Museum Astronomi Terbesar di Dunia Ada di Shanghai, China
Oleh : Chodijah Febriyani | Senin, 19 Juli 2021 - 12:45 WIB
Shanghai Astronomy, Museum Astronomi Terbesar di Dunia, di Shanghai, China (Dok: ARCHEXISTS)
INDUSTRY.co.id - Sebuah museum astronomi terbesar di dunia hadir di Shanghai, China dan dibuka resmi pada Jumat (16/7/2021). Dirancang oleh Thomas J. Wong dari Ennead Architects, Shanghai Astronomy Museum ini memiliki bentuk lengkungan kompleks yang dirancang untuk mencerminkan geometri kosmos.
Dilansir dari laman CNN, museum yang memiliki luas 39.019,2 meter persegi ini juga tidak memiliki garis lurus atau sudut siku-siku seperti bangunan pada umumnya. Bangunan ini pun menjadi cabang dari Museum Sains dan Teknologi Shanghai.
"Selama dua dekade terakhir, saya memiliki minat yang meningkat dalam aspek ilmiah dunia alam, sebagian besar berasal dari penelitian sebagai fungsi komisi arsitektur," kata Wong.
Shanghai Astronomy Museum ini memiliki ruangan pameran, planetarium, observatorium, dan teleskop surya setinggi 23,7 meter.
"Saya tidak pernah melupakan planetarium pertama yang saya datangi ketika saya masih muda dan perasaan yang saya miliki saat pergi ketika saya melihat kembali ke langit. Kompleksitas dan misteri selalu membuat saya ingin tahu lebih banyak," tuturnya.
Proyek Museum Astronomi Shanghai memberinya kesempatan untuk mengeksplorasi astronomi dalam konteks profesional, meskipun melalui lensa mata seorang arsitek. "Bangunan ini dimaksudkan untuk menjadi perwujudan dari arsitektur yang terinspirasi secara astronomis," tambahnya.
Ia pun terinspirasi dari entittas langit seperti planet, Bulan, Bintang, berdasarkan hubungan gravitasi satu sama lain. Dalam desain Wong, teka-teki kosmik diterjemahkan menjadi tiga bentuk lengkungan, yaitu oculus, bola dan kubah terbalik. Masing-masing merujuk matahari, bulan dan bintang. Setiap bentuk juga memiliki daya tarik dan fungsi yang berbeda.
Pada bangunan oculus yang menjadi pintu masuk ke dalam museum, memilki desain seperti jam tangan, yang menghasilkan lingkaran sinar matahari yang bergerak melintasi lantai sepanjang hari, menunjukkan waktu dan musim.
Selanjutnya teater planetarium, desain ini ada di atas gedung dengan bentuk lingkaran mirip seperti bulan terbit. Di mana bagian bawahnya ada sebuah ruangan yang menutup sebagian lingkaran, sehingga menjadikannya nampak seperti mengapung.
Terakhir, kubah kaca terbalik yang luas di puncak atap memberikan pengunjung kesempatan untuk melihat langit malam terbuka.
"Kami ingin orang-orang memahami sifat khusus Bumi sebagai tempat yang menjadi tuan rumah kehidupan, tidak seperti tempat lain yang kita kenal di alam semesta," tukas Wong.
Komentar Berita