Kementan Dorong Petani Produktif Manfaatkan Lahan Rawa dan Kering Saat Kemarau

Oleh : Wiyanto | Senin, 03 September 2018 - 16:52 WIB

Lahan kering dan rawa yang sukses menghasilkan pertanian
Lahan kering dan rawa yang sukses menghasilkan pertanian
INDUSTRY.co.id -

Jakarta - Musim kemarau tak menyurutkan petani Indonesia untuk berproduksi padi. Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong semangat para petani dengan beberapa strategi agar tetap bisa mencukupi kebutuhan di dalam negeri. Tidak hanya mendorong pemaksimalan lahan sawah dengan mekanisasi penyediaan air, tetapi juga melalui upaya untuk memanfaatkan lahan rawa dan lahan kering.

Data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyebutkan bahwa luas lahan sawah di Indonesia mencapai 8.186.469 hektare. Pada saat musim kemarau, lahan sawah masih dapat tetap dioptimalkan untuk menanam komoditas pangan, namun perlu diimbangi dengan upaya untuk penyediaan air. Pada musim kemarau, produksi padi sawah dapat diantisipasi dengan memanfaatkan embung, bendungan dan waduk. Selain itu, perbaikan sistem irigasi cukup bisa mengantisipasi dampak kekeringan, kata Sumarjo Gatot Irianto Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan pada Senin (03/09/2018).

Menurutnya selama masih ada sumber air, menanam komoditas pangan di lahan sawah justru bisa meningkatkan kualitas produksi. Sinar matahari pada musim kemarau cukup panjang sehingga cukup baik untuk fotosintesis. Proses pengeringan juga lebih mudah dan menghemat biaya. Selain hasil yang lebih bagus, serangan hama penyakit relatif berkurang, terang Gatot.

Selain lahan sawah, Kementan juga mendorong petani untuk memanfaatkan lahan rawa yang pada musim kemarau biasanya akan surut. Gatot menambahkan, lahan rawa sebagai lahan sub optimal memiliki potensi luas 12,3 juta hektare, namun pemanfaatannya belum optimal. Dari potensi tersebut, baru dimanfaatkan seluas 4.527.596 hektare (36,8%) untuk produksi pertanian. Ini adalah kesempatan untuk penambahan luas areal tanam baru buat produksi padi di musim kemarau, tukas Gatot.

Tak mau ketinggalan dengan meningkatnya konsumsi pangan seiring pertambahan jumlah penduduk, Kementan juga berupaya keras memanfaatkan lahan kering. Luas lahan kering di Indonesia juga sangat besar, yakni 28.577.848 hektare termasuk ladang, tegalan dan lahan yang tidak diusahakan menjadi Perluasan Areal tanam Baru (PATB). Gatot menegaskan saat ini Kementan menjadikan pengembangan lahan kering sebagai fokus untuk pengembangan budidaya padi.

Teknologinya pun sudah dipersiapkan, yakni dengan mendorong petani untuk menanam padi gogo. Kementan untuk pertamakalinya dalam sejarah menargetkan pertanaman 1 juta hektare padi gogo pada tahun 2018. Pada musim kemarau, padi gogo di lahan kering dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin karena hasil panen lebih bagus, hama lebih sedikit, hemat air, juga sinar matahari cukup baik untuk fotosintesis dan kualitas gabah lebih baik. Selain padi gogo, lahan kering juga sangat cocok untuk ditanami jagung. Pada musim kemarau, jagung juga akan memberikan hasil yang bagus, ujar Gatot.

Gatot juga menekankan, ketiga tipe lahan di atas dapat terus dioptimalkan untuk mendukung peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT) dengan model tumpangsari, yaitu kombinasi antara padi, jagung, dan kedelai. Kunci utama tumpangsari ini yaitu penambahan populasi dan penggunaan benih berkualitas. Dengan menggunakan konfigurasi jarak tanam yang tepat, 1 hektare lahan dapat menghasilkan 2 hektare jagung dan 1 hektare padi, 2 hektare jagung dan 1 hektare kedelai atau 1 hektare padi dan 1 hektare kedelai. Penanaman tumpangsari juga dapat meningkatkan kesuburan tanah sehingga mengurangi kebutuhan pupuk.

Gatot menekankan, dengan pendekatan tumpangsari ini dapat mengeliminasi persaingan lahan antar komoditas dan juga dapat mengoptimalkan produksi padi tanpa tergantung musim. Lahan sawah beririgasi saatnya berproduksi maksimal, organisme pengganggu tumbuha (OPT) rendah, biaya produksi murah hasilnya maksimal dan harga gabahnya bagus. Kemarau juga saat ideal untuk memutus siklus OPT. Jadi kemarau bukan petaka tapi berkah. Kemarau dan musim hujan itu sudah Sunatullah. Semua membawa manfaat masing-masing, pungkasnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Oxone

Selasa, 07 Januari 2025 - 10:25 WIB

Sasar Pasar Horeca, Oxone Perluas Layanan Purna Jual di 30 Kota

Oxone dengan bangga mengumumkan ekspansinya di awal tahun 2025 dengan membuka layanan purna jual (after sales service) di 30 lokasi strategis di seluruh Indonesia.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Selasa, 07 Januari 2025 - 07:15 WIB

Mendag Budi Bakal Revisi Permendag 8/2024, Menperin Agus: Alhamdulillah

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi langkah Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso yang akan merevisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor…

Mercure Madiun.

Senin, 06 Januari 2025 - 22:46 WIB

Mercure Madiun Sambut Tamu Februari 2025 dengan Sentuhan Lokal yang Unik

Terinspirasi oleh Kota Madiun yang disebut Kota Industri Kereta Api lokal terbesar di Indonesia, Mercure Madiun turut merayakan warisan industri lokal melalui desain lobi yang mengusung tema…

Mowilex Raih Sertifikasi CarbonNeutral.

Senin, 06 Januari 2025 - 22:37 WIB

Mowilex Raih Sertifikasi CarbonNeutral untuk Keenam Kalinya

PT Mowilex Indonesia meraih sertifikasi CarbonNeutral® enam kali berturut-turut dari Climate Impact Partners.

Direktur Utama SIG, Donny Arsal (kedua kiri), Direktur Supply Chain SIG, Yosviandri (keempat kiri) serta Wakil Direktur Utama BTN, Oni Febriarto Rahardjo (tengah) saat mengunjungi rumah contoh Bata Interlock Presisi SIG di Bambu Apus, Jakarta Timur, pada Jumat (27/12/2024).

Senin, 06 Januari 2025 - 20:27 WIB

Kunjungi Rumah Contoh Bata Interlock Presisi SIG, Pengembang Properti Nasional Kian Optimis Dukung Program 3 Juta Rumah

Jakarta– PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) semakin menunjukkan komitmennya untuk mendukung pemerintah mencapai target 3 juta rumah per tahun melalui penguatan kolaborasi dengan para pemangku…