Apa Pentingnya Menyaring Berita Hoax yang Tersebar di Masyarakat? Kenali Yuk! Ciri-Cirinya
Oleh : Chodijah Febriyani | Selasa, 03 Agustus 2021 - 21:45 WIB
Ilustrasi Hoax (Ist)
INDUSTRY.co.id - Perkembangan di era internet telah mengubah cara orang berinteraksi dan berkomunikasi. Jika dahulu ada media konvensional sebagai acuan berupa koran, radio, dan televisi untuk sumber informasi. Saat ini setiap orang bisa menjadi sumber berita, hal itu yang menyebabkan munculnya hoax, informasi sesat, penipuan, cyber bullying, pelecehan seksual, hingga ujaran kebencian.
Namun apa sebenarnya berita hoax? Hoax atau padanan dalam bahasa Indonesia hoaks merupakan informasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah benar. Hoax menimbulkan kekacauan informasi, bisa misinformasi yaitu informasinya salah namun orang yang menyebarkannya percaya itu benar tanpa sengaja.
Hoaks juga menimbulkan disinformasi, informasinya salah disebarkan oleh orang yang tahu informasi itu salah artinya ada kesengajaan. Namun ada juga malinformasi, yaitu informasi yang berdasarkan realitas namun digunakan untuk merugikan orang, kelompok, organisasi atau negara lain.
"Beberapa contoh kasus kebanyakan penyebar hoaks karena ketidaksengajaan adalah usia remaja belasan. Ini yang seharusnya kita rangkul untuk bermedia sosial dengan baik," ujar Yani Sujana dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.
Sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui ciri-ciri hoax agar terhindar dari pidana Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik atau disingkat UU ITE. Ciri-ciri hoax di antaranya memiliki judul bombastis dan sumber berita yang tidak jelas. Narasinya pun provokatif dan artikelnya menyembunyikan fakta. Lalu biasanya minta disebarkan dan divitalkan, argumennya pun kelihatan ilmiah namun salah.
Apa pentingnya menyaring berita hoax? Masyarakat perlu belajar pentingnya memilah dan menyaring informasi. Hal ini menjadi cara mempersiapkan masyarakat cakap digital dan mempunyai etika bermedia sosial. Permasalahan saat ini yang masih menjadi pekerjaan besar adalah masyarakat kurang literasi sehingga mudah percaya hoaks.
Rendahnya literasi menyebabkan masyarakat hanya membaca judul tanpa membaca isi. Sehingga hanya percaya sumber tertentu dan sepihak, tidak bisa membedakan hoaks dan bukan, serta tidak memahami cara periksa fakta secara sederhana.
Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Teguh Kurniawan ,Business Owner Bimasakti, Loka Hendra, Head of Food & Beverage Cinepolis Indonesia, dan Taufik Hidayat, Kepala UPT IT & Dosen Fakultas Teknik Universitas Syekh Yusuf.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Komentar Berita