Sinarmas Land, Bergerak Membangun Melintas Batas
Oleh : Dhiyan W Wibowo | Selasa, 04 April 2017 - 12:56 WIB
Michael Widjaja, CEO Group Sinarmas Land (Forbes)
INDUSTRY.co.id - Sejumlah proyek-proyek prestisius memang telah membawa nama Sinarmas Land menjadi sebuah garansi sebagai pengembang, yang mampu memberi peningkatan nilai atas properti yang mereka bangun. Sinarmas Land secara domestik membawahi sejumlah nama besar yang juga bergerak di properti. Pertama tentu harus disebut nama PT Bumi Serpong Damai Tbk yang bergerak di sektor residensial. Lewat tentakel usahanya ini, sejumlah proyek-proyek bervaluasi tinggi masuk menjadi portofolio perseroan.
Lewat PT Bumi Serpong Damai Tbk, pada tahun lalu perseroan terus menambah cadangan lahan untuk mendukung proyek-proyek perusahaan di masa depan. Hingga kuartal ketiga tahun lalu, perusahaan berkode BSDE di lantai bursa domestik ini menyiapkan dana untuk pembelian tanah hingga Rp1,26triliun. Peningkatan cadangan lahan terutama disiapkan untuk proyek andalannya, BSD City. Disampaikan Direktur BSDE Hermawan Wijaya beberapa waktu lalu, total cadangan lahan BSDE mencapai sekira 4.092 hektare yang tersebar di sejumlah kawasan di dalam negeri.
BSD City adalah salah satu proyek andalan BSDE dengan area pengembangan terluas, mencapai 5.950 hektare. Masih menurut Hermawan, penambahan lahan dinilai sebagai langkah yang penting buat perusahaan mengingat tingginya permintaan akan produk perseroan.
Di BSD City perseroan juga menggaet PT Kresna Graha Investama Tbk, perusahaan jasa keuangan dan teknologi digital, untuk mengembangkan platform digital yang terintegrasi dan menjadikan BSD City sebagai kota mandiri bertitel Integrated Smart Digital City. Pengembangan aplikasi tersebut akan dirancang khusus agar dapat digunakan untuk menunjang aktivitas keseharian penghuni BSD City dan berlaku di seluruh kawasan.
Bicara soal kinerja, Analis Maybank Kim Eng Securities Aurellia Setiabudi dalam hasil risetnya awal Februari lalu menyebutkan perseroan berpotensi mengalami peningkatan laba pada tahun 2017 ini, menyusul kondisi makro ekonomi yang lebih baik, diikuti peningkatan permintaan properti pascaprogram tax amnasty, plus penjualan lahan kepada Mitsubishi.
Bumi Serpong Damai (BSD) diproyeksikan membukukan kenaikan pendapatan menjadi Rp 7,65 triliun tahun ini, dibandingkan dengan perkiraan tahun lalu Rp 5,92 triliun dan perolehan 2015 mencapai Rp 6,21 triliun. Laba bersih pun diproyeksikan naik menjadi Rp 3,91 triliun, bandingkan dengan perkiraan perolehan tahun 2016 sebesar Rp 1,78 triliun dan realisasi tahun 2015 mencapai Rp 2,13 triliun.
Belum lama ini Sinarmas lewat BSDE juga memperkuat posisinya sebagai pengembang kawasan terdepan dengan membangun Indonesia Convention Exhibition (ICE) yang merupakan gedung pameran dan pertemuan terbesar di Indonesia saat ini. BSDE menjalin kerja sama dengan Kompas Gramedia group dengan porsi saham 49%.
Kerja sama juga dijalin dengan AEON Japan, untuk membangun pusat ritel AEON Mal di kawasan BSD City, dengan porsi saham BSDE sebesar 33%.
Lewat BSDE, Sinarmas Land juga menguasai sektor ritel lewat PT Duta Pertiwi Tbk, yang membangun pusat-pusat perniagaan, yang sebagian besar di bawah nama ITC dan telah mendapatkan hak paten. Pada awalnya, mayoritas proyek anak usaha yang berlabel DUTI Di lantai Bursa Efek Indonesia ini terletak di Jabotabek. Kini, DUTI juga membangun di kota-kota besar lain seperti Surabaya.Portofolio utama DUTI meliputi superblock dan komersial, perumahan, kantor, serta hotel. Di antara portofolio DUTI adalah ITC Mangga Dua, ITC Fatmawati dan Roxy Mas. Saat ini, DUTI merupakan kontributor utama bagi pendapatan BSDE.
BSDE, bergerak membangun kawasan hunian di luar Jawa lewat PT Sinar Mas Wisesa. Nama anak usaha yang satu ini tercatat memiliki beberapa proyek hunian di Balikpapan, Kalimantan Timur. Masuknya Sinarmas Land ke Balikpapan dilakukan berdasarkan pertimbangan posisi Balikpapan sebagai kota utama daerah pertambangan batubara dan migas, yang membuat kota ini dipadati pekerja-pekerja asing serta pekerja berpendapatan tinggi.
Sementara itu bisnis manajemen gedung ditangani oleh PT Sinar Mas Teladan yang saat iin mengelola tiga gedung perkantoran yakni Sinar Mas Land Jakarta, Wisma BII Surabaya, dan Wisma BII Medan.
Sinarmas Land juga punya karya di sektor kawasan industri dengan nama Kota Delta Mas. Portofolio yang satu ini merupakan sebuah kawasan kota mandiri berbasis industri, termasuk di dalamnya Greenland International Industrial Center (GIIC). Sinarmas Land hadir di Delta Mas (PT Puradelta Lestari Tbk) lewat kepemilikan saham AFP International Capital Pte. Ltd, (kini Sinar Mas Land Limited) dengan saham sebesar 55,87%. Pemegang saham mayoritas lainnya dimiliki Sojitz Corporation sebesar 22,50% dan Fame Bridge Investments Ltd sebesar 8,00%. Di kawasan ini, Sinarmas Land akan memperkuat kawasan industrinya, khususnya di Greenland International Industrial Center (GIIC). Dan tahun ini rencananya perseroan akan mengembangkan bisnis pergudangan dengan sistem build to suit atau membangun properti sesuai pesanan tenant. Lewat cara tersebut, manajemen berharap, meningkatkan pendapatan sewa. Selain itu perseroan juga berencana membangun pusat belanja AEON Mall di Delta Mas pada tahun ini.
Pada November 2016 lalu, diberitakan induk usaha Sinarmas Land di Singapura, Sinar Mas Land Limited menambah kepemilikan atas perseroan berkode DMAS. Disebutkan SML mengakuisisi 1,1 miliar saham DMAS dengan harga Rp 260 per saham, dengan total nilai akuisisi sebesar Rp 286 miliar. "Harga pembelian saham ini premium, 7,4% di atas harga penutupan DMAS pada 22 November 2016," kata Direktur Sinarmas Land Limited, Robin Ng Cheng Jiet dalam laporan keterbukaan pada Bursa Efek Singapura.
Tak hanya Kota Delta Mas, Sinarmas Land juga membangun kawasan industri lainnya di Karawang dengan menggaet ITOCHU. Dengan kepemilikan saham masing-masing 50%, dibangun Karawang International Industrial City (KIIC) yang terletak di atas lahan seluas 1.400 hektare di Karawang Barat. Di KIIC kini telah masuk sekitar 130 perusahaan tenant, di antaranya Toyota, Yamaha, Panasonic, Sharp, Kao Corporation dan Astra Daihatsu. Sebesar 80% dari tentant memang merupakan perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Jepang.
Bicara soal proyek terbaru Sinarmas Land, saat ini perusahaan bersiap merilis proyek mixed use di Tanjung Barat seluas 5,4 hektare yang terdiri dari apartemen dan ritel dengan investasi sekitar Rp 2 triliun. Kabarnya harga apartemen yang dipatok mulai dari Rp 30 juta per meter persegi. Sementara untuk ritel, akan dikerjakan bersama investor besar asal Jepang.
Sinarmas juga akan merilis Apartemen Aerium di Taman Permata Buana, Jakarta Barat. Proyek Aerium terdiri atas dua menara apartemen dengan harga perdana Rp 30 juta per m2. Proyek ini akan dilengkapi ruang ritel penunjang. Pengembangan proyek ini ditaksir akan menelan investasi sekitar Rp 2,6 triliun.
Kemudian, perusahaan juga akan meluncurkan proyek mixed use di Nuvasa Bay Batam yang terdiri dari apartemen, ritel, dan rumah tapak. Harga landed residential akan dilego sekitar Rp 1 miliar hingga Rp 15 miliar per unit. Sedangkan apartemen rencananya akan dijual dengan harga sekitar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar. CEO Strategic Development and Services Sinar Mas Land Group, Ishak Chandra, sempat menyatakan optimismenya bahwa proyek yang akan dilansir perusahaan bakal diserap oleh publik. “Kita optimistis pasar akan semakin membaik," ujarnya dalam satu kesempatan.
Begitu banyak proyek yang dikembangkan Sinarmas Land, bolehlah jika kita menengok jejak perseroan yang tercatat di Top 100 lantai bursa efek Singapura ini. Pertama-tama mungkin kita bisa menengok proyek perseroan di Tiongkok, di mana Sinarmas Land membangun dua proyek apartemen di Chengdu dan Shenyang.
Di kota Shenyang, yang merupakan kawasan zona Pengembangan Ekonomi dan Teknologi, Sinarmas Land mengembangkan kawasan mixed use dengan 2.450 unit apartemen di 23 blok, termasuk sebuah hotel dan 83 unit bangunan ritel. Sementara di Chengdu, proyek perseroan bernama "Li Shui Jin Du" berlokasi Xindu, sekitar 30 kilometer sebelah utara kota Chengdu di provinsi Sichuan. Di kawasan ini perseroan membangun menara kondominium terdiri atas 1.205 unit apartemen di sembilan blok, dikombinasikan dengan satu blok kawasan ritel seluas 3.301m2.
Masih di kawasan Asia Tenggara, jejak Sinarmas Land ada di Johor, Malaysia. Di kawasan antara Senai dan Skudai, sekitar 3 menit dari Bandara Internasional Senai, Sinarmas Land membangun Le Grandeur Palm Resort di atas lahan seluas 303 hektare (ha), yang menyediakan 330 unit kamar mewah dan dilengkapi lapangan golf 54 hole.
Sementara di Singapura, Sinarmas Land telah membangun Orchard Towers di Orchard Road, yang merupakan bangunan menara perkantoran dan ritel yang dikelola secara strata title. Dan di Eropa, Sinarmas Land berekspansi dengan mengakuisisi Alphabeta Building di Finsbury Square, London Inggris pada tahun 2015 lalu, dengan nilai akuisisi £280 juta. Kiprahnya di London melengkapi langkah Sinarmas sebelumnya yang telah mengakuisisi New Brook Buildings pada Mei 2013 dan Warwick House pada September 2014 lalu.
Komentar Berita