Skrining dan Diagnosis Dini Cara Tepat Cegah Kanker
Oleh : Hariyanto | Jumat, 10 Februari 2017 - 14:26 WIB
Dr. dr. Sonar Panigoro (Hariyanto/ INDUSTRY.co.id)
INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kanker masih merupakan penyakit yang paling banyak menyumbang nilai kematian di seluruh Dunia. Di Indonesia 70 persen pasien kanker yang datang memeriksakan diri ke dokter sudah dalam stadium lanjut. Oleh sebab itulah, di tahun 2017 ini Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengeluarkan panduan terbaru dalam penanggulangan kanker.
"Jika melirik negara Jepang, mereka yang datang di stadium lanjut hanya 13 persen. Ini menunjukkan betapa besarnya masalah kanker di Indonesia," ujar Dr. dr. Sonar Panigoro dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) di kantor YKI, Jakarta Pusat, Kamis (9/2/2017).
Dalam panduan WHO tersebut dijelaskan pula perjalanan dari kondisi sehat hingga mengidap kanker. Pertama sel di dalam tubuh tidak terjadi apa-apa, kemudian terjadi sesuatu pada sel dan dalam perjalanannya jika tidak menghindari faktor-faktor risiko, sel tersebut akan menjadi abnormal.
"Jika sel yang sudah abnormal itu dibiarkan terus tanpa melakukan tindakan apapun, akan menjadi pra kanker. Lalu jika tidak dilakukan apa pun lagi akan menjadi kanker yang bersifat invasif dan jika tidak ditangani seterusnya akan berakhir pada kematian," kata dr. Sonar.
Karena itulah, prinsip melakukan skrining dan diagnosis dini adalah yang paling baik dalam pencegahan kanker.
Apa yang membedakan skrining dan diagnosis dini? Skrining dilakukan ketika seseorang belum mengalami gejala dan kondisinya masih normal. Jika sudah dirasakan gejala, yang dilakukan adalah deteksi dini. Menurut dr. Sonar, yang paling ideal dilakukan adalah skrining. Bukan datang ke dokter ketika sudah ada keluhan.
"Idealnya kita bisa lakukan di pencegahan. Paling tidak skrining. Melakukan diagnosis dini. Kalau sudah kanker melakukan pengobatan paliatif. Kalau tidak berhasil dan sudah dalam stadium lanjut kita melakukan yang namanya survivorship care," kata dr. Sonar.
Dalam tahapan panduan kanker yang dikeluarkan WHO, Indonesia masih berada dalam tahap awareness. Itulah kenapa, kata dr. Sonar, masyarakat perlu memahami pentingnya deteksi dini.
Komentar Berita