Rhenald Kasali: Disrupsi Inovasi, Industri Ini Babak Belur dalam 5-10 Tahun

Oleh : Ahmad Fadli | Kamis, 07 Desember 2017 - 20:07 WIB

Founder Rumah Perubahan Prof Rhenald Kasali
Founder Rumah Perubahan Prof Rhenald Kasali

INDUSTRY.co.id, Jakarta -Fenomena disrupsi atau perubahan cara dan fundamental bisnis, salah satunya akibat revolusi teknologi digital diprediksi akan berlangsung dalam jangka waktu 100 tahun. Perusahaan yang masih mempertahankan model bisnis kuno, cepat atau lambat dipastikan akan terkena disrupsi.

Hal ini dikatakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Rhenald Kasali di Jakarta, Kamis (7/12/2017). "Disruption ini masih panjang 100 tahun. Yang jangka pendek itu fashionista atau gaya-gayaan, selfi," katanya.

Dalam proses perubahan ekonomi ini, Rhenald bilang, ada industri yang sedang ketar ketir. Sebut saja industri jasa transportasi konvensional yang sudah tergantikan dengan transportasi online. Termasuk juga industri ritel konvensional, hotel, dan travel yang sudah mengalami perubahan besar-besaran dalam waktu cepat.

"Proses penghancuran dari disrupsi ini akan terjadi 5-10 tahun ini. Ada yang cepat dan lambat. Yang cepat itu industri jasa hotel, travel, transportasi, sedangkan yang lama industri manufakturing karena dikontrol perusahaan, tidak bisa di sharing," jelasnya.

Industri lain yang terancam kena perubahan adalah asuransi. Rhenald Kasali mengatakan, 70 persen dari premi saat ini diberikan untuk membina para agen asuransi. Biaya tersebut sangat mahal.

"Suatu ketika akan muncul cara baru yang akan langsung tanpa agen. Karena kalau harga sudah kemahalan atau sesuatu yang sudah mahal, maka pasti akan terdisrupsi menjadi lebih murah," Rhenald menerangkan.

Teori perubahan, kata Rhenald muncul setiap 200 tahun sekali. Tokoh ekonomi, Robert Malthus pernah meramalkan bumi akan kalah menghadapi pertumbuhan manusia. Pada 1800, penduduk dunia mencapai angka 1 miliar jiwa, dan menjadi 7,4 miliar jiwa pada 2016.

"Setiap 11 tahun sekali nambah 1 miliar jiwa penduduk. Terus bagaimana harga bahan bakar minyak (BBM) tidak naik, ekonomi menggeliat, motor laku, subsidi makin berat karena kita impor BBM dengan harga mahal. Harga pangan juga naik," paparnya.

Setelah itu 200 tahun kemudian, Rhenald menyebut Clayton Christensen pada 1997 meramalkan akan hancur cara-cara lama, seperti model bisnis konvensional.

"Pada 2007 diramalkan, 2011 kejadian. Satu persatu ritel di Amerika Serikat (AS) kolaps karena muncul platform baru (online) yang tidak dipahami banyak orang," tegas dia.

Presiden Komisaris PT Angkasa Pura II itu menegaskan, gugurnya perusahaan-perusahaan besar antara lain Kodak, Nokia, dan sejumlah ritel raksasa di dalam dan luar negeri bukan karena daya beli, melainkan karena era disruption.

"Ini disruption, bukan daya beli wong jalanan macet kok, yang umroh banyak, jumlah penumpang pesawat naik 15 persen-25 persen, dan fenomena lainnya. Kalau omzet Indomart dan Alfamart turun, ya wajar lah di satu jalan raya ada 12 gerai, ya pasti turun," jelas Rhenald.

Dia lebih jauh menuturkan, perusahaan yang awalnya memberi layanan jasa dengan tarif cuma-cuma, seperti Google tumbuh menjadi perusahaan besar. Namun kebalikannya, perusahaan atau pengusaha yang menjual tas mewah mengalami kesulitan karena biaya operasional untuk sewa lokasi, menggaji desainer sangat mahal.

"Kalangan menengah atas yang selama ini menguasai pasar, menikmati pasar, semua terdisrupsi. Perusahaan besar lagi kesulitan. Kini yang berbahagia yang kalangan bawah, karena semua bisa berbisnis," tandas Rhenald.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Web3 Week Asia 2024

Jumat, 15 November 2024 - 09:57 WIB

PINTU: Teknologi Web3 Mampu Berikan Dampak Positif ke Masyarakat

Dunia Web 3.0 atau lebih dikenal Web3 terus mengalami perkembangan pesat, baik dari sisi pengguna hingga teknologinya. Data terbaru yang dipublikasikan oleh DappRadar, hingga kuartal II-2024…

Creative Business Incubator (CBI).

Jumat, 15 November 2024 - 09:39 WIB

Dorong Pengembangan Pelaku IKM Fesyen dan Kriya, Kemenperin Gelar Creative Business Incubator

Industri kreatif merupakan salah satu sektor usaha yang cukup banyak digeluti oleh para pelaku bisnis berusia muda. Saat ini, berbagai bidang industri kreatif di tanah air seperti fesyen, kerajinan,…

Petani binaan BRInita

Jumat, 15 November 2024 - 09:29 WIB

BRI Raih Penghargaan Indonesia Women's Empowerment Principles Awards 2024

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil meraih penghargaan UN Women Indonesia Women's Empowerment Principles Awards (WEPs Awards) 2024 untuk kategori Community Engagement and…

The Director of Quanzhou Broadcasting and Television Station Yang Xudong (kiri) dan Head of Sales MNC Contents & Licensing Redo Doron (kanan) menandatangani Kerja sama Pekan TV Fujian (Quanzhou) Indonesia-Filipina-China 2024 di Jakarta, Kamis (14/11/2024).

Jumat, 15 November 2024 - 08:28 WIB

Kerjasama dengan Pekan TV Fujian, MNC Group Hadirkan Konten Dokumenter Hingga Drama China Populer

Pertamakali digelar di Indonesia, Pekan TV FUian (Quanzhou) Indonesia-Filipina-China 2024 menggandeng MNC Group sebagai mitra media utama dari Indonesia.

Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Adin Bondar bersama penerima Apresiasi Gerakan Indonesia Membaca 2024.

Jumat, 15 November 2024 - 07:54 WIB

Apresiasi Gerakan Indonesia Membaca 2024, Tingkatkan Literasi Nasional dengan Tantangan dan Kompetisi

Apresiasi Gerakan Indonesia Membaca diberikan Perpusnas kepada 8 pemenang “Tantangan 21 Hari Membaca Nyaring” serta beberapa kategori lainnya seperti resensi naskah terbaik, resensi video…