Kemenperin Ungkap 'Harta Karun' Baru dari Nira Sawit untuk Petani

Oleh : Candra Mata | Selasa, 15 April 2025 - 10:03 WIB

Dalam rangka meningkatkan hilirisasi produk turunan kelapa sawit Kemenperin memfasilitasi penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PalmCo/PTPN IV dengan Koperasi Produsen Gerak Nusantara (KPGN). Penandatanganan PKS ini dilaksanakan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Kamis (10/4) lalu.
Dalam rangka meningkatkan hilirisasi produk turunan kelapa sawit Kemenperin memfasilitasi penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PalmCo/PTPN IV dengan Koperasi Produsen Gerak Nusantara (KPGN). Penandatanganan PKS ini dilaksanakan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Kamis (10/4) lalu.

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Perindustrian terus meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri kelapa sawit di dalam negeri. Kebijakan hilirisasi ini telah diarahkan untuk menumbuhkan industri dalam lima jalur utama, yaitu produksi minyak goreng sawit, oleofood (lemak pangan), oleochemicals, fitonutrient, dan biomassa atau biomaterial.

Salah satu langkah konkret Kemenperin dalam rangka meningkatkan hilirisasi produk turunan kelapa sawit adalah memfasilitasi penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PalmCo/PTPN IV dengan Koperasi Produsen Gerak Nusantara (KPGN). Penandatanganan PKS ini dilaksanakan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Kamis (10/4) lalu.

“PKS tersebut merupakan dokumen operasional dari Nota Kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani sebelumnya oleh Kemenperin, PalmCo, dan KPGN. Penandatanganan PKS saat itu disaksikan oleh pimpinan dan anggota Komisi VII DPR RI sebagai bagian kegiatan Kunjungan Kerja Reses DPR RI ke wilayah Sumatera Utara,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (14/4).

Dirjen Industri Agro mengemukakan, dalam masa replanting (peremajaan kebun), batang kelapa sawit sering menjadi barang yang tersisa. Namun, terdapat peluang besar untuk memanfaatkan sisa barang tersebut sebagai nira. “Nira sawit dikenal memiliki rasa manis yang dihasilkan dari kandungan gula yang tinggi, dan dapat diolah menjadi gula merah berkualitas,” ungkapnya.

Oleh karena itu, di daerah penghasil kelapa sawit, seperti Kabupaten Serdang Bedagai, jumlah pengrajin nira terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa nira sawit dapat menjadi sumber nilai ekonomi yang signifikan bagi pekebun, terutama di masa peremajaan kebun.

“Untuk memastikan keberlangsungan usaha gula merah sawit pada skala industri kecil dan menengah (IKM), penting bagi petani untuk membangun sistem manajemen yang efisien,” tutur Putu. Selain itu, petani perlu membangun dan memperkuat sistem manajemen sumber daya manusia, produksi, dan pemasaran.

“Langkah tersebut akan membantu petani dalam mengelola usaha mereka secara lebih efektif. Asalkan didukung oleh pelatihan dan pendampingan dari pengrajin berpengalaman. Ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi,” imbuhnya.

Guna meningkatkan efisiensi, pola kemitraan juga dapat diterapkan dengan membentuk kelembagaan yang menghubungkan petani dengan pengrajin gula merah sawit. “Melalui kerja sama ini, para petani dapat menyediakan bahan baku dari pohon sawit yang mereka tanam sendiri,” ujar Putu.

Menurutnya, investasi untuk memproduksi gula merah dan nira pada skala satu hektar diperkirakan mencapai Rp25 juta, yang mencakup berbagai peralatan. Proses pengolahan nira ini dilakukan secara bertahap.

“Data menunjukkan bahwa rata-rata jumlah nira yang dihasilkan mencapai 6,8 liter per batang per hari. Rincian produksi mencakup 2,7 liter di pagi hari dan 4,5 liter di sore hari, dengan masa penderesan berlangsung antara 1,5 hingga 2 bulan,” sebut Putu.

Jika petani melakukan sendiri proses penderesan dan pengolahan nira, mereka dapat menghasilkan keuntungan bersih antara Rp18 juta hingga Rp 25 juta. Ini berdasarkan survei terhadap beberapa pengrajin nira.

“Inisiatif pengolahan nira dan pemanfaatan batang kelapa sawit ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan nasional, hingga dapat meningkatkan kesejahteraan para pekebun,” pungkas Putu.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

HealthMetrics Spotlight 2025 menghadirkan lebih dari 100 pemimpin sektor kesehatan, asuransi, dan korporasi di Indonesia.

Senin, 28 April 2025 - 18:13 WIB

HealthMetrics Indonesia Resmi Diluncurkan, Dorong Transformasi Digital Layanan Kesehatan

HealthMetrics resmi meluncurkan HealthMetrics Indonesia, menghadirkan solusi TPA digital terintegrasi untuk mendukung ekosistem kesehatan lintas batas dan visi Indonesia Emas 2045.

Lea Indra, Head of Public and Government Affairs, Signify Indonesia dalam pertemuan media di Jakarta.

Senin, 28 April 2025 - 18:00 WIB

Signify Indonesia Tegaskan Komitmen Keberlanjutan Lewat Teknologi LED Hemat Energi dan Terkoneksi

Signify Indonesia tegaskan komitmen keberlanjutan lewat teknologi LED hemat energi dan terkoneksi untuk mendukung dekarbonisasi menuju Net Zero Emission. Simak inisiatif terbaru mereka di sini.

Prodia kembali tebar dividen 60% .

Senin, 28 April 2025 - 17:51 WIB

Prodia Konsisten Cetak Pendapatan di Atas Rp 2 Triliun, Tebar Dividen 60% dari Laba Bersih

Prodia berhasil mempertahankan pendapatan di atas Rp2 triliun di 2024 dan kembali membagikan dividen 60% dari laba bersih. Simak strategi Prodia untuk ekspansi dan inovasi layanan kesehatan…

Kingman membuktikan bahwa dengan strategi tepat dan komitmen, produk lokal bisa bersinar di negeri sendiri

Senin, 28 April 2025 - 17:29 WIB

Eks Pegawai Kantoran Ini Rintis Brand Sandal Lokal Inovatif Bersama Shopee

Dua anak muda Indonesia, Benny Wijaya dan Diswandy, sukses membangun brand sandal lokal Kingman sebelum usia 30 tahun lewat Shopee.

Paparan Ekonomi dan Kinerja Keuangan Citi Indonesua

Senin, 28 April 2025 - 17:21 WIB

Citi Indonesia Bukukan Laba Bersih Sebesar Rp2,6 Triiliun Pada Tahun 2024

Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) membukukan Laba Bersih sebesar Rp2,6 triiliun pada tahun 2024, terutama disebabkan oleh beban operasional yang lebih efisien yang menghasilkan perbaikan…