Obligasi Dalam Negeri Dalam Zona Merah

Oleh : Wiyanto | Senin, 15 Oktober 2018 - 07:54 WIB

Obligasi Negara Ritel (ORI) (Foto Ist)
Obligasi Negara Ritel (ORI) (Foto Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Masih adanya sentimen negatif terutama dari imbas kenaikan imbal hasil obligasi AS membuat laju pasar obligasi dalam negeri kembali berada dalam zona merahnya. Pelaku pasar cenderung kembali melakukan aksi jualnya.

Analis Pasar Modal Reza Priyambada mengharapkan pelemahan dapat lebih terbatas sehingga mengurangi tekanan pada pergerakan pasar obligasi di dalam negeri.

"Tetap cermati dan waspadai terhadap sentimen yang dapat membawa pasar obligasi melemah kembali," katanya di Jakarta, Senin (15/10/2018).

Menurut dia, masih meningkatnya imbal hasil obligasi AS dengan sentimen kekhawatiran akan realiasasi The Fed untuk menaikan kembali suku bunganya memberikan sentimen negatif pada pergerakan pasar obligas dalam negeri. Penguatan Rupiah pun tidak cukup menahan aksi jual yang terjadi. Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata naik 7,43 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 14,82 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 10,27 bps.

Laju pasar obligasi cenderung bergerak variatif melemah. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±5 tahun dengan harga 89,53% memiliki imbal hasil 8,42% atau naik 0,08 bps dari sebelumnya di harga 89,80% memiliki imbal hasil 8,34%. Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 85,80% memiliki imbal hasil 9,06% atau naik 0,055 bps dari sehari sebelumnya di harga 86,25% memiliki imbal hasil 9,00%.

 

Pada Jumat (12/10), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun 0,64 bps di level 105,44 dari sebelumnya di level 106,88. Adapun, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun 0,33 bps di level 103,25 dari sebelumnya di level 103,25. Sementara itu, pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 8,79% dari sebelumnya di level 8,59% dan US Govn’t bond 10Yr di level 3,170% dari sebelumnya di level 3,169% sehingga spread di level kisaran 561,6 bps lebih tinggi dari sebelumnya 542 bps.

Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya cenderung variatif meningkat. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak di kisaran level 10,20%-10,35%. Pada rating AA dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 11,00%-11,02%. Pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 12,05%-12,07%, dan pada rating BBB di kisaran 14,85%-14,95%.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ket Foto: Alumnus Prodi Hubungan Inernasional President University, Rajiv, Andry, Geubrina, Stefanny

Kamis, 30 Januari 2025 - 11:03 WIB

Cerita 4 Alumni Prodi Hubungan Internasional President University yang Miliki Karier Mentereng Hingga Masuk Komunitas Global

Program Studi (Prodi) Hubungan Inernasional President University memiliki beberapa keunggulan yang menjadi daya tarik bagi para mahasiswa yang ingin fokus pada karier dan masuk ke komunitas…

Kartu Kredit Honest

Kamis, 30 Januari 2025 - 11:01 WIB

Bawa Nilai Transparansi di Industri Kartu Kredit, Honest Bebaskan Biaya Tahunan dan Admin

Perusahaan pembiayaan Honest menetapkan standar baru dalam penggunaan kredit. Untuk menghindari jeratan Kredit Macet atau Non-Performing Loans (NPL), Honest membuat program yang justru memotivasi…

PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)

Kamis, 30 Januari 2025 - 10:28 WIB

Kian Agresif, HOKI Pacu Penjualan Alternatif Beras Putih di Tahun 2025

PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), Emiten produksi dan distribusi beras terus memperkuat lini bisnisnya dengan produk baru dan kerjasama perluasan jaringan distribusi senilai Rp130 miliar.…

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (Foto: Aries Kemenperin)

Kamis, 30 Januari 2025 - 09:15 WIB

100 Hari Kerja Kabinet Merah Putih, Sektor Industri Torehkan Capaian Mengagumkan

100 hari kerja Kabinet Merah Putih dibawah pemeritahan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka mencatatkan capaian signifikan di sektor industri. Capaian ini menunjukkan industri manufaktur…

Petugas usai melayani transaksi nasabah di kantor layanan BTN Syariah, Jakarta (ilustrasi).

Kamis, 30 Januari 2025 - 09:04 WIB

Aset Bank BUMN Syariah Ini Bakal Tembus Rp 100 Triliun dalam 3 Tahun, Diprediksi Jadi Pesaing Utama di Perbankan Syariah Nasional

Jakarta – BTN Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) diperkirakan bakal menjadi pesaing utama di industri perbankan syariah nasional setelah nantinya…