Terbukti Motor Listrik BL-SEV 01 Sukses Touring Jakarta-Mandalika NTB
Oleh : Herry Barus | Rabu, 13 Oktober 2021 - 11:00 WIB
Motor Listrik BL-SEV 01
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan, sebagai bentuk kebanggaan atas kiprah mahasiswa dan sivitas akademika Universitas Budi Luhur yang berhasil melahirkan motor listrik BL-SEV 01 (Budi Luhur Sport Electric Vehicle 01), IMI siap mensponsori pengembangan BL-SEV 01, dari mulai uji tipe hingga produksi secara massal. Mengingat BL-SEV 01 sukses melaksanakan uji coba ketahanan (dinamo, controller dan berbagai item lainnya) dengan mencatatkan rekor perjalanan sejauh 1.340 kilometer melalui kegiatan Touring Jakarta-Mandalika.
"Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Dukungan nyata dari berbagai kementerian/lembaga sangat diperlukan dalam menjalankan Perpres tersebut. Sehingga pengembangan BL-SEV 01 tidak hanya berakhir dalam prototype. Melainkan bisa diproduksi secara massal menjadi kebanggaan bangsa," ujar Bamsoet dalam Celebration Welcoming Back BL-SEV 01, di Kampus Universitas Budi Luhur, Jakarta, Selasa (12/10/21).
Turut hadir antara lain Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Budi Luhur Sakti Kasih Hanggoro, Rektor Universitas Budi Luhur Wendi Usino, Ketua Pusat Studi Kendaraan Listrik Universitas Budi Luhur Sujono, Koordinator Tim Touring Jakarta-Mandalika Syahrul Awal, Ketua Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah 3 DKI Jakarta Agus Setyo Budi, Direktur Prasarana Transportasi Jalan Kementerian Perhubungan Risal Wasal dan Executive Director RSV Helmets, Richard Ryan.
Hadir pula pengurus IMI Pusat, antara lain Ketua Komisi Keselamatan Berkendara Joel Mastana, Komunikasi dan Media Sosial Hasby Zamri serta Hubungan Antar Lembaga Andrys Ronaldi dan Deddy Sidik.
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, perjalanan yang ditempuh BL-SEV 01 dari Jakarta menuju Mandalika tidak mudah. Berangkat dari kampus Universitas Budi Luhur Jakarta pada 20 September 2021, berbagai rintangan seperti hujan deras, jalan menanjak, hingga tikungan tajam berhasil dihadapi. Menggunakan 2 baterai per hari, BL-SEV 01 mampu menempuh jarak 250-300 Km per harinya.
"Rute perjalanan terbagi dalam beberapa etape check point. Yakni Tegal, Klaten, Nganjuk, Situbondo, Banyuwangi, Bali, dan kemudian finish di Sirkuit Internasional Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebagai kendaraan sport listrik, BL-SEV 01 juga sukses mencoba lintasan Sirkuit Internasional Mandalika," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, BL-SEV 01 merupakan wujud konkrit Universitas Budi Luhur dalam mewujudkan visi sebagai Universitas berwawasan global berbasis kewirausahaan, teknologi, dan cerdas berbudi luhur. Sebelumnya, Universitas Budi Luhur juga sukses melahirkan mobil listrik BLITS (bekerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya), yang dikembangkan lagi oleh Univeritas Budi Luhur dengan melahirkan Neo BLITS, kemudian motor listrik CEV (Cargo Electric Vehicle).
"Berbagai karya kendaraan listrik tersebut sekaligus bentuk kepedulian kampus terhadap upaya peningkatan efisiensi energi, membangun ketahanan energi, konservasi energi sektor transportasi, terwujudnya energi bersih, peningkatan kualitas udara bersih dan ramah lingkungan, serta komitmen menurunkan emisi gas rumah kaca," terang Bamsoet.
Kepala Badan Penegakan Hukum, Keamanan, dan Pertahanan KADIN Indonesia ini mengungkapkan, konsekuensi dari banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang beredar saat ini, sekitar 147,75 juta unit sepeda motor dan 24,6 juta unit mobil, berdampak pada tingginya subsidi BBM pada sektor konsumtif, dan bukan pada sektor produktif. Pada APBN 2021, subsidi untuk BBM jenis tertentu saja sudah mencapai Rp. 16,6 triliun.
"Dari aspek kesehatan, sekitar 60 persen kontributor polusi udara di Indonesia disebabkan kendaraan bermotor. Asap kendaraan bermotor yang menggunakan BBM tidak saja menyisakan residu gas beracun karbon monoksida, melainkan juga zat-zat berbahaya lainnya seperti timbal, nitrogen dioksida, dan karbondioksida. Menanggulangi berbagai dampak negatif dan dengan semakin menipisnya ketersediaan cadangan BBM, maka migrasi kendaraan konvensional menuju kendaraan listrik adalah sebuah keniscayaan," pungkas Bamsoet.
Komentar Berita