Pendiri PT Pharos Indonesia Eddie Lembong Apt Berpulang karena Sakit

Oleh : Herry Barus | Kamis, 02 November 2017 - 09:38 WIB

Pendiri PT Pharos Indonesia Eddie Lembong Apt Berpulang karena Sakit (Foto Ist)
Pendiri PT Pharos Indonesia Eddie Lembong Apt Berpulang karena Sakit (Foto Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Dunia farmasi Tanah Air berduka. Drs Eddie Lembong Apt, pendiri pabrik obat terkemuka di Indonesia yakni PT Pharos Indonesia, berpulang hari ini, Rabu (1/11/2017) pukul 15.38 WIB di RS Graha Kedoya, Jakarta Barat, karena sakit. Almarhum diketahui menderita gagal ginjal sejak akhir 2010.

Pria kelahiran Palasa, Tinombo (Gorontalo) pada 30 September 1936 tersebut meninggal dalam usia 81 tahun. Drs Eddie Lembong Apt meninggalkan seorang istri, Melly Saliman, dan tiga putra, yakni Andre Arief Lembong, Raymond Budi Lembong, dan Roy Rachmat Lembong.

Alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Farmasi tersebut dikenal aktif berorganisasi di masa Orde Baru —baik di bidang organisasi [Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia] maupun bisnis. Ia bahkan pernah menerima penghargaan FAPA Ishidate Award (1996), suatu penghargaan bergengsi di bidang farmasi internasional.

Kiprahnya tersebut mendapatkan perhatian dari peneliti seperti Andew J Macintyre, dalam bukunya Business and Politics in Indonesia (1991) dan William A Muraskin, War Against Hepatitis B (1995). Lahirnya era reformasi dan ramainya partisipasi etnis Tionghoa ke dalam ranah organisasi, membuat Eddie Lembong semakin sibuk dengan urusan kemasyarakatan.

Ia sempat menjadi wakil ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) sebelum akhirnya menjadi salah satu pendiri dan Ketua Umum pertama Perhimpunan Indonesia-Tionghoa (INTI), yang dideklarasikan 10 April 1999. Pemilihan nama “Indonesia-Tionghoa” ini menunjukkan sikap politiknya dan rekan-rekannya, yang pertama-tama dengan tegas menyatakan bahwa mereka adalah orang Indonesia.

Selain mendirikan INTI, Drs Eddie Lembong Apt juga mendirikan Yayasan Nation Building (Nabil) yang lahir pada 30 September 2006. Organisasi nirlaba ini  memfokuskan kegiatannya pada dua hal. Pertama, memperkuat karakter bangsa. Untuk itu Nabil menawarkan gagasan “Penyerbukan Silang Antarbudaya” (Cross Cultural Fertilization).

Fokus kedua Nabil terkait dengan golongan Tionghoa. Dalam istilah cendekiawan muda Dr Yudi Latif, Nabil berkomitmen “untuk membawa komunitas Tionghoa dari pinggiran menuju ruang tengah kebangsaan Indonesia”.

“Kami sangat kehilangan sosok beliau sebagai pembimbing, guru, dan ayah kami. Tetapi, dalam melewati tantangan ke depan kata-kata bijak beliau lah yang menguatkan kami, yakni hemat, kerja keras, ulet, berwawasan luas, dan jujur. Ini yang menjadi landasan kami dalam membangun bisnis di dalam perusahaan ini,” menurut Janto Kusmanto, President Director PT Pharos Indonesia.

Kontribusi Drs Eddie Lembong Apt lainnya adalah dalam soal penghapusan secara resmi istilah “Cina” –yang dianggap merendahkan—menjadi “Tionghoa” oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 Maret 2014 melalui Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pencabutan Surat Edaran Presidium Kabinet Nomor SE-06/Pres.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967.

Semua kiprah tersebut rupanya diapresiasi juga oleh almamaternya. Dalam rangka perayaaan ulang tahun ITB yang ke 94 pada Juli 2014, ia menerima  “Penghargaan Ganesa Wirya Jasa Adiutama” dengan pertimbangan: “Drs Eddie Lembong, Apt telah menunjukkan jasa serta kontribusi kepada Institut Teknologi Bandung dan Institusi di Indonesia, sehingga dipandang memenuhi syarat untuk mendapatkan Penghargaan Ganesa Wirya Jasa Adiutama”.

Jenazah Drs Eddie Lembong Apt saat ini disemayamkan di Rumah Duka Grand Heaven Ruang 109,110, 111, dan akan dimakamkan di San Diego Hills, Karawang. Sebelumnya, sejak akhir 2010 hingga Oktober 2017, almarhum mendapatkan perawatan intensif di Singapura dan Indonesia.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Minggu, 05 Januari 2025 - 18:15 WIB

Asaki: Perpanjangan HGBT Sangat Vital untuk Industri Keramik Nasional

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) berharap pemerintah segera memperpanjang kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk industri keramik nasional di bulan Januari 2025.

Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Minggu, 05 Januari 2025 - 17:05 WIB

Gawat! Industri Keramik Teriak Daya Saing Anjlok Gara-gara Ulah PGN Tetapkan Harga Gas Regasifikasi Mahal

Ditengah menurunnya daya saing dan tingkat utilisasi produksi akibat pembatasan kuota pemanfaatan gas dan disertai mahalnya surcharge gas, industri keramik kembali dikejutkan oleh aturan baru…

UMKM yang mengikuti BRILian

Minggu, 05 Januari 2025 - 12:20 WIB

Kisah Sukses Rumah BUMN Binaan BRI di Kotamobagu: Wadah UMKM Semakin Berdaya dan Bertumbuh

Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Untuk itu, UMKM pun perlu terus didorong agar naik kelas hingga go global…

Agus Winardono, Ketua Dewan Pengawas Dapen BRI

Sabtu, 04 Januari 2025 - 14:52 WIB

Pengelolaan Risiko Dana Pensiun BRI Diakui dengan Sertifikasi ISO 31000:2018

Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia (Dapen BRI) berhasil mendapatkan sertifikasi ISO 31000:2018 Risk Management – Guideline dari The British Standard Instituion (BSI) Indonesia pada tanggal…

Petugas menyuntikan vaksin ke Sapi

Sabtu, 04 Januari 2025 - 14:35 WIB

Kementan Kembali Himbau Daerah Tingkatkan Kewaspadaan Penularan Penyakit Hewan Akibat Cuaca Ekstrem

Kementerian Pertanian (Kementan) kembali menghimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS), termasuk Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).…