Dahsyat, Didirikan Zaman Belanda Tahun 1930, Namun Pabrik Karet PTPN VII Unit Tulungbuyut Ini Bisa Juara !

Oleh : Kormen Barus | Selasa, 07 September 2021 - 13:19 WIB

Pabrik tua
Pabrik tua

INDUSTRY.co.id, WAYKANAN---Lamun tipis terus mengepul dari 32 cerobong Pabrik Pengolahan Karet (PPK) PTPN VII Unit Tulungbuyut. Bangunan dengan konstruksi batu bata merah setinggi 12 meter dengan panjang 40 meter itu menjadi artefak tanpa aksara tentang usia pabrik ini. Namun, satu unit ban besar bekas traktor yang diletakkan di salah satu sudut halaman berusaha menegaskan ketuaannya dengan tulisan “Ribbed Smoked Sheet Factory—Unit Tulungbuyut—1930.”

Pabrik yang dipangku kebun karet seluas 5.611 hektare di Desa Kalipapan, Kecamatan Tulungbuyut, Kabupaten Waykanan ini dibangun di masa pemerintahan Hindia Belanda pada 1930. Aset yang kemudian dikelola oleh PTPN VII ini tak lekang oleh waktu. Bahkan, performanya mengolah getah menjadi bahan baku industri berbasis karet ini masih meraih predikat Pabrik Karet Berkinerja Terbaik I Semester I/2021 se PTPN Holding.

“Alhamdilillah, meskipun pabrik tua, kami masih bisa memaksimalkan produksi sehingga mendapat apresiasi dari Holding (PTPN Grup) sebagai Pabrik Karet Berkinerja Terbaik Semester I/2021. Ini adalah hasil kerja keras teman-teman secara keseluruhan. Terima kasih atas kerja kerasnya dan ini harus kita pertahankan,” kata Agus Faroni, Manajer PTPN VII Unit Tulungbuyut saat ditemui di kantornya, Sabtu (4/8/21).

Pabrik yang dibangun 91 tahun yang lalu ini relatif masih asli. Pada 1990, pabrik ini dilakukan penambahan 24 kamar asap dengan kapasitas 450 kg. Penanda renovasi ini dituangkan pada satu prasasti di depan pabrik unit baru yang ditanda tangani Wakil Gubernur Lampung Subke Elyas Harun pada 12 Juli 1990. Saat itu, PTPN VII masih bernama PTP X dengan simbol sebatang pohon dengan empat daun berlatar kuning.

Tentang kinerja terbaiknya sehingga menyabet gelar juara, Agus Faroni yang didampingi beberapa asistennya mengaku butuh kerja serius untuk menjalankan seluruh proses sesuai dengan kapasitasnya. Ia mengatakan, meskipun yang mendapat penghargaan kinerja terbaik adalah unit pabrik, tetapi sejatinya apresiasi ini adalah karya bersama.

Mengutip statemen Direktur Utama PTPN VII Ryanto Wisnuardhy tentang kesaktian Keris Empu Gandring, Agus percaya bahwa kehebatan sesuatu dimulai dari bahan baku terbaik, proses sempurna, dan dikerjakan oleh ahlinya. Demikian juga dengan keberhasilan PPK Unit Tulungbuyut, kata Agus, didukung bahan baku getah terbaik, dioleh dengan pabrik yang standar, dan dikerjakan oleh tenaga kerja yang terampil dan ikhlas.

“Pabrik kami nggak mungkin bisa berproduksi dengan kapasitas tinggi dan kualitas yang baik kalau bahan bakunya tidak baik. Artinya, ini memang hasil kerja bersama. Perawatan kebun bagus akan menumbuhkan batang yang bagus sehingga menghasilkan getah yang bagus sebagai bahan baku. Terus diolah menghasilkan karet kualitas bagus sehingga dapat harga bagus juga di pasar,” kata mantan Sekretaris Perusahaan PTPN VII ini.

Tim penilai kinerja dari PTPN Holding yang kemudian memberi ponten terbaik kepada Pabrik Karet Tulungbuyut ini tidak semata mengacu kepada produktivitas. Dari tampak luarnya, pabrik yang juga membeli bahan baku karet petani sekitar itu juga dipoles sedemikian rupa. Komplek perkantoran, pabrik, perumahan, dan taman ditata dengan menjaga kebersihan, kerapihan, pemasangan merek dengan huruf akrilik, dan ruang terbuka yang terlihat asri.

Memulai dari penampilan luar, Agus Faroni berkeyakinan akan membangun rasa nyaman kepada seluruh manusia yang beraktivitas dan berinteraksi dengan PTPN VII Unit Tulungbuyut. Jika sudah merasa nyaman, tambah dia, akan terbangun optimistis kepada setiap orang, percaya diri, bangga, ceria, dan dinamis untuk mengerjakan setiap tugas.

“Untuk membangun suasana nyaman bekerja, kita harus ciptakan lingkungan yang nyaman juga. Nanti kan akan timbul rasa cinta kepada pekerjaan dan sesama. Nah, itu dibutuhkan kepedulian, respek, dan kerjasaman yang solid. Ini kami bangun bersama selama setahun terakhir. Dan alhamdulillah bisa tercipta suasan kerja yang nyaman,” kata Agus yang sebelumnya menjabat Kabag SPI di Kantor Direksi PTPN VII.

Beberapa poin penting dilakukan Agus bersama tim yang solid. Dari hilir, ia mempersyaratkan bahan baku berupa lateks dan karet remah (beku) dengan kualitas terbaik, tanpa kontaminan, dan treatmen yang tepat. Aspek ini membutuhkan pembinaan dan pengawasan yang ketat oleh para mandor dan asisten tanaman yang bergelut di kebun (on farm).

Bersamaan dengan penjagaan kualitas, penambahan kuantitas atau jumlah produksi getah juga terus ditingkatkan. Hal ini dilakukan selain agar kapasitas terpasang pada pabrik yang mengolahnya tercukupi dan terhindar dari idle capacity, juga agar produktivitas secara keseluruhan bisa ditingkatkan.

“Pabrik kita mengolah lateks untuk menghasilkan karet kualitas tinggi atau high grade berupa RSS (ribbed smoked sheet), SIR-20 (Standard Indonesian Rubber) low grade yang berbahan baku karet beku. Jadi, selain mengejar jumlah produksi, kami harus pastikan lateks dan crumb rubber, juga bokar tanpa kontaminan. Ini sangat kami jaga jangan sampai lolos,” kata manajer yang pernah menjadi General Manager Distrik Bengkulu itu.

Aspek kedua, menurut Agus adalah memastikan performa pabrik sesuai dengan kapasitas terpasang, bahkan lebih. Dia mengakui, teknologi pengolahan karet menjadi bahan baku industri tidak serumit teknologi tinggi lain dan lebih banyak yang manual mekanis konvensional. Hal itu juga yang menguatkan bahwa serangkaian elemen pabrik yang dibangun Zaman Belanda masih berfungsi dengan baik.

Ia mencontohkan, tungku pengasapan dengan bahan bakar kayu yang dibangun 1930 masih difungsikan dengan baik. Dengan teknik sederhana, oven ini menghasilkan lembar-lembar karet kualitas ekspor yang sangat diminati pasar dunia.

“Meskipun kami masih pakai teknologi lama, produk karet kami diburu buyer dari Mancanegara. Beberapa tahun lalu muncul karet sintetik, tetapi sekarang para kembali pakai karet alam. Bukannya sombong, karet kami ini dibeli pabrikan brand terkenal yang memproduksi ban pesawat terbang, ban mobil balap, dan brand kelas dunia lainnya,” tambah pria tinggi besar ini.

Dan aspek ketiga, menurut Agus, adalah membangun tim yang mempunya visi yang kuat. Agus memberi catatan khusus kepada aspek ini karena manyangkut soft skill atau kepiawaian yang bersifat individualis-subjektif.

“Saya sangat apresiasi kepada teman-teman, dari penyadap, tenaga olah, Satpam, dan semua yang telah bekerja dengan visi sama dan kuat. Ini modal utama untuk bisa melangkah lebih jauh. Kami membentuk tim pengawalan produksi dan tim pengendalian mutu agar semua standar bisa terjaga. Rasa kebersamaan sudah terbentuk dan tinggal mempertahankan,” kata dia.

Dengan semangat kebersamaan, produktivitas penggalian bahan baku telah menunjukkan progresivitas yang menjanjikan. Demikian juga dengan kinerja off farm atau pabrik, dari kapasitas terpasang pengolahan RSS yang 3 ton per hari, dapat dicapai 3,3 ton per hari tanpa tambahan jam kerja. Demikian juga untuk kapasitas pabrik SIR, dari kapasitas 40 ton per hari bisa digeber sampai 50 ton per hari.

“Semangat semua teman-teman di Unit Tulungbuyut sudah pulih dengan telah terpenuhinya hak-hak normatif karyawan. Juga suasana kerja yang cukup nyaman. Kami yakin, ke depan bisa lebih baik lagi di semua aspek,” kata Agus Faroni menutup percakapan.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Wamenperin Faisol Riza

Sabtu, 21 Desember 2024 - 19:30 WIB

Wamenperin Acungi Jempol Komitmen MMKSI Penuhi TKDN, Investasi Hingga Buka Lapangan Kerja

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengapresiasi komitmen PT Mitsubishi Motors Krama Yudha (MMKI) dalam mematuhi regulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

LAZNAS Mandiri Amal Insani gelar khitan massal gratis untuk 1.600 Anak Yatim dan Dhuafa seluruh Indonesia.

Sabtu, 21 Desember 2024 - 19:25 WIB

LAZNAS Mandiri Amal Insani Sukses Gelar Khitan Massal Gratis untuk 1.600 Anak Yatim dan Dhuafa

Program ini mencakup Jabodetabek: 600 anak, Kantor perwakilan LAZNAS Mandiri Amal Insani di 8 provinsi: 850 anak, Pulau-pulau terluar seperti Morowali, Bontang, dan lokasi bencana: 150 anak.

Bayu Kris (Chef & Product Development Manager), Raphael Norman (Marketing Manager), Farah Haryani (General Manager Operational), & Ade Herlambang, R&D Beverage PT. Excelso Multi Rasa.

Sabtu, 21 Desember 2024 - 19:02 WIB

Société Luncurkan Menu Spesial Akhir Tahun untuk Sambut Natal dan Tahun Baru

Merayakan Natal dan tahun baru, Société meluncurkan menu of the month edisi khusus akhir tahun meliputi varian mocktail, cokctail dan steak premium.

Gerai Lengkong - Kota Tangerang Selatan untuk menegaskan peran perempuan sebagai pelopor perubahan dalam keberlanjutan lingkungan. Program bertajuk “SIAP PILAH OLAH SAMPAH 1000 PEREMPUAN”, hasil kolaborasi Gerai Hijau dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, FatHopes, dan organisasi mitra lainnya.

Sabtu, 21 Desember 2024 - 18:06 WIB

Sambut Hari Ibu, Perempuan Pelopor Perubahan Soroti Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektor dalam Keberlanjutan Lingkungan

Dalam semangat memperingati Hari Ibu, sebuah inisiatif luar biasa lahir di Gerai Lengkong - Kota Tangerang Selatan untuk menegaskan peran perempuan sebagai pelopor perubahan dalam keberlanjutan…

Siaga Perayaan Natal dan Tahun Baru, PLN Icon Plus Optimalkan Infrastruktur Andal dan Stabilitas Layanan

Sabtu, 21 Desember 2024 - 17:35 WIB

Siaga Perayaan Natal dan Tahun Baru, PLN Icon Plus Optimalkan Infrastruktur Andal dan Stabilitas Layanan

Jakarta– Dalam rangka mendukung kelancaran perayaan Hari Raya Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, PLN Icon Plus berkomitmen penuh untuk memastikan layanan infrastruktur telekomunikasi dan mendukung…