Telan Dana APBN Sebesar Rp 101,4 Miliar, Apa Saja Yang Dibangun di DI Bendungan Rajui?

Oleh : Hariyanto | Senin, 24 Februari 2020 - 21:24 WIB

DI Bendungan Rajui
DI Bendungan Rajui

INDUSTRY.co.id - Aceh - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Banda Aceh, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) telah menyelesaikan pembangunan Daerah Irigasi (DI) Rajui yang berada di dalam sistem Bendungan Rajui, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.

Bendungan Rajui mempunyai kapasitas tampung sebesar 2,67 juta meter kubik (m3) untuk mengairi areal persawahan produktif di downstream bendungan yakni wilayah Seumayam Tanjung seluas 1.000 hektare (ha).

Areal persawahan tersebut merupakan hasil pembukaan lahan pada tahun 1995 yang sebagian besarnya ditanami padi dan palawija seperti kacang-kacangan dan jagung. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR telah membangun banyak bendungan di berbagai daerah dan selanjutnya akan diikuti dengan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian.

“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata dimana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” jelas Menteri Basuki melalui keterangan  resmi yang diterima INDUSTRY.co.id, Senin (24/2/2020).

Bendungan Rajui telah selesai dibangun pada 2016, lalu dilanjutkan dengan pembangunan jaringan irigasi dan bendung pengarah pada 2017-2019 agar memberikan manfaat yang nyata bagi petani. DI Rajui dibangun dengan dana APBN sebesar Rp 101,4 miliar yang dikerjakan oleh kontraktor PT.Andesmont Sakti.

Kepala BWS Sumatera I Djaya Sukarno mengatakan, pembangunan DI Rajui meliputi pekerjaan konstruksi bendung pengarah sebanyak 1 unit dengan kapasitas debit pengambilan sebesar 2 m3/detik atau 2.000 liter/detik.

Sementara untuk pekerjaan jaringan irigasinya terdiri dari pembangunan saluran induk, sekunder dan suplesi sepanjang 15 km, bangunan irigasi 59 unit, dan jalan inspeksi.

Dengan dibangunnya jaringan irigasi tersebut, diharapkan dapat membantu petani untuk meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun.

"Harapannya pada tahun 2020 ini sudah dapat memberikan kontribusi peningkatan periode tanam para petani dari satu kali menjadi dua hingga tiga kali tanam dalam setahun," ujar Djaya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Minggu, 05 Januari 2025 - 18:15 WIB

Asaki: Perpanjangan HGBT Sangat Vital untuk Industri Keramik Nasional

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) berharap pemerintah segera memperpanjang kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk industri keramik nasional di bulan Januari 2025.

Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Minggu, 05 Januari 2025 - 17:05 WIB

Gawat! Industri Keramik Teriak Daya Saing Anjlok Gara-gara Ulah PGN Tetapkan Harga Gas Regasifikasi Mahal

Ditengah menurunnya daya saing dan tingkat utilisasi produksi akibat pembatasan kuota pemanfaatan gas dan disertai mahalnya surcharge gas, industri keramik kembali dikejutkan oleh aturan baru…

UMKM yang mengikuti BRILian

Minggu, 05 Januari 2025 - 12:20 WIB

Kisah Sukses Rumah BUMN Binaan BRI di Kotamobagu: Wadah UMKM Semakin Berdaya dan Bertumbuh

Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Untuk itu, UMKM pun perlu terus didorong agar naik kelas hingga go global…

Agus Winardono, Ketua Dewan Pengawas Dapen BRI

Sabtu, 04 Januari 2025 - 14:52 WIB

Pengelolaan Risiko Dana Pensiun BRI Diakui dengan Sertifikasi ISO 31000:2018

Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia (Dapen BRI) berhasil mendapatkan sertifikasi ISO 31000:2018 Risk Management – Guideline dari The British Standard Instituion (BSI) Indonesia pada tanggal…

Petugas menyuntikan vaksin ke Sapi

Sabtu, 04 Januari 2025 - 14:35 WIB

Kementan Kembali Himbau Daerah Tingkatkan Kewaspadaan Penularan Penyakit Hewan Akibat Cuaca Ekstrem

Kementerian Pertanian (Kementan) kembali menghimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS), termasuk Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).…