Plasticpay Percepat Transisi Ekonomi Sirkular Melalui Digitalisasi Daur Ulang Limbah PET
Oleh : Hariyanto | Jumat, 11 April 2025 - 11:13 WIB

Pengguna Aplikasi Plasticpay Meningkat
INDUSTRY.co.id - Jakarta — Indonesia bergerak maju secara tegas menuju ekonomi sirkular yang berkelanjutan untuk pengelolaan sampah plastik, yang didukung oleh strategi komprehensif untuk mengelola limbah Polyethylene Terephthalate (PET).
Inti dari upaya ini adalah larangan resmi pemerintah atas impor sampah plastik, yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025—sebuah langkah berani yang menggarisbawahi komitmennya terhadap pengembangan kapasitas domestik dan pengelolaan lingkungan.
Kebijakan penting ini melengkapi implementasi penuh Extended Producer Responsibility (EPR) pada tahun 2023, seiring dengan perluasan infrastruktur daur ulang yang berkelanjutan dan inisiatif akar rumput seperti bank sampah, banyak di antaranya terintegrasi ke dalam sistem pengelolaan sampah SIPSN nasional.
"Pergeseran Indonesia ke sistem lingkaran tertutup untuk PET bukan hanya tonggak regulasi—ini adalah cerminan dari gerakan masyarakat yang lebih luas," kata Suhendra Setiadi, CEO Plasticpay, platform perintis daur ulang digital yang memberi insentif pengumpulan sampah plastik melalui aplikasi berbasis digital reward.
"Larangan impor limbah plastik sejalan dengan visi nasional kita untuk membangun ekosistem daur ulang yang tangguh dan mandiri yang memberdayakan masyarakat sekaligus melindungi lingkungan." ujarnya.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 69,9 juta ton sampah pada tahun 2023, di mana sampah plastik menyumbang 18,71 persen—proporsi signifikan yang menuntut perhatian khusus. Namun hampir 60 persen dari semua limbah tetap tidak dikelola dengan benar, seringkali berakhir di tempat pembuangan sampah atau dibakar, berkontribusi pada degradasi lingkungan yang parah.
Untuk mengatasinya, pemerintah Indonesia telah secara strategis menyelaraskan beberapa upaya, termasuk Peraturan Peta Jalan Pengurangan Sampah No. 75/2019, yang menetapkan dasar Tanggung Jawab Produsen yang diperluas (EPR). Di bawah peraturan ini, produsen bertanggung jawab atas seluruh jalur daur kemasan mereka, termasuk PET, memastikan bahwa daur ulang menjadi tanggung jawab terintegrasi, bukan sekedar wacana semata.
Untuk mendukung kerangka kebijakan ini, Kementerian Perindustrian melaporkan kapasitas daur ulang PET sebesar 286.000 ton per tahun pada tahun 2023, yang mencerminkan peningkatan substansial dalam kemampuan pemrosesan domestik.
Tapi bukan hanya pemain industri yang mendorong perubahan. Sektor informal Indonesia, khususnya jaringan bank sampah nasional, telah muncul sebagai kekuatan vital dalam memastikan pengumpulan dan kualitas limbah PET yang konsisten. Platform digital seperti Plasticpay memungkinkan ekosistem ini dengan mendigitalkan upaya daur ulang dan mendorong partisipasi publik yang aktif.
"Di Plasticpay, kami percaya bahwa keberlanjutan dimulai dari rumah. Melalui platform kami, individu dapat mengubah sampah plastik menjadi hadiah digital, membuat daur ulang dapat diakses dan bermanfaat. Kolaborasi kami dengan bank sampah masyarakat dan pemerintah daerah telah menunjukkan bahwa dengan alat dan insentif yang tepat, orang-orang ingin menjadi bagian dari solusi." tambah Suhendra.
Salah satu contoh yang menonjol adalah Bank Sampah Induk Malang, yang telah memobilisasi ribuan rumah tangga untuk memisahkan dan menyimpan limbah PET. Bahan yang dihasilkan yang lebih bersih dan disortir dengan lebih baik tidak hanya lebih mudah didaur ulang tetapi juga layak untuk aplikasi bermutu tinggi, termasuk hingga untuk produksi rPET food grade.
Seluruh upaya bersama tersebut, mulai dari: larangan impor, kebijakan EPR, perluasan infrastruktur daur ulang industri, dan program yang dipimpin masyarakat membentuk kerangka kerja nasional yang terintegrasi untuk pengelolaan limbah PET—dipandu oleh visi tanggung jawab lingkungan dan peluang ekonomi.
"Indonesia membuktikan bahwa pengelolaan sampah berkelanjutan bukan hanya tantangan kebijakan, tetapi juga upaya kolektif. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan warga biasa menetapkan tolok ukur baru tentang bagaimana negara-negara berkembang dapat memimpin dalam inisiatif ekonomi sirkular." kata Suhendra.
Baca Juga
Pacu Digitalisasi dan Konektivitas UMKM, Wamen Helvi Moraza Resmikan…
Contoh Jasa Pengelasan dan Strategi Pengembangan Bisnisnya
Diikuti Ribuan Peserta, Kemenperin Latih Generasi Muda Minati Industri…
Dukung Strategi Hidrogen Nasional, PLN Pusertif dan PT Rina Teken…
Produsen Mesin Pengolahan Kayu Asal China dan Singapura Siap Sukseskan…
Industri Hari Ini

Rabu, 30 April 2025 - 05:05 WIB
Bigs Mom Hadir di PARENTALE Moms and Kids Expo 2025, Perkenalkan Layanan Edukasi Premium
Bigs Mom adalah salah satu layanan premium untuk pendidikan anak usia dini yang dikelola oleh Molome Dalome Edutech Kidkids (MDEK).

Rabu, 30 April 2025 - 01:30 WIB
BAIC X55 II Facelift Resmi Meluncur di Indonesia, Tampil Segar dengan Harga Lebih Terjangkau
BAIC Indonesia resmi meluncurkan BAIC X55 II Facelift dengan dua varian baru, fitur canggih, tampilan segar, dan harga lebih terjangkau.

Rabu, 30 April 2025 - 00:40 WIB
Canggih dan Hemat Energi, Garansi AC Xiaomi Terbaru Juga Lebih Panjang
Xiaomi Indonesia resmi meluncurkan Mijia Air Conditioner Pro Eco 5-Star 1 PK Inverter, AC pintar dengan fitur AI, hemat energi, dan garansi hingga 10 tahun untuk kompresor.

Selasa, 29 April 2025 - 21:35 WIB
Kolaborasi dengan Asiabike Jakarta, PEVS 2025 Resmi Dibuka: Ciptakan Peluang Investasi Ramah Lingkungan
PERIKLINDO bersama Dyandra Promosindo kembali menyelenggarakan PERIKLINDO Electric Vehicle Show (PEVS) 2025 yang dimulai pada hari ini (29/04) di Jiexpo Kemayoran, Jakarta. Berkolaborasi dengan…

Selasa, 29 April 2025 - 21:26 WIB
Puncak Astra Gema Islami ke-15, Astra Gelar Halalbihalal
Astra melalui Yayasan Astra menyelenggarakan kegiatan Halalbihalal Grup Astra yang bertempat di William Soeryadjaya Hall, Gedung Astra Management and Development Institute (AMDI), Sunter, Jakarta…
Komentar Berita