Laporan CrowdStrike Ungkap Spionase Siber China Melonjak 150% dengan Taktik yang Semakin Agresif, Meningkatkan Penipuan Berbasis AI
Oleh : Candra Mata | Selasa, 18 Maret 2025 - 12:34 WIB

Laporan CrowdStrike 2025
INDUSTRY.co.id - AUSTIN, Texas – CrowdStrike (NASDAQ: CRWD) hari ini merilis Global Threat Report 2025, yang mengungkap peningkatan agresivitas operasi siber China, adanya lonjakan rekayasa sosial berbasis AI generatif serta penelitian dan eksploitasi terhadap celah keamanan dan kerentanan oleh aktor-negara, serta peningkatan tajam serangan tanpa malware yang berbasis identitas.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa pelaku ancaman yang berafiliasi dengan China meningkatkan operasi siber yang disponsori negara sebesar 150%, dengan serangan yang menargetkan sektor keuangan, media, manufaktur, dan industri melonjak hingga 300%.
Sementara itu, pelaku ancaman di seluruh dunia memanfaatkan penipuan berbasis AI, mengeksploitasi kredensial yang dicuri, dan semakin sering melakukan serangan lintas domain—memanfaatkan celah di endpoint, cloud, dan identitas—untuk menerobos kontrol keamanan dan beroperasi tanpa terdeteksi.
Peralihan ke intrusi tanpa malware yang memanfaatkan akses tepercaya, dikombinasikan dengan waktu pembobolan yang sangat cepat, memberikan ruang yang sempit untuk tim keamanan.
Untuk menghentikan serangan modern, tim keamanan perlu menghilangkan celah visibilitas, mendeteksi pergerakan pelaku ancaman secara real-time, dan menghentikan serangan sebelum eskalasi terjadi—karena begitu serangan telah terjadi, semuanya menjadi terlambat.
Temuan CrowdStrike Global Threat Report
Dengan memantau lebih dari 250 pelaku ancaman yang telah diidentifikasi dan 140 klaster aktivitas baru yang muncul, penelitian terbaru CrowdStrike mengungkapkan:
• Peningkatan Agresivitas Spionase Siber China
CrowdStrike mengidentifikasi tujuh pelaku ancaman baru yang berafiliasi dengan China pada tahun 2024, yang menyebabkan lonjakan serangan spionase sebesar 150%, di mana industri penting mengalami peningkatan serangan yang ditargetkan hingga 300%.
• GenAI Mempercepat Rekayasa Sosial
Taktik phishing dan penyamaran berbasis AI memicu peningkatan voice phishing (vishing) sebesar 442% antara paruh pertama dan paruh kedua 2024. Kelompok eCrime yang canggih seperti CURLY SPIDER, CHATTY SPIDER, dan PLUMP SPIDER memanfaatkan rekayasa sosial untuk mencuri kredensial, membangun sesi jarak jauh, dan menghindari deteksi.
• Iran Memanfaatkan GenAI untuk Penelitian dan Eksploitasi Kerentanan
Pada tahun 2024, pelaku yang berafiliasi dengan Iran semakin mengeksplorasi GenAI untuk penelitian kerentanan, pengembangan eksploitasi, dan perbaikan jaringan domestik, sejalan dengan inisiatif AI yang dipimpin pemerintah.
• Dari Pembobolan hingga Berhasil Masuk – Lonjakan Serangan Bebas Malware
Sebanyak 79% serangan untuk mendapatkan akses-awal kini dilakukan tanpa malware, sementara iklan access broker melonjak 50% YoY. Pelaku ancaman mengeksploitasi kredensial atau informasi penting yang disalahgunakan untuk menyusup ke sistem sebagai pengguna sah, bergerak secara tersembunyi tanpa terdeteksi dengan aktivitas langsung melalui keyboard.
• Ancaman Orang Dalam Terus Meningkat
Pelaku ancaman yang berafiliasi dengan Korea Utara, FAMOUS CHOLLIMA, merupakan dalang di balik 304 insiden yang ditemukan pada tahun 2024. Sebanyak 40% di antaranya melibatkan operasi ancaman orang dalam, dengan pelaku yang beroperasi dengan kedok pekerjaan yang sah untuk mendapatkan akses sistem dan melakukan aktivitas berbahaya.
• Waktu Pembobolan Mencapai Rekor Tercepat
Rata-rata waktu pembobolan eCrime turun menjadi 48 menit, dengan rekor tercepat hanya 51 detik—menyisakan waktu yang sangat terbatas bagi tim keamanan untuk merespons.
• Lingkungan Cloud Dalam Ancaman
Intrusi cloud baru dan yang tidak teratribusi meningkat 26% YoY. Penyalahgunaan akun yang valid menjadi taktik utama akses awal, menyumbang 35% dari total insiden cloud pada paruh pertama 2024.
• Kerentanan yang Belum Tertangani Tetap Menjadi Target Utama
Sebanyak 52% kerentanan yang terdeteksi terkait dengan akses awal, menekankan pentingnya mengamankan titik masuk sebelum pelaku ancaman membangun pertahanan.
Head of Counter Adversary Operations, CrowdStrike, Adam Meyers mengatakan, aksi spionase siber China yang semakin agresif, ditambah dengan semakin cepatnya pemanfaatan tipuan berbasis AI, memaksa organisasi untuk meninjau kembali pendekatan mereka terhadap keamanan.
“Pelaku ancaman mengeksploitasi celah identitas, memanfaatkan rekayasa sosial, dan bergerak melintasi berbagai domain tanpa terdeteksi—membuat sistem pertahanan lama menjadi tidak efektif. Menghentikan serangan membutuhkan platform terpadu yang didukung oleh intelijen secara real-time dan pelacakan ancaman, mengkorelasikan aktivitas identitas, cloud, dan aktivitas endpoint untuk menghilangkan blind spot tempat pelaku ancaman bersembunyi," ujarnya.
CrowdStrike memelopori pendekatan keamanan siber berbasis pemahaman terhadap pelaku ancaman melalui platform keamanan siber CrowdStrike Falcon®, yang menghadirkan perlindungan bertenaga AI, intelijen ancaman secara real-time, dan pelacakan ancaman oleh ahli untuk mengamankan identitas, cloud, dan endpoint sebagai standar tertinggi dalam keamanan siber.
Dengan memanfaatkan AI berbasis perilaku dan machine learning yang inovatif, dilatih menggunakan intelijen ancaman terkemuka di industri dan triliunan insiden keamanan, CrowdStrike memberikan perlindungan real-time terhadap ancaman tingkat lanjut, memberikan visibilitas dan keamanan komprehensif di seluruh siklus serangan.
Baca Juga
Kolaborasi Nippon Paint bersama MES Optimalkan Peran Masjid dalam…
Wamenekraf Irene Ungkap Kunci Bisnis IP Lokal Agar Berdaya Saing…
Momen Ramadan, Pacific Palace Hotel Batam Hadirkan Promo Menginap…
DTI-CX 2025: Mendorong Transformasi Digital Indonesia dengan Inovasi…
DDV Bersama Pemprov DKI dan PPJI Gelar Program 'REMEMBER' Tebarkan…
Industri Hari Ini

Selasa, 18 Maret 2025 - 17:42 WIB
Permudah Nasabah Korporasi Kelola Keuangan Lebih Efisien, QLola by BRI Cetak Volume Transaksi Rp8.400 Triliun
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus berinovasi dalam layanan perbankan digital melalui QLola by BRI, yang semakin mendapat kepercayaan dari berbagai sektor industri. Hingga akhir…

Selasa, 18 Maret 2025 - 17:23 WIB
STAR AM Raih Penghargaan Bergengsi di Best Mutual Fund Award 2025
PT Surya Timur Alam Raya Asset Management (STAR AM) kembali membuktikan kiprahnya di industri pengelolaan investasi dengan meraih penghargaan prestisius di ajang Best Mutual Fund Award 2025…

Selasa, 18 Maret 2025 - 16:58 WIB
Anggota DPR: Duterte Tegas dan Tidak Pandang Bulu
Anggota DPR RI angkat bicara soal penangkapan mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte oleh Mahkamah Kriminal Internasional (ICC). Dinilai tegas memberantas narkoba dan wujud penegakan hukum.

Selasa, 18 Maret 2025 - 16:33 WIB
Inovasi Shibori, Jumputan, dan Daur Ulang: Merayakan Kesenian dan Keberlanjutan Global
Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun di industri fesyen, Founder – CEO FUGUKU & Founder – Creative Director SAVLAVIN, Savira Lavinia Raswari, memberikan inspirasi menarik terkait menciptakan…

Selasa, 18 Maret 2025 - 16:15 WIB
Ekspedisi Pelosok Negeri: Mengabdi Sepenuh Hati, Melangkah ke Pelosok Negeri Dusun Kerora, Pulau Rinca
Jakarta-Ekspedisi Pelosok Negeri kembali menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Ekspedisi Pelosok Negeri Vol 7 - Sejuta Langkah Kebaikan, Lestarikan Pesona Alam Pulau Rinca.
Komentar Berita