Pengusaha Teriak, Larangan Operasional Truk Selama Lebaran Rugikan Industri

Oleh : Ridwan | Rabu, 19 Maret 2025 - 06:00 WIB

Ilustrasi truk pengangkut bahan baku
Ilustrasi truk pengangkut bahan baku

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan segera menerbitkan aturan pelarangan operasional angkutan barang atau truk selama masa mudik dan balik Lebaran 2025. Kebijakan ini semata-mata untuk menjamin keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran arus mudik dan balik.

Meski demikian, kebijakan tersebut menuai protes dari sejumlah kalangan pengusaha. Bahkan, pengusahan yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) akan menggelar aksi mogok nasional.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Edy Suyanto mengatakan, kebijakan pelarangan operasional truk selama arus mudik dan balik Lebaran 2025 akan merugikan dunia usaha. 

“Kami mencermati terkait berita terakhir ini bahwa pemerintah akan menerapkan pelarangan operasional truk. Bagi kami ini sudah jelas merugikan kegiatan dunia usaha, terlebih dalam proses produksi, Tentu ini akan menggangu produktivitas dan efisiensi,” kata Edy Suyanto di Jakarta (18/3).

Oleh karena itu, Asaki berharap Kementerian Perhubungan bersama-sama dengan asosiasi pengusaha truk mencari solusi agar industri pengguna truk tidak dirugikan. 

“Sesuai rencana pemerintah yang melarang operasional truk dari tanggal 24 Maret – 7 April 2025 atau kurang lebih 16 hari. Ditambah lagi dengan adanya rencana mogok massal pengusaha truk mulai dari tanggal 20 Maret 2025. Artinya kami dipaksa tutup selama 20 hari, karena truk bahan baku dilarang melintas. Otomatis kami memilih untuk setop produksi. Kalau produksi setop selama 20 hari artinya apa? Karyawan ini mau diapain? Dirumahkan?,” paparnya.

Asaki meminta pemerintah mencari titik temu. Harapannya, kebijakan pelarangan operasional truk dilaksanakan seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu 4 hari sebelum dan 4 hari sesudah Lebaran.

“Seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu 4 hari sebelum dan 4 hari sesudah Lebaran itu masih dapat dimaklumi, dan kami sudah terbiasa jadi bisa memanage. Untuk tahun ini, kami menilai terlalu lama, diluar kontrol kami, ditambah lagi rencana mogok itu bisa 3 minggu totalnya,” jelas Edy.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Gelas Kaca Indonesia (APGI), Henry Sutanto juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, pelarangan operasional truk selama Lebaran 2025 dapat membuat industri gelas kaca merana.

Pasalnya, lanjut Henry, pelarangan operasional truk akan membuat distribusi bahan baku terhenti, dengan demikian otomatis pabrik juga harus menghentikan produksinya.

“Untuk industri gelas kaca itu membutuhkan temperatur yang cukup tinggi. Kalau produksi setop, kita butuh waktu 21 hari untuk panasin tungku dari 0 – 1600 derajat. Jadi tidak mungkin kita setop dan mematikan tungku,” jelasnya.

Menurut Henry, mayoritas industri gelas di Indonesia sudah Continous Furnish atau dalam arti tidak bisa setop produksi. 

“Untuk gelas kita ini jalan setiap hari minimum 100-200 ton. Untuk botol bahkan lebih dari 200 ton per hari dengan estimasi satu mobil 30 ton, artinya butuh 7 mobil, atau 7 trailer setiap hari. Nah, kalau misalkan tidak ada transportasi yang mendukung, bagaimana caranya kita produksi,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Henry berharap pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dapat mencari jalan keluar dan solusi yang baik bagi industri agar kelangsungan produksi dapat terus berjalan.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Hadir di Aqua Tech Amsterdam 2025, PT Lautan Air Indonesia (LAI) merupakan satu-satunya Perusahaan asal Indonesia yang berpartisipasi pada salah satu pameran dagang terbesar di dunia yang berfokus pada teknologi dan pengolahan air tersebut

Kamis, 20 Maret 2025 - 06:00 WIB

Lautan Luas (LTLS) Lakukan Ekspansi Bisnis ke Pasar Global

PT Lautan Luas Tbk (LTLS), Perusahaan manufaktur, distribusi bahan kimia, serta jasa dan pendukung terkemuka di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 70 tahun, mengumumkan langkah strategis…

Indonesia dan Jepang aktif menjalin kerja sama bilateral dalam berbagai bidang, termasuk dalam upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Kamis, 20 Maret 2025 - 05:06 WIB

Menperin Agus Apresiasi Kerjasama Pengembangan SDM antara Kemenperin dan Hiroshima University

Indonesia dan Jepang aktif menjalin kerja sama bilateral dalam berbagai bidang, termasuk dalam upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM). Hal ini terealisasi melalui kolaborasi antara Kementerian…

Bazaar Ramadhan Kemenperin

Kamis, 20 Maret 2025 - 04:18 WIB

Kemenperin Dorong Industri Pasok Kebutuhan Bahan Pokok Masyarakat

Kementerian Perindustrian menggandeng para pelaku usaha untuk turut berpartisipasi dalam Bazar Ramadan yang bertujuan untuk menyediakan kebutuhan Lebaran bagi para pegawai dan masyarakat sekitar.

Guru Pasraman yang ada di Desa Ngadiwono, Tosari, Pasuruan, Jawa Timur, sedang mengajar menggunakan media laptop dan proyektor yang baru saja didapat dari pemberian hibah NeutraDC melalui program CSR, Two Hands Hub NeutraDC.

Rabu, 19 Maret 2025 - 23:45 WIB

NeutraDC Serahkan Bantuan Sarana Belajar Digital untuk Anak-anak Suku Tengger Bromo

PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC) yang merupakan7 anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan dengan memberikan dukungan teknologi…

Program SELANGKAH (SEmangat LAwan KAnker) dari Siloam Hospitals Group semakin memperkuat komitmennya dalam deteksi dini kanker payudara

Rabu, 19 Maret 2025 - 23:41 WIB

Program SELANGKAH Siloam Hospitals Perluas Jangkauan Skrining Kanker Payudara ke 41 Rumah Sakit

Memasuki tahun ketiganya sejak diluncurkan pada 2023, program SELANGKAH (SEmangat LAwan KAnker) dari Siloam Hospitals Group semakin memperkuat komitmennya dalam deteksi dini kanker payudara.