Industri Farmasi Masih Belum Rasakan Nikmatnya Insentif Fiskal

Oleh : Ridwan | Selasa, 02 Juli 2019 - 14:15 WIB

Direktur Utama PT Ferron Par Pharmaceuticals Krestijanto Pandji (Foto: Ridwan/Industry.co.id)
Direktur Utama PT Ferron Par Pharmaceuticals Krestijanto Pandji (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Cikarang - Pemerintah terus mendorong pertumbuhan industri farmasi nasional di kancah global, salah satunya melalui berbagai kemudahan dan insetif berupa pengurangan pajak maupun bea masuk.

Namun, berbagai fasilitas insentif yang disediakan oleh pemerintah masih belum dapat dirasakan oleh sejumlah industri, salah satunya PT. Ferron Par Pharmaeticals.

"Hingg saat ini, kami masih belum dapat merasakan berbagai macam insentif yang telah disediakan oleh pemerintah," kata Direktur Utama PT Ferron Par Pharmaceuticals Krestijanto Pandji seusai pelepasan ekspor perdana tablet diabetes ke Polandia di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Selasa (2/7).

Dijelaskan Krestijanto, untuk menghasilkan produk pihaknya secara aktif terus melakukan riset dan inovasi. "Kami selalu aktif melakukan riset untuk menghasilkan produk-produk terkini yang inovatif. Oleh karena itu, insentif menjadi sangat penting buat kami," jelasnya.

Menurut Krestijanto, minimnya sosialisasi terkait insentif pengurangan pajak ataupun bea masuk menjadi faktor utama.

"Justru kami baru tahu ini dari sambutan (Dirjen IKFT Kemenperin) tadi. Selama ini, kami memang masih belum merasakannya," ujar Krestijanto.

Ia berharap kedepan, pihaknya dapat merasakan insentif yang disediakan oleh pemerintah baik pengurangan pajak untuk pengembangan riset dan development ataupun bea masuk.

"Mudah-mudahan kedepan kita bisa dapat," ungkapnya.

Disisi lain, Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengungkapkan, pemerintah telah menyiapkan berbagai insentif fiskal yang dapat dimanfaatkan pelaku industri di Tanah Air.

"Fasilitas perpajakan itu antara lain tax holiday, tax allowance, serta super deductible tax," jelas Sigit.

Lebih lanjut, dalam waktu dekat, akan dikeluarkan insentif super tax deduction untuk perusahaan yang melakukan kegiatan vokasi dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM dan untuk industri yang melaksanakan kegiatan RD&D (research, development, and design).

"Insentif super deductible tax untuk vokasi 200 persen dan 300 persen untuk riset and development," paparnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan kebijakan pemberian insentif super deductible tax bisa diterbitkan paling lambat sebelum Juni 2019 berakhir.

Pengurangan pajak di atas 100 persen ini diberikan pemerintah kepada industri yang terlibat dalam program pendidikan vokasi dan melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) untuk menghasilkan inovasi.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi perempuan mahir teknologi

Senin, 10 Maret 2025 - 12:27 WIB

Dari Ketidakpastian Menjadi Pengaruh: Bagaimana Perempuan di Bidang Teknologi Merevolusi Masa Depan?

Seperti yang pernah disampaikan Michelle Obama, "Tidak ada batasan untuk apa yang dapat kita capai sebagai perempuan." Perempuan telah membuat kemajuan luar biasa selama abad terakhir dan meninggalkan…

Industri Tekstil

Senin, 10 Maret 2025 - 12:22 WIB

Miris! Sritex dan 60 Perusahaan TPT Tutup Akibat Regulasi Pro Impor

Kalangan pertekstilan nasional meminta pertanggung jawaban pemerintah atas terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan penutupan 60 perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT), termauk yang…

P&G Indonesia berupaya menciptakan akses setara terhadap pendidikan, perlindungan, dan kesempatan bagi perempuan dan anak-anak perempuan.

Senin, 10 Maret 2025 - 11:48 WIB

P&G Indonesia Perkuat Komitmen Ciptakan Lingkungan Setara dan Positif Gender Melalui Program We See Equal

Mmelalui program We See Equal (WSE), P&G Indonesia berupaya menciptakan akses setara terhadap pendidikan, perlindungan, dan kesempatan bagi perempuan dan anak-anak perempuan.

Executive Director KEK Kendal, Juliani Kusumaningrum

Senin, 10 Maret 2025 - 11:40 WIB

KEK Kendal Dorong Indonesia Jadi Pemain Utama Kendaraan Listrik dan Industri Renewable Energy di Kancah Global

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal semakin memperkuat posisinya sebagai pusat industri strategis di Indonesia dengan berkontribusi signifikan terhadap pengembangan ekosistem kendaraan listrik…

DRMA Siap Ambil Peluang Produksi Komponen Kendaraan Listrik

Senin, 10 Maret 2025 - 10:37 WIB

Catat Pertumbuhan Laba Inti Rp 593,1 Miliar di 2024, DRMA Siap Kembangkan Ekosistem EV

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), menunjukkan ketahanan yang baik dalam menghadapi tantangan industri otomotif nasional.