60 Perusahaan Tutup, Order Sepi Hingga PHK Merajalela, Ekosistem Tekstil Geram Sri Mulyani Bilang Industri TPT Baik-baik Saja

Oleh : Ridwan | Senin, 17 Maret 2025 - 12:30 WIB

Produksi tekstil (vov5)
Produksi tekstil (vov5)

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Kalangan pertekstilan nasional buka suara terkait pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang menyebut bahwa industri tekstil dan produk tekstil (TPT) masih dalam keadaan kuat dengan pertumbuhan 4,3% di tahun 2024 (yoy) meski ada beberapa perusahaan yang tutup.

Ketua Umum Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB), Nandi Herdiaman mempertanyakan korelasi antar data yang disampaikan Menkeu dengan kondisi dilapangan. Pasalnya, dalam dua tahun terakhir seluruh anngota IPKB mengalami sepi order, bahkan sebagian besar sudah merumahkan karyawan karena harus beroperasi dibawah 50%. 

“Paling ada kenaikan order waktu bulan Februari sampai April 2024 itupun ketika Permendag 36/2023 masih berlaku, setelah itu sampai sekarang sepi lagi,” kata Nandi melalui keterangan resminya di Jakarta (17/3).

Dirinya menganggap bahwa data yang disampaikan Menkeu ada kekeliruan karena berbeda jauh dengan fakta dilapangan. “IKM ambruk, industri menengah besar yang tutu pada 60, PHK ratusan ribu, mana mungkin pertumbuhannya positif?,” tegasnya.

Oleh karena itu, Nandi minta Menkeu untuk fokus pada pemberantasan mafia impor ditubuh Bea Cukai untuk menyelamatkan sektor TPT nasional daripada mencari pembenaran memberi angin surga.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Rayon Tekstil, Agus Riyanto menyebut bahwa data yang dipakai Menkeu sangat keliru, karena tidak memasukan data impor yang masuk secara ilegal. 

“Data trademap memperlihatkan gap TPT perdagangan selisihnya di 2024 sekitar USD 1,7 miliar, kalau nilai ini masuk perhitungan maka akan jadi pengurang dalam perhitungan kinerja di neraca perdagangan,” kata Agus.

“Tap ikan barangnya masuk dan beredar di pasar dalam negeri, jadi survey konsumsi BPS memasukkan barang impor ilegal ini sebagai produksi dalam negeri, maka wajar kalau angka pertumbuhan industri TPT versi BPS jadi positif. Dan untuk menutupi kinerja buruk Bea Cukai, Ibu Menkeu sangat senang mem-publish data ini,” tambahnya.

Terlabih jika dikorelasikan dengan data dari Asosiasi yang tingkat utilisasi produksi rata-rata nasional terus turun dari 74,4% di tahun 2022 menjadi 63,8% di tahun 2023 dan 56,3% di tahun 2024. Begitu juga dengan korelasi penggunaan energi dimana sebelumnya PT PLN menyatakan ke khawatirannya karena konsumsi listrik sektor TPT terus turun.

Dirinya pun mengkritik sikap Menkeu sebagai ekonom yang tidak jeli terhadap aktifitas ekonomi ilegal. Menurut Agus, tertutupnya mata sang ekonom membuat rasio pajak Indonesia sangat rendah, dan pertumbuhan ekonomi pas-pasan karena koleksi pandapatan yang rendah.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta mengamini pernyataan KAHMI terkait data pertumbuhan yang dinilai tidak utuh. “Tapi BPS tidak salah juga karena memang data impornya didapat dari Bea Cukai,” terang Redma.

Meski demikian, dia membenarkan data ekspor yang naik 3,8% dan permintaan domestik yang diklaim sebagai penopang pertumbuhan. “Tapi ekspor ini terkait dengan harga bahan baku, kalau bahan baku naik pasti harga jual juga naik dan tidak ada hubungannya dengan volume, sedangkan utilisasi dan penyerapan tenaga kerja kan dihitungnya berdasarkan volume,” jelas Redma.

“Demikian halnya dengan permintaan domestik yang dinilai APSyFI masih cukup baik, hanya saja sebagian besar yang dikonsumsinya adalah barang impor,” lanjutnya.

Namun, Redma lebih mengkhawatirkan turunnya kepercayaan investor dari kekeliruan data ini, sebab dari 60 perusahaan yang tutup beberapa diantaranya adalah PMA. “Jika data yang disajikan pemerintah berbeda 180 derajat dengan realita dilapangan tentu jadi pertanyaan investor,” ungkap Redma.

Direktur Eksekutif Yayasan Konsumen Tekstil Indonesia (YKTI), Ardiman pribadi membenarkan bahwa berdasarkan pantauannya, barang-barang impor saat ini menguasai pasar domestik.

“Kita lihat di Mangga Dua, Tanah Abang dan di semua ITC di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan berbagai Kota di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan sampai pada platform online, sekitar 70%-nya adalah barang impor. Kasat mata gampang dilihat, karena barang-barang ini labelnya masih pakai aksara Tiongkok,” tutupnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Body Transformation Camp (BTC)

Selasa, 22 April 2025 - 16:00 WIB

Body Transformation Camp, Program Diet dengan Sistem Camp Pertama di Indonesia

Body Transformation Camp (BTC) hadir sebagai ekosistem yang dirancang khusus untuk “mensterilisasi” seseorang dari lingkungan lamanya. Di BTC, lingkungan dirancang secara profesional agar…

40 Years Together, Made It Better(40 Tahun Kebersamaan, Menjadikan Segalanya Lebih Baik)

Selasa, 22 April 2025 - 15:46 WIB

HokBen, Pelopor Makanan Bergaya Jepang di Indonesia, Resmi Memasuki Usia ke-40

Jakarta- HokBen, pelopor makanan bergaya Jepang di Indonesia, resmi memasuki usia ke-40 pada 18 April 2025. Sebuah perjalanan panjang yang penuh tantangan telah dilalui dengan semangat, inovasi,…

Earbuds Open-Ear HUAWEI FreeArc .

Selasa, 22 April 2025 - 15:42 WIB

HUAWEI FreeArc Resmi Hadir di Indonesia, Earbuds Open-Ear Paling Nyaman untuk Pelari dan Profesional Aktif

Diciptakan khusus untuk penggemar olahraga seperti lari, bersepeda, hingga HIIT, HUAWEI FreeArc menjawab kebutuhan akan earbuds yang nyaman, stabil, dan tidak mudah lepas, bahkan dalam gerakan…

PT PP

Selasa, 22 April 2025 - 15:09 WIB

PTPP Melunasi Obligasi dan Sukuk Mudharabah Lebih Cepat dari Tanggal Jatuh Tempo

PT PP (Persero) Tbk sebagai salah satu perusahaan BUMN konstruksi dan investasi di Indonesia (“PTPP”) telah melakukan pembayaran atas Obligasi Berkelanjutan III Tahap II tahun 2022 Seri…

Pengembangan Sentra IKM Kulit Manding melalui UPTD Ndalem Kulit Jogja (NKJ) yang berlokasi di Jalan Parangtritis KM 11, Manding, Bantul, Yogyakarta.

Selasa, 22 April 2025 - 13:53 WIB

Ekspor Produk Kulit Naik 8 Persen, Kemenperin Optimalkan Sentra IKM di Jogja

Pemerintah terus memberikan perhatian penuh terhadap pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) melalui pelaksanaan berbagai program pembinaan dan fasilitasi. Misalnya, pengembangan IKM…