menandatangani perjanjian bahwa 50% listrik yang dihasilkan dari Merredin Solar Farm akan digunakan untuk kilang Nickel West Kwinana dan smelter pertambangan Kalgoorlie sehingga BHP dapat berkontribusi mengurangi emisi dari penggunaan listrik di kedua fasilitas ini sebesar 30% sampai 50%.
Proyek pembangunan PLTS ini pun memiliki perjanjian dengan Sunshot Energy untuk mengenai sertifikat pembangkit skala besar yang dihasilkan oleh Merredin.
Dalam hal ini, Risen Energy akan tetap menjadi kontraktor O&M untuk Merredin Solar Farm usai akuisi.
Philip Lee, Chief Executive Officer SUN Energy mengungkaplam bahwa sebagai pengembang proyek tenaga surya yang kini berpusat di Singapura, SUN Energy telah memperluas portofolio penggunaan energi terbarukan dengan cepat di Asia-Pasifik.
"Pasar Australia adalah kunci bagi kami, mengingat potensi jangka panjangnya untuk penggunaan energi terbarukan dan letak geografisnya," ujarnya.
"Akuisisi ini mendukung strategi kami untuk menjadi salah satu perusahaan energi terbarukan terkemuka di Asia-Pasifik melalui kombinasi pengembangan proyek baru dan akuisisi selektif," sambung Philip.
Sejatinya, Merredin Solar Farm awalnya dibangun dan dioperasikan oleh Risen Energy sejak tahun 2020.
Memiliki misi yang sama dengan SUN Energy, Risen Energy bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan energi hijau di seluruh dunia dan berkembang secara internasional melalui ekspansi cabang dan jaringan penjualan di berbagai negara.
Sejak tahun 1986 hingga sekarang, Risen Energy telah mencapai kapasitas produksi modul hingga 19,1 GWp.
Archie Chen selaku Chief Executive Officer Risen Energy Australia, mengatakan bahwa pihaknya sangat senang dapat bekerja sama dengan SUN Energy untuk Merredin Solar Farm.
"PLTS ini merupakan ladang panel surya terbesar kedua yang dikembangkan oleh Risen Energy di Australia, dan kami berharap dapat memberikan lebih banyak proyek energi terbarukan ke Australia di tahun-tahun mendatang," jelas Archie Chen.
Selama proses akuisisi, SUN Energy bermitra dengan Voltiq (keuangan) dan DLA Piper (hukum) dalam hal transaksi, sedangkan Risen Energy bermitra dengan Holding Redlich (hukum).
Melalui akuisisi ini, SUN Energy berhasil meningkatkan posisinya sebagai salah satu perusahaan energi terbarukan yang paling berkembang dari Indonesia di kawasan Asia-Pasifik, melalui kombinasi investasi untuk pengembangan proyek baru dan akuisisi selektif.
Komentar Berita