Sandiaga Uno : Perang Dagang AS-China Jadi Momentum Diversifikasi Ekspor dan Hilirisasi Industri

Oleh : Hariyanto | Rabu, 16 April 2025 - 11:05 WIB

Chief of Sandilogi, Sandiaga Salahuddin Uno
Chief of Sandilogi, Sandiaga Salahuddin Uno

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan Chinaterus memanas lewat kebijakan tarif yang berdampak luas terhadap dinamika ekonomi global dan ketidakpastian iklim investasi. Pengusaha sekaligus Chief of Sandilogi, Sandiaga Salahuddin Uno tidak menampik bahwa perekonomian Indonesia juga terkena imbas dari perang dagang tersebut.

Terlebih dengan adanya tariff timbal balik (reciprocal tariff) sebesar 32% terhadap sejumlah produk yang masuk ke pasar AS. Beberapa sektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, hingga perikanan, terutama ekspor udang, menjadi rentan terhadap kebijakan tarif tersebut.

“Indonesia pasti akan terlibat. Tidak ada jalan lain selain bernegosiasi dan berdiplomasiagar produk-produk kita tidak terancam tarif tinggi yang bisa memukul industri,” ujar Sandiaga dalam sebuah diskusi publik bertema 'Trump Tariff Policy & USA ChinaTrade War, Indonesia at Risk?' yang diselenggarakan Sandilogi x POV dalam rangkaian ulang tahun vOffice ke-13 di vOffice Event Space, Selasa (15/4/2025).

Adanya masa tenggang 90 hari atas pemberlakuan tarif oleh AS, menurut Sandiaga, harus dimanfaatkan pemerintah untuk melakukan diplomasi aktif. Dia menekankan bahwa tim negosiasi perlu fokus pada penyelamatan industri padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja.

Namun, lebih dari sekadar bertahan, Sandiaga melihat kondisi ini sebagai peluang bagi Indonesia untuk merevisi strategi ekspor. Salah satunya adalah diversifikasi pasar, agar tidak terlalu bergantung pada satu negara tujuan utama seperti Amerika Serikat.

“Kita harus mulai serius melirik pasar non-tradisional seperti Afrika, Timur Tengah, dan kawasan Asia lainnya. Selama ini masih banyak potensi ekspor yang belum kita sentuh,” jelasnya.

Ketidakpastian global juga dinilai menjadi momentum bagi Indonesia untuk mempercepat hilirisasi industri. Sandiaga menyoroti pentingnya mengekspor produk dengan nilai tambah, bukan sekadar komoditas mentah. 

“Ini saat yang tepat untuk menarik investasi ke sektor-sektor bernilai tambah. Hilirisasi harus dilakukan secara ekosistem, bukan hanya satu atau dua komoditas saja,” ujarnya. 

Ia juga menekankan bahwa investasi harus diarahkan ke sektor-sektor strategis seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi digital, dan ekonomi hijau yang bukan hanya menjanjikan hasil positif, tapi juga mampu menciptakan lapangan kerja berkualitas di tengah turunnya daya beli masyarakat. 

Selain itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2020 – 2024 ini juga menyoroti pentingnya integrasi ekonomi kawasan, terutama di ASEAN. Menurutnya, sektor seperti pariwisata dan ekonomi kreatif yang tidak terdampak tarif justru bisa dijadikan andalan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi regional yang lebih tangguh. 

“Kita belum maksimal menjalin kolaborasi dengan negara-negara ASEAN. Padahal, integrasi ekonomi bisa jadi tameng resiliensi menghadapi turbulensi seperti perang dagang,” tegasnya. 

Kendati situasi global sedang bergejolak, Sandiaga tetap menekankan pentingnya menjaga optimisme. Ia mengajak semua pihak untuk melihat situasi saat ini sebagai “gelas yang setengah terisi” yakni peluang di balik tantangan. 

“Kita punya keunggulan, baik dari sisi sumber daya alam maupun demografi. Asal dikelola dengan tata kelola yang baik, kita masih sangat menarik bagi investor jangka menengah dan panjang,” tuturnya. 

Senada disampaikan oleh Ali Setiawan, Managing Director Head of Global Market & Securities Service PT Bank HSBC Indonesia yang menyebutkan adanya kebijakan tarif Trump tersebut secara tidak langsung menciptakan ruang bagi negara-negara seperti Indonesia untuk menjadi mitra strategis investasi dan ekspansi pasar. 

“Kalau kita bisa cepat menangkap peluang ini, memfasilitasi investasi yang tepat sasaran, maka akan ada banyak manfaat yang bisa diraih,” katanya. 

Seperti dalam kunjungannya ke China baru-baru ini dia melihat banyak perusahaan Tiongkok yang agresif mencari peluang ekspansi ke luar negeri, termasuk Indonesia terutama di sektor otomotif dan teknologi. 

“Di China itu everything is overbuilt. Banyak apartemen kosong, fasilitas umum kosong, dan proyek-proyek baru makin sulit ditemukan. Mereka kehabisan proyek. Jadi sekarang mereka cari peluang yang besar di luar [negeri],” ujar Ali yang akan dilantik sebagai Head of Treasury Danantara.

Dengan tensi perdagangan global yang kian memanas, Indonesia perlu menyeimbangkan antara membuka diri terhadap investasi asing dan melindungi struktur industrinya dari potensi praktik dumping. Pemerintah diharapkan dapat memperkuat regulasi dan seleksi proyek investasi agar memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian nasional.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

FedEx Express

Senin, 28 April 2025 - 12:09 WIB

Tingkatkan Visibilitas Rantai Pasok Global, FedEx Luncurkan Surround Monitoring and Intervention Solution

Perusahaan transportasi ekspres terbesar, Federal Express Corporation (FedEx) meluncurkan FedEx Surround, sebuah solusi pemantauan dan penanganan yang dirancang untuk manajemen logistik dan…

Program Vaksinasi HPV dan Influenza Prudential Life Indonesia

Senin, 28 April 2025 - 11:52 WIB

Prudential Indonesia Ajak Karyawan dan Keluarga Peduli Kesehatan Lewat Program Vaksinasi HPV dan Influenza

Sebagai bentuk komitmen dalam memberikan perlindungan kesehatan bagi generasi saat ini dan yang akan datang, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mengadakan program vaksinasi…

Kepala BSKJI Kemenperin, Andi Rizaldi

Senin, 28 April 2025 - 11:09 WIB

Diikuti Ribuan Peserta, Kemenperin Latih Generasi Muda Minati Industri Kreatif

Kementerian Perindustrian berperan aktif dalam upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk mendukung aktivitas industri kreatif. Sektor ini dinilai memiliki potensi strategis,…

 Nasabah melintasi tulisan BRImo

Senin, 28 April 2025 - 10:41 WIB

Jadi Andalan Masyarakat, Super App BRImo Digunakan Oleh 40 Juta User dan Catat Transaksi Rp1.599 Triliun Dalam 3 Bulan

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kian memperkuat komitmennya dalam mendukung kemudahan akses layanan keuangan melalui inovasi digital. Pengembangan super apps BRImo menjadi bagian…

UMKM Kopi binaan BRI

Senin, 28 April 2025 - 08:08 WIB

Serius Pangan Nusantara, UMKM Kopi yang Bertumbuh hingga Go Global Berkat Pemberdayaan BRI

Serius Pangan Nusantara merupakan salah satu UMKM unggulan yang berhasil berkembang di industri kopi Indonesia. Didirikan oleh Elfira Agustina bersama suaminya, bisnis ini telah melalui berbagai…