Perang Dagang AS dan Tiongkok, Berdampak Menguntungkan Bagi Indonesia
Oleh : Herry Barus | Kamis, 13 Juni 2019 - 08:30 WIB
Presiden Jokowi dan Presiden Donald Trump di KTT G20 (Foto Setpres)
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan kondusi global yang memanas akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok menjadi peluang tersendiri bagi Indonesia.
“Kalau saya melihat, ya itu tantangan, tapi itu opportunity, peluang gede kalau bisa mengambil, peluangnya kita sendiri,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam wawancara khusus dengan Tim LKBN Antara di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (12/6/2019)
Menurut Jokowi, meski menimbulkan gejolak perekonomian global, ia berpandangan bahwa perang dagang tersebut sebenarnya memunculkan peluang bagi Indonesia jika dapat dimanfaatkan dengan baik.
Presiden mencontohkan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemasok furniture, elektronik, dan tekstil/garmen yang selama ini lebih dari 50 persen pasokannya dikuasai oleh China.
“Perang dagang ini dampaknya gede banget, kalau kita enggak cepat ya enggak dapat itu,” kata Kepala Negara.
Dari sisi investasi, kata Presiden, Indonesia juga harus mempersiapkan diri dari faktor pengusahanya dalam rangka hilirisasi dan industrialisasi.
“Kita problemnya tidak pernah bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan. Ini kesempatan supaya neraca kita bisa jadi positif, enggak mudah tapi menurut saya ada peluang besar tidak perlu terlalu ditakuti tapi perlu waspada,” kata Jokowi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tiongkok bersumpah akan memberikan tanggapan keras jika Amerika Serikat (AS) bersikeras akan meningkatkan ketegangan perdagangan di tengah negosiasi yang sedang berlangsung, menyusul kebijakan Presiden Donald Trump pada Selasa (11/6/2019) yang membela penggunaan tarif sebagai bagian dari strategi perdagangannya.
Amerika Serikat memulai pertempuran tarif dengan Tiongkok pada 2018, meminta perubahan struktural yang luas dari Beijing. Tetapi ketegangan antara Washington dan Beijing meningkat tajam pada Mei setelah pemerintah Trump menuduh Tiongkok mengingkari janji untuk membuat perubahan ekonomi struktural selama berbulan-bulan pembicaraan perdagangan.
"Tarif adalah alat negosiasi yang hebat," cuit Trump, satu hari setelah mengatakan dia siap untuk memaksakan putaran lain dari tarif hukuman terhadap Tiongkok. (Ant)
Komentar Berita