Industri Olahan Ikan Akan Tumbuh 10 Persen

Oleh : Arya Mandala | Sabtu, 03 Maret 2018 - 10:25 WIB

Industri pengolahan ikan (Dok KKP)
Industri pengolahan ikan (Dok KKP)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Perindustrian mendukung kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mengatur terkait pengawasan terhadap penggunaan alat tangkap ikan seperti cantrang.

Langkah ini diharapkan agar turut menjamin ketersediaan bahan baku sehingga target pertumbuhan industri pengolahan ikan nasional di atas 10 persen pada tahun 2019 dapat tercapai.

Memang kalau tidak dikendalikan, tidak ada kontrol, lama-lama akan menjadi destruktif," kata Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto beberapa waktu lalu di Jakarta.

Menurutnya, penggunaan cantrang perlu diawasi agar tidak merusak biota laut dan sistem produksi ikan.

Sebab alat tangkap tersebut bisa mengambil hingga ke anak ikan.

Penggunaan cantrang yang semena-mena akan membuat overfishing (penangkapan ikan berlebihan), jelasnya.

Untuk itu, lanjut Panggah, diperlukan tata kelola perikanan yang baik untuk menjaga keberlangsungan investasi dan keberlanjutan produksi di sektor industrinya.

Saat ini yang terpenting adalah mengisi kebutuhan bahan baku untuk mengoptimalkan kapasitas terpasang yang sudah ada, imbuhnya.

Kemenperin mencatat, rata-rata utilisasi industri pengolahan ikan masih berkisar 50 persen.

Misalnya di industri pengolahan ikan beku, dari kapasitas yang dimiliki mencapai 975 ribu ton, sudah terpakai untuk poduksi sebesar 372.686 ton pada tahun 2016.

Sementara itu, produksi industri udang beku tercatat sekitar 314.789 ton pada 2016 dari kapasitas terpasang 500.500 ton.

Saat ini, kelompok bidang usaha industri pengolahan ikan di dalam negeri terdiri dari 674 perusahaan pengolahan udang dan ikan lainnya yang menyerap tenaga kerja sebanyak 337 ribu orang.

Selanjutnya, terdapat 44 perusahaan pengalengan ikan yang menyerap 26.400 tenaga kerja.

Untuk kelompok industri pengolahan ikan, pihaknya inginnya setiap tahun mengalami peningkatan yang signifikan.

Paling tidak ada growth terus di atas 10 persen hingga 2019.

Penguatan performa industri pengolahan ikan ini dipacu untuk ikut berkontribusi mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional hingga 6 persen.

Kami juga terus berupaya meningkatkan daya saing industri pengolahan ikan nasional agar mampu lebih kompetitif dengan industri dari negara Asean lainnya seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura, ungkapnya.

Bahkan, diharapkan pula bisa melampaui China sekalipun, karena sektor perikanan nasional besar sekali dan Indonesia mampu mengelolanya.

Panggah pun menyatakan, pemerintah terus mendorong industri pengolahan ikan sebagai salah sektor prioritas yang perlu dipercepat pengembangannya berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035.

Upaya yang sudah kami lakukan ini juga sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional, ujarnya.

Panggah menambahkan, selain perikanan, produk rumput laut juga luar biasa. "Karena 85 persen pasokan rumput laut dunia berasal dari Indonesia", tukasnya lagi.

Saat ini, industri rumput laut sudah ada 35 perusahaan dengan memprosesnya menjadi agar-agar dan produk lainnya.

"Untuk itu perlu pembenahan di sektor industri pengolahan rumput lain agar produknya lebih beragam dan menjadi barang jadi, bukan produk mentah dan setengah jadi," pungkasnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menteri UMKM, Maman Abdurrahman saat berfoto bersama salah seorang pengemudi ojek online

Rabu, 16 April 2025 - 10:30 WIB

Revisi UU, Menteri Maman Bakal Masukan Ojek Online jadi UMKM

Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) saat ini sedang mempersiapkan revisi Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM yang akan diajukan pada tahun 2026 yang salah satu…

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita

Rabu, 16 April 2025 - 08:17 WIB

Menperin Agus Gandeng Industri & Kampus Tiongkok Cetak SDM Industri Berdaya Saing Global

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus berperan dalam menghasilkan SDM industri yang berdaya saing global, dengan menggandeng sejumlah negara mitra seperti Republik Rakyat…

Plt Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Bob T Ananta (tengah) bersama dengan Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna (kiri) dan SEVP Branding & Communication BSI Kemas Erwan Husainy (kanan) menunjukkan layanan emas di BSI yakni BSI Cicil Emas, BSI Gadai Emas dan BSI Emas yang dapat dilakukan melalui BYOND by BSI.

Rabu, 16 April 2025 - 07:26 WIB

Plt Dirut BSI: Emas Solusi Investasi Saat Ini, Transaksi Logam Mulia di BSI Bebas Antri

PT. Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) menilai emas sebagai solusi instrumen investasi saat ini, karena merupakan aset safe haven terlebih di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global. Bertransaksi…

UMKM BRI ikut pameran di Singapur

Rabu, 16 April 2025 - 07:13 WIB

Dorong UMKM Go Global, BRI Bawa UMKM Binaan Ikuti Pameran Internasional FHA-Food & Beverage 2025 di Singapura

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berpartisipasi dalam ajang FHA-Food & Beverage 2025 yang berlangsung di Singapura pada 8 hingga 11 April 2025, melalui kehadiran Paviliun…

BRI Siapakan menjadi penyalur living cost Haji

Rabu, 16 April 2025 - 07:06 WIB

Proaktif Dalam Pelayanan Haji, BRI Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2025

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) kembali mendapatkan kepercayaan sebagai pemenang dalam proses bidding penyediaan uang kertas asing (banknotes) Saudi Arabian Riyal (SAR) yang diselenggarakan…