Saat ini Pelaku Industri Makanan Butuh Bantuan Pasokan Bahan Baku untuk Terus Beroperasi di Tengah Badai Covid-19
Oleh : Candra Mata | Selasa, 14 April 2020 - 09:25 WIB
Ilustrasi Industri Makanan (ist)
INDUSTRY co.id - Jakarta, Dampak pandemi Covid-19 membawa pengaruh yang sangat besar bagi para pelaku industri di Indonesia.
Saat ini industri kecil dan menengah (IKM) sektor makanan sedang membutuhkan dukungan pasokan bahan baku untuk dapat terus beroperasi.
Menurut data kemenperin, pasokan bahan baku IKM makanan sulit didapat dan harganya saat ini terbilang meningkat.
Beberapa harga bahan baku yang melonjak tersebut, di antaranya adalah harga kedelai dari Rp6.700 menjadi Rp 8.500.
Adapun kedelai saat ini masih mudah ditemui di Pulau Jawa, namun di luar Pulau Jawa, seperti Sulawesi, kedelai mulai sulit dicari.
Kemudian gula pasir, harganya naik dari Rp12.500 per kilogram (kg) menjadi Rp18.000 per kg, bahkan ada yang mencapai Rp21.000 per kg di Kota Palu.
Selain itu terjadi juga pembatasan pembelian gula pasir yang maksimal sebanyak 3 kg.
Jika ingin membeli kemasan bulk besar, harus di distributor dan dalam jumlah yang besar sekali.
Meroketnya harga juga terjadi pada bahan baku gula rafinasi, dari Rp9.000 menjadi Rp11.000, kemudian harga buah-buahan yang meningkat sekitar 20 persen, dan bahan baku susu segar naik dari Rp6.500 per liter menjadi sampai Rp8.500 per liter.
Selain itu, harga jahe merah turut naik hingga melebihi 100 persen ,yakni dari Rp35.000 per kg menjadi Rp70.000 per kg, bahkan mencapai Rp130.000 per kg di Kota Palu.
Untuk harga bawang putih juga tak luput dari kenaikan harga, yakni dari Rp35.000 per kg menjadi Rp55.000 per kg.
Naik dan langkanya pasokan membuat industri makanan juga mengalami penurunan omzet hingga 50 persen, bahkan terdapat industri kecil menengah yang penjualannya menurun hingga 90 persen.
Pada akhirnya, pelaku usaha terpaksa menjual secara obral stok yang ada agar tidak menumpuk di gudang dan supaya mendapat pemasukan.
Sementara itu masih menurut data Kemenperin, untuk pasar ekspor juga turut mengalami hambatan, karena akibat dari berlakunya masa karantina.
Menurut Kemenperin, para pelaku makanan tersebut memang mengharapkan sejumlah bantuan dari pemerintah, di antaranya berupa bantuan modal usaha, penundaan pembayaran kredit perbankan.
Selain itu mereka meminta stabilisasi harga bahan baku agar kembali seperti semula, dan adanya intervensi pemerintah pusat untuk menjamin ketersediaan bahan baku hingga ke daerah, terutama gula pasir.
"Selanjutnya mereka juga meminta bantuan dari pemerintah baik hibah maupun pinjaman, penundaan pembayaran iuran PDAM dan PLN, keringanan pembayaran BPJS karena karyawan dirumahkan, penundaan pembayaran pajak, hingga subsidi biaya pengiriman untuk penjualan online, terutama untuk Indonesia Bagian Timur yang mengalami kendala pada mahalnya biaya kirim," ungkap Gati Dirjen IKM Kemperin melalui keterangan tertulis yang diterima ke [email protected] Selasa (14/4).
Menurut Gati, pihaknya akan terus berupaya membantu para IKM terdampak Covid-19 seraya tetap meminta pelaku industri menjalankan penjualan secara daring agar tetap mendapatkan pemasukan bagi perusahaan.
Selain itu, Gati terus berharap agar akses pengiriman barang tetap dapat berjalan meskipun sedang diberlakukan karantina wilayah.
Komentar Berita