Jadi Primadona, Kawasan Industri Kendal Kini Sudah Terisi 80 Pabrik
Oleh : Ridwan | Rabu, 27 Juni 2018 - 14:30 WIB
Kawasan Industri Kendal ,Jawa Tengah (jababeka)
INDUSTRY.co.id - Cikarang, Kawasan Industri Kendal di Jawa Tengah yang dikelola PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) sudah terisi 80 pabrik.
"Lahan yang ditempati oleh pabrik-pabrik tersebut rata-rata di bawah 100 hektare," kata Chairperson & Founder Jababeka Group, Darmono Setyono Djuandi di Cikarang, Bekasi (26/6/2018).
Menurut Darmono, saat ini pertumbuhan pendapatan dari industri Kendal berhasil membuat keuangan perusahaan stabil. Perusahaan tidak lagi mengalami defisit dalam upaya pengembangan kawasan ini.
"Kondisi itu, selaras dengan target perseroan yang ingin menjadikan Kendal sebagai sumber utama pendapatan perusahaan nanti. Selain itu, kawasan ini telah disiapkan dengan matang oleh perusahaan sebagai kawasan industri yang paling lengkap," papar dia.
Dengan pola ini, lanjut Darmono, pebisnis yang menempatkan usahanya di dalam kawasan ini memiliki kepastian berusaha jika hendak melakukan perluasan.
"Jadi, pengelola Kawasan Industri Kendal sudah tidak perlu nombok, tidak usah dari uang pemegang saham. Sudah bisa berjalan sehat," ujarnya.
Pada pertengahan Juni 2018, sudah ada 43 investor yang masuk untuk siap bangun pabrik di Kawasan Industri Kendal. Investor yang sudah masuk adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri furnitur, makanan, kemasan makanan, baja, label printing, dan mainan.
Saat ini, terdapat lima perusahaan yang telah beroperasi di KIK yaitu PT Tat Wai Industries dari Singapura dengan luas lahan sekitar 10.000 meter persegi dengan usaha di bidang furnitur. Ada pula PT APP Timber, PT Ganda Sugih Arthaboga, PT Roda Maju Bahagia, dan PT Multifilling Indonesia.
Dalam laporan keuangan September 2017, entitas anak KIJA yakni KI Kendal memiliki aset Rp1,49 triliun, tumbuh 20,10% dari posisi Rp1,24 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan, luas tanah untuk mengembangan di Kendal mencapai 581 hektare atau senilai Rp1,34 triliun.
Komentar Berita