Kementan Ajak Petani Terapkan Refugia, Praktis dan Ramah Lingkungan

Oleh : Wiyanto | Rabu, 10 Maret 2021 - 16:53 WIB

Tanaman Refugia berfungsi sebagai tempat berlindung, sumber pakan (nektar/pollen) dari serangga
Tanaman Refugia berfungsi sebagai tempat berlindung, sumber pakan (nektar/pollen) dari serangga

INDUSTRY.co.id-Bandung,- Kementerian Pertanian (Kementan) terus mensosialisasikan penanganan pengendalian hama terpadu (PHT) secara alami dan ramah lingkungan, salah satunya dengan mengajak petani menerapkan konsep refugia.

Refugia adalah area yang ditumbuhi beberapa jenis tumbuhan berfungsi sebagai tempat berlindung, sumber pakan (nektar/pollen) dari serangga musuh alami (predator dan parasitoid) hama atau atau organisme penganggu tumbuhan (OPT), seperti wereng batang coklat (WBC), penggerek batang, walang sangit, dan lainnya

Refugia sejatinya bagian dari budidaya tanaman sehat dimana kita melestarikan musuh alami sebagai alat pengendalian dibandingkan cara penyemprotan kimia. Banyaknya tanaman refugia dapat mengundang keanekaragaman serangga predator lainnya, sehingga pengendalian hama dapat lebih optimal.

Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Pangan, Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Juju Rukman mengapresiasi dukungan Kementan dalam pengembangan refugia di Indonesia. “Di Jawa Barat sendiri, refugia sudah cukup meningkat peminatnya di kalangan petani. Petugas lapangan kami juga terus gencar melakukan sosialisasi pentingnya pengendalian OPT secara dini, salah satunya melalui penanaman refugia ini. Refugia yang paling diminati dan ditemukan di sawah di antaranya kenikir, kembang kertas, dan bunga matahari”, sebut Juju. Selain manfaatnya bagi petani tanaman refugia juga bisa dijadikan objek wisata baru karena memperindah lokasi persawahan.

Keindahan dan manfaat regugia juga terlihat, salah satunya di Desa Cimanggu, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Sukabumi. Egi Surya Kelana yang merupakan POPT setempat menceritakan geliat refugia di desa tersebut. "Dari luasan 10 Ha sawah di Desa Cimanggu, para petani menanam refugia, sekitar 150 kenikir, 100 kembang kertas dan 100 bunga matahari. Selain indah dipandang, tanaman refugia membantu para petani dalam mengendalikan populasi OPT melalui peran dari musuh alami", tutur Egi.

Terpisah, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Takdir Mulyadi menyebut untuk mendukung penerapan refugia Kementan telah mengalokasikan pengembangan di 31 Provinsi di Indonesia. “Dengan ada bantuan ini kami harapkan petani dapat terbiasa menggunakan cara-cara yang ramah lingkungan dibandingkan menggunakan bahan-bahan kimia secara berlebihan dan dapat merusak lingkungan” tutur Takdir.

Takdir Mulyadi menjelaskan pengembangan tanaman refugia harus bagian dari 4 prinsip pengendalian hama terpadu (PHT) yang akan terus berkembang di Indonesia. Ia meminta seluruh petugas POPT dan penyuluh untuk dapat mengawal dan mengedukasi petani dilapangan.

“Untuk percepatan penerapan kita juga akan siapkan bimbingan teknis yang diadakan dari pusat maupun Balai Proteksi yang ada di daerah ke kelompok tani sehingga petani lebih memahani secara langsung” ucap Takdir.

Menanggapi kegiatan refugia Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengapresiasi daerah yang mendukung penerapan PHT. “Kita harus mencari inovasi-inovasi baru dalam peningkatan produksi dan yang pasti ramah lingkungan, sehingga mutu pangan bagus dan aman dikonsumsi” ucap Suwandi.

Pemenuhan kebutuhan pangan nasional harus menjadi prioritas, namun harus juga memperhatikan mutu pangan tersebut tandas Suwandi. “Penggunaan bahan-bahan kimia harus kita batasi sehingga pangan tercukupi dan sesuai harapan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk mengamankan produksi pangan dari serangan OPT dengan menggunakan inovasi baru yang aman, cerdas, efektif, dan efisien”tandasnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

 Genjot Hilirisasi, Menteri ESDM: India Mitra Utama dalam Rantai Pasok Global

Senin, 27 Januari 2025 - 10:16 WIB

Jurus Bahlil ‘Rayu’ India Genjot Hilirisasi dan jadi Mitra Utama dalam Rantai Pasok Global

Jakaarta-Pemerintah terus mendorong kebijakan hilirisasi komoditas, khususnya mineral dan batu bara, sebagai strategi utama dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia

BUKA TAHUN BARU BERSAMA WARTAWAN KATOLIK: Jakarta, Sabtu (25/01/2025)

Senin, 27 Januari 2025 - 10:02 WIB

Buka Tahun Baru Bersama Wartawan Katolik:”Semua Berujung Pada Rice Cooker”

Jakarta, “Apa yang saya dapatkan ini sesuai dengan tema Buka Tahun Baru Bersama PWKI. Semua pangan berujung pada rice cooker. Sekalipun namanya rice cooker, ternyata tidak hanya untuk masak…

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Prof. DR. Drs. H.A.M Nurdin Halid menyerahkan buku karyanya berjudul Koperasi Pilar Negara kepada Menteri BUMN Erick Thohir usai Rapat Kerja di Ruang Komisi VI DPR RI, Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (4/11/2024).

Senin, 27 Januari 2025 - 09:46 WIB

Dianugerahi Tokoh Inspiratif Koperasi Oleh KAHMI, Prof. Nurdin Halid: Semoga Menginspirasi Generasi ‘Emas’

Jakarta - Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) menganugerahi penghargaan kepada Prof. DR. Drs. H. A. M. Nurdin Halid sebagai Tokoh Inspiratif di Bidang Koperasi. Nurdin…

YBM BRILian membagikan sembako saat Ramadan

Senin, 27 Januari 2025 - 09:11 WIB

YBM BRILiaN Berhasil Salurkan Dana ZIS Sebesar Rp126,7 Miliar di Sepanjang Tahun 2024

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) melalui Yayasan Baitul Maal BRILiaN (YBM BRILiaN) berhasil menyalurkan dana Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) sebesar Rp126,7 miliar sepanjang tahun…

Desainer Wong Hang Tailor, Samuel Wongso bersama pasukan TNI yang tampil di parade Hari Republik India ke-76 di Kartavya Path, New Delhi

Senin, 27 Januari 2025 - 08:38 WIB

Wong Hang Tailor, Desainer di Balik Kesuksesan Parade TNI di India

Penampilan pasukan TNI dalam parade Hari Republik India ke-76 di Kartavya Path, New Delhi semakin memukau dengan seragam yang dirancang khusus oleh desainer Wong Hang Tailor.