Serunya Berburu Sunrise di Puncak B-29, Lumajang

Oleh : Chodijah Febriyani | Sabtu, 29 April 2017 - 07:00 WIB

Suasana Saat Sunrise di Puncak B-29, Terdapat 3 Gunung, yakni Gunung Lemongan, Gunung Argopuro dan Gunung Raung (Chodijah Febriyani/INDUSTRY.co.id)
Suasana Saat Sunrise di Puncak B-29, Terdapat 3 Gunung, yakni Gunung Lemongan, Gunung Argopuro dan Gunung Raung (Chodijah Febriyani/INDUSTRY.co.id)

INDUSTRY.co.id, Lumajang - Bertempat di Desa Agrosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Di situ terdapat masyarakat khas Suku Tengger yang mendiangi kawasan tersebut. Untuk sampai di Desa ini, jarak waktu yang ditempuh sekitar 90 menit dari pusat kota. Tetapi, hati-hati walaupun jalannya sudah beraspal, jika Anda sampai di sana sudah sore kabutpun akan turun dari bukit-bukit dan jarak pandangpun akan sedikit berkurang.

Selama diperjalan, Saya bersama dengan rekan-rekan jurnalis dari Jakarta disuguhi dengan pemandangan dengan hamparan yang serba hijau. Walaupun di dalam mobilpun, hawa dingin dan sejuk sampai masuk ke dalam. Sesampai di Desa Argosari, Kami semua bermalam di salah satu rumah penduduk Suku Tengger. Mereka semua sangat ramah, dan kami semua disuguhi dengan minuman hangat. Ada satu hal yang membuat membuat saya tertarik, karena mereka mempunyai penghangat tubuh yang mereka buat sendiri.

Kami pun istirahat di kamar masing-masing. Pukul 04.00 WIB kami bangun dan siap-siap untuk berburu sunrise di Puncak B-29. Kenapa disebut Puncak B-29? Ini ada cerita sendirinya, lho! Akses menuju puncak B-29 semakin mudah dan terkoordinasi, berkat Kopdarwis Desa Argosari telah membentuk suatu paguyuban ojek yang berpusat di Rest Area I Puncak B-29. Gunanya, untuk membawa wisatawan ke Puncak B-29, dan dengana adanya ojek ini, memang sangat membantu Kami untuk mencapai Puncak B-29.

Hanya dengan Rp 60.000 saja, para wisatawan bisa langsung naik ke puncak B-29. Tetapi, ada juga ojek liar yang kerap mengejar wisatawan sedari awal masuk kawasan Argosari. Mereka biasanya mematok harga yang cukup berlebihan dibandingkan ojek yang dikelola oleh Kopdarwis Desa Argosari.

Bersama dengan Mas Supriyadi yakni ojek saya yang tumpangi. Saya bersama dengan rekan-rekan jurnalis Saya yang menaiki ojek juga berkendara dikegelapan, karena memang masih pukul 04.00 WIB. Dengan sarung yang Ia kenakan, dan tidak menggunakan jaket atau sarung untuk mengurangi rasa dingin. Saya bertanya kepadanya, apa tidak dingin? Ia hanya menjawab, "Dingin Mbak, cuma sudah terbiasa saja," ucapnya.

Saya, yang berpakaian lengkap saja masih terasa dingin loh! Sesekali Ia bilang kepada Saya untuk berpegangan erat, karena medan yang kami tempuh cukup berkelok-kelok dan pada saat itu memang masih gelap. Sesampai di area puncak B-29, Kami harus naik lagi ke atas yakni ke Puncak B-29. Mengapa dinamakan PuncakB-29?

Menurut Ketua Kopdarwis Desa Argosari, Budiyanto, Ia menceritakan segala hal mengapa dinamakan Puncak B-29. Bahwa ternyata, Puncak B-29 masih kawasan Gunung Bromo. Ia mengatakan dahulu tinggal sepasang suami istri yakni Roro Anteng dan Joko Seger, lalu Ia dikaruniai 25 orang anak, dan salah satu anak itu ditugaskan untuk menjaga atau mendiami Songolikur yang dalam arti bahasa Indonesia artinya 29.

Hal ini diambil dari 25 unsur sifat manusia dan ditambah empat tujuan hidup manusia, yakni menuntut ilmu pengetahuan, untuk mencari pekerjaan atau kesejahteraan dan berkeluarga, setelah itu tahap selanjutnya itu Biksuka (sudah menjauh ikatan duniawi atau orang dulu bertapa) dan yang terakhir Moksa yakni berkaitan dengan kematian.

Namun, sejak tahun 2013, Puncak B-29 ini sudah mulai populer, dan sejak itu hingga sekarang sudah diukur oleh ketinggannya dan memang benar 2.900 Mdpl.

Untuk mencapai puncak B-29, hanya sekitar 10 menit saja. Sesampai di sana, udaranya sangat dingin, dan ini merupakan pengalaman pertama Saya mendaki.

Dari atas puncak B-29, Kami sampai sekitar pukul 05.00, dan selama di atas puncak Kami bisa melihat cahaya bulan yang masih menampakkan dirinya di atas Gunung Bromo. Selain pemandangan Gunung Bromo, di sana terlihat juga sederetan Gunung Lemongan, Gunung Argopuro, Gunung Raung dan tentu saja Gunung Semeru.

Hawanya sangat dingin, sudah pakai dua lapis jaketpun dan sarung tangan masih tembus juga, tetapi tidak apa. Karena Kami semua disuguhkan dengan pemandangan sunrise yang indah, dengan warnanya yang oranye sedang mengintip di celah-celah Gunung.

Ini merupakan pengalaman pertama Saya, dan ini pengalaman yang membuat Saya takjub akan ciptaanNya. Di atas puncak, Saya bisa merasakan hawa dingin dan sembari merasakan hawa hangat dari matahari, dan pastinya tidak lupa untuk mengabadikan moment ini, dengan berselfie ria.

Jika Anda ingin berkunjung ke Puncak B-29 ini, adapun bulan-bulan tertentu yang bagus untuk pergi ke sana, yakni pada bulan Mei hingga September karena cuaca relatif normal.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

IN2MF Paris 2024 menampilkan desainer-desainer kenamaan Indonesia

Kamis, 12 September 2024 - 22:51 WIB

Modest Fashion Indonesia Kembali Menembus Pasar Global di IN2MF Paris 2024

IN2MF Paris 2024 yang kembali digelar di Paris, Prancis menampilkan desainer-desainer kenamaan Indonesia

Tekko Signature Panglima Polim resmi dibuka sejak Agustus 2024 dengan konsep baru.

Kamis, 12 September 2024 - 22:33 WIB

Tekko Signature Panglima Polim Kenalkan Konsep Baru dan Menu Eksklusif

Tekko Signature Panglima Polim menjadi gerai pertama yang mengusung konsep baru, melengkapi dua kategori layanan sebelumnya, yaitu Tekko dan Tekko Premium.

Pelayanan di kantor Bank DKI

Kamis, 12 September 2024 - 21:56 WIB

Nasabah Ikut Bangga! Bank DKI Raih Penghargaan The Best Contact Center Indonesia 2024

Jakarta – Bank DKI berhasil meraih 2 (dua) penghargaan sekaligus sebagai The Best Reporting Team – Gold, dan The Best Agent Inbound – Gold, dalam ajang The Best Contact Center Indonesia…

Penyerahan sertifikasi Lab Operational Licence (LOL) dari Kemenkes pada acara peresmian Pabrik Sel Punca Daewoong

Kamis, 12 September 2024 - 21:36 WIB

Daewoong Resmikan Pabrik Sel Punca, Dukung Pengembangan Industri Farmasi dan Biofarmasi di Indonesia

Daewoong Biologics Indonesia (DBI), anak perusahaan lokal Daewoong Pharmaceutical, mengumumkan bahwa pabrik sel punca yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang telah menerima sertifikasi…

Bincang-Bincang Literasi bersama Duta Baca Indonesia, yang digelar di Kota Palangka Raya, Kamis (13/9/2024).

Kamis, 12 September 2024 - 21:36 WIB

Literasi Sebagai Kunci Pembangunan Karakter Generasi Emas 2045

Kekayaan budaya Indonesia akan tetap lestari jika masyarakatnya memiliki pengetahuan literasi yang baik.