Ekonomi Jaringan Pengaman Sosial

Oleh : Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, MM | Senin, 13 April 2020 - 16:28 WIB

Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, MM. Peneliti di President University
Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, MM. Peneliti di President University

INDUSTRY.co.id - Adrew Beattie mengatakan di Majalah Investopedia, ada 4 jenis kegiatan ekonomi yaitu ekonomi kelangkaan, penawaran dan permintaan, biaya dan manfaat dan ekonomi insentif (https://www.investopedia.com/articles/economics/11/).

Sumber Ekonomi

Setiap orang memiliki pemahaman tentang kelangkaan apakah mereka menyadarinya atau tidak karena setiap orang telah mengalami efek kelangkaan. 

Kelangkaan menjelaskan terkait masalah ekonomi dasar bahwa dunia memiliki sumber daya yang terbatas - atau langka - untuk memenuhi keinginan yang tampaknya tidak terbatas. 

Kenyataan ini memaksa orang untuk membuat keputusan tentang bagaimana mengalokasikan sumber daya dengan cara yang seefisien mungkin sehingga sebanyak mungkin kebutuhan terpenuhi. 

Misalnya, ketika wabah korona muncul, marker dan hand sanitizer menjadi langka dan sangat dibutuhkan oleh jutaan orang, namun bahan baku, mesin dan tenaga kerja terbatas, apakah kita akan berproduksi 2 produk tersebut? 

Kalau iya, berapa banyak yang harus diproduksi dan berapa biaya? 

Dari kelangkaan, akan muncul kegiatan ekonomi. 

Ekonomi yang kedua adalah permintaan dan penawaran. Sistem pasar didorong oleh penawaran dan permintaan. 

Mengambil contoh masker, jika banyak orang ingin membeli masker, permintaan akan masker dianggap tinggi. 

Akibatnya, kita dapat mengenakan biaya lebih banyak untuk masker dan menghasilkan lebih banyak uang dengan menggunakan kain untuk membuat masker daripada menggunakan kain untuk membuat celana.

Hipotetis ini dapat mengarah pada situasi di mana lebih banyak orang mulai membuat masker dan, setelah beberapa siklus produksi, ada begitu banyak masker di pasar - persediaan masker meningkat - sehingga harga masker turun.

Konsep biaya dan manfaat terkait dengan harapan rasional dan pilihan rasional konsumen. 

Dalam setiap situasi, orang mencoba untuk memaksimalkan manfaatnya sambil meminimalkan biaya mereka.

Jika permintaan masker tinggi, pabrik akan mempekerjakan lebih banyak karyawan untuk membuat lebih banyak masker, tetapi hanya jika harga masker dan jumlah masker yang mereka jual membenarkan biaya tambahan dari gaji mereka dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menyeduh lebih banyak masker. 

Demikian pula, konsumen akan membeli masker terbaik yang mampu mereka beli, tetapi tidak, mungkin, masker dengan rasa terbaik di toko.

Konsep biaya dan manfaat terkait dengan berapa banyak keuntungan yang akan kita peroleh untuk menjalankan sebuah usaha, Ketika manfaat lebih besar dari biaya, biasanya orang akan menjalankan usaha itu. 

Ketika usaha masker dan Alat Pelindung Diri (APD) lebih tinggi maanfaatnya pada saat wabah korona, orang akan meninggalkan usaha jahitan untuk beralih ke usaha masker dan APD. 

Meski demikian, banyak juga orang yang tidak rasional dengan tetap menjalankan bisnis lamanya meski manfaat semakin berkurang bahkan lebih rendah dari biayanya karena kesukaan dan aspek emosional lainnya. 

Dalam contoh tempat pembuatan masker, pemilik ingin meningkatkan produksi sehingga ia memutuskan untuk menawarkan insentif - bonus - untuk shift yang menghasilkan masker terbanyak dalam sehari. 

Ketika insentif diselaraskan dengan tujuan organisasi, manfaatnya bisa luar biasa. 

Praktik-praktik ini termasuk pembagian keuntungan, bonus kinerja, dan kepemilikan saham karyawan. 

Namun, insentif ini bisa serba salah jika kriteria untuk menentukan apakah insentif telah dipenuhi, tidak selaras dengan tujuan semula. 

Sistem profit sharing dan sistem kepemilikan adalah kegiatan ekonomi bagi karyawan untuk meningkatkan produksi dan keuntungan perusahaan.

Insentif pajak dan subsidi harga bahan baku adalah contoh bagaimana insentif diharapkan bisa membuat ekonomi bergerak. 

Ekonomi Pandemi

Dalam situasi wabah virus korona, banyak usaha yang mundur bahkan ada yang bangkrut, namun disisi lain, muncul ekonomi pandemi, yang tumbuh subur dikala wabah virus korona.

Sebut saja usaha masker, APD, hand sanitizer, aplikasi online meeting, kursus online dan tidak ketinggalan penjual jamu. 

Lalu bagaimana dengan program jaring pengaman sosial? 

Apakah itu juga bisa disebut ekonomi? Dari sisi programnya, jaring pengaman sosial adalah aktivitas sosial.  

Bagi pemerintah, perusahaan atau masyarakat yang melakukannya, itu adalah kegiatan sosial. Namun proses, output dan atau outcomenya merupakan kegiatan ekonomi. 

Dalam situasi pandemi ini, Program Keluarga Harapan (PKH) yang biasanya diberikan setiap tiga bulan sekali akan diberikan menjadi sebulan sekali. 

Selain itu, nilai manfaat yang diterima masyarakat juga akan dinaikkan 25 persen, dengan jumlah penerima menjadi 10 juta, yang bisa digunakan untuk kesehatan meliputi pemeriksaan kandungan bagi ibu hamil, pemberian asupan gizi dan imunisasi serta timbang badan anak balita dan anak prasekolah. 

Sedangkan kewajiban di bidang pendidikan adalah mendaftarkan dan memastikan kehadiran anggota keluarga PKH ke satuan pendidikan sesuai jenjang sekolah dasar dan menengah. 

Untuk komponen kesejahteraan sosial yaitu penyandang disabilitas dan lanjut usia mulai 60 tahun (https://pkh.kemsos.go.id/?pg=tentangpkh-1). 

Dengan bantuan ini, mereka dapat mengambil keputusan terkait dengan kesehatan, pendidikan dan kebutuhan pokok lainnya. 

Itu berarti dana PKH bisa menyebabkan kegiatan ekonomi berupa pertukaran barang dan jasa.

Program kedua adalah Padat Karya Tunai (PKT). Dengan pelaksanaan PKT yang banyak dilangsungkan di wilayah pedesaan yang diperluas, program ini bisa menyerap tenaga kerja dan modal masyarakat. 

Tak hanya melalui skema dana desa, tetapi juga melalui alokasi anggaran yang dimiliki sejumlah kementerian. 

Dengan adanya program ini, ada kegiatan yang mempekerjakan warga masyarakat, warga bisa memiliki pendapatan dan akhirnya bisa berkegiatan produksi dan konsumsi dari uang yang diterimanya. 

Program Kartu Sembako, juga bisa menjadi kegiatan ekonomi. Penerima berjumlah 20 juta, dengan nilai manfaat Rp 200.000. 

Selama 9 bulan, program ini diterima masyarakat, dengan program ini ada keputusan ekonomi untuk membeli sembako, yang pada gilirannya menarik sektor pangan bergerak. 

Kartu Prakerja, meski banyak digunakan untuk pelatihan, namun membuat sektor jasa menjadi bergerak. 

Dengan adanya kartu ini, warga masyarakat berani mengambil keputusan investasi SDM dengan mengikuti peningkatan kompetensi. 

Dengan adanya kartu prakerja ini, masyarakat yang terkena kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK), pekerja informal dan pelaku UMKM yang terdampak Covid-19. 

Dengan penerima sebanyak 5,6 juta dan anggaran Rp 20 triliun, sangat bisa mengerakkan perekonomian (https://nasional.kompas.com/read/2020/04/08/11471681/7-jurus-sakti-pemerintah-untuk-jaring-pengaman-sosial-atasi-dampak-covid-19). 

Subsidi listrik, yang diberikan kepada kelompok 450 dan 900 watt, akan menghemat dana masyarakat untuk listrik, namun penghematan tersebut bisa dialihkan dan dibelanjakan untuk kebutuhan lainnya, khususnya sembako. 

Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Bansos khusus wilayah Jabodetabek juga akan berdampak pada kegiatan perekonomian. 

Dari paparan tersebut tampak bahwa jika program ini terealisasi dan tepat sasaran, bisa menjadi kegiatan ekonomi kelima, selain yang diungkap oleh Andrew Beattie diatas. 

Dengan adanya kegiatan ekonomi kelima ini, program jaring pengaman sosial bisa menjadi program jaring pengaman ekonomi dan politik. 

Selain itu, program ini bisa mengatasi dormansi ekonomi dikala wabah virus korona belum usai.

Penulis: Prof Sony Heru Priyanto, Peneliti President Research Center, President University

Komentar Berita

Industri Hari Ini

HUAWEI FreeBuds SE 3

Senin, 20 Januari 2025 - 23:53 WIB

HUAWEI FreeBuds SE 3: TWS Stylish dengan Audio Berkualitas

HUAWEI FreeBuds SE 3 dirancang khusus untuk segmen entry-level yang menginginkan pengalaman audio berkualitas tinggi dengan harga terjangkau.

Dari kanan: Sabdo Yusmintiarto (Ketua Umum IRWATA), Baby Kristami (Wakil Ketua IRWATA Bidang Kemitraan yang juga CEO one Gold), dan Hendra Suryakusuma (Wakil Ketua IRWATA Bidang Legal dan Reguliasi yang juga Ketua Umum Data Center Provider Organisation).

Senin, 20 Januari 2025 - 18:36 WIB

Indonesia Siap Jadi Pusat Inovasi Blockchain Melalui IRWATA Summit 2025

IRWATA Summit 2025, digelar IRWATA untuk sebagai platform global bagi para inovator, pelaku bisnis dan investor di sektor blockchain dan tokenisasi aset nyata.

Ekspor Kopi Perdana

Senin, 20 Januari 2025 - 16:27 WIB

OJK Resmikan Ekspor Kopi Perdana di Sumatera Selatan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Sekretariat Bersama (Sekber) Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Sumatera Selatan terus mendorong pengembangan perekonomian daerah dengan peresmian…

Agustinus R. Kambuaya:

Senin, 20 Januari 2025 - 16:11 WIB

Anggota DPD Asal Papua, A. Kambuaya, Tegaskan: Hilirisasi Tambang Harus Beri Manfaat Nyata bagi Papua, Bukan Hanya Kerusakan

Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Komite II DPD RI dengan Tim Ahli Penyusun Naskah Akademik RUU Mineral dan Batu Bara, Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Provinsi Papua Barat Daya, Agustinus R.…

Peresmian Perdagangan Karbon Luar Negeri

Senin, 20 Januari 2025 - 16:03 WIB

KLH/BPLH, OJK dan BEI Resmikan Perdagangan Internasional Perdana Unit Karbon Indonesia melalui IDXCarbon

Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KLH/BPLH), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan Perdagangan Internasional…