FAIR Forward Luncurkan FaktaIklim, Platform Berbasis Kecerdasan Artifisial untuk Deteksi Hoaks Iklim di Indonesia
Oleh : Candra Mata | Senin, 27 Januari 2025 - 12:44 WIB
Kerjasama Indonesia-German melalui GIZ Indonesia yang di dukung oleh Bappenas menghadirkan FaktaIklim, sebuah platform berbasis Kecerdasan Artifisial (KA) untuk mendeteksi misinformasi dan disinformasi Iklim di Indonesia dengan sistem yang mengutamakan inklusivitas dan aksesibilitas.
INDUSTRY.co.id - Bandung, Dalam upaya terus mendorong transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan, FAIR Forward “Artificial Intelligence for All” bersama dengan Prosa.AI, melalui kerja sama Indonesia-German, GIZ Indonesia dengan dukungan dari Kementerian PPN/BAPPENAS Republik Indonesia, meluncurkan FaktaIklim, sebuah platform berbasis Kecerdasan Artifisial (KA) untuk mendeteksi misinformasi dan disinformasi Iklim di Indonesia dengan sistem yang mengutamakan inklusivitas dan aksesibilitas, terutama bagi komunitas paling rentan.
Platform open-source ini berupa website dan chatbot dalam Bahasa Indonesia serta bahasa daerah seperti Minangkabau, Bali, dan Bugis dengan informasi yang disesuaikan dengan konteks lokal. Didukung komunitas anti-hoaks, FaktaIklim dapat memastikan kebermanfaatan dan keberlanjutan informasi iklim yang akurat.
Inisiatif peluncuran platform Faktaiklim tidak luput dari inisiatif awal terkait pembangunan data set bahasa daerah untuk mendukung pengembangan berbasis Kecerdasan Artifisial yang relevan secara lokal. Data set tersebut telah diluncurkan pada April 2024 silam dan dipublikasikan pada platform Hugging Face. Dari data set tersebut kemudian dikembangkan menjadi model KA yang mampu mendeteksi disinformasi, serta dilengkapi dengan fitur klasifikasi dan chatbot pada platform daring. Secara umum, terdapat tiga metodologi besar yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan FAIR Forward, antara lain metodologi terkait pembangunan dataset, metodologi pengembangan model KA, dan metodologi terkait pengembangan website dan chatbot.
“Penelitian yang dilakukan ini merupakan salah satu contoh penerapan teknologi kecerdasan artifisial dalam memerangi kesalahan persepsi di masyarakat mengenai perubahan iklim. Teknik yang digunakan adalah melalui perbandingan semantik antara informasi masukan pengguna dengan basis data informasi yang dikembangkan, yang dibangun dari berbagai portal informasi perubahan iklim yang tersedia dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.” ungkap Ayu Purwarianti, Dosen Pusat Kecerdasan Artifisial, Institut Teknologi Bandung.
Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika dari Kementerian PPN/BAPPENAS, Taufiq Hidayat Putra, ST., M.Eng., Ph.D, menyampaikan, “Pemerintah Indonesia berkomitmen dalam menciptakan ekosistem kecerdasan artifisial yang mengakomodasi pemanfaatan teknologi dari peningkatan SDM melalui pelatihan hingga penggunaannya, baik di masyarakat hingga terintegrasi ke dalam sistem pemerintahan. Oleh karena itu, diperlukan berbagai kebijakan untuk mendorong dan mengatur pemanfaatan teknologi tersebut.” Dukungan inisiatif ini ditujukan untuk menyediakan akses ke data pelatihan dan teknologi KA guna mendukung inovasi KA lokal, memperluas keterampilan KA lokal, dan membina ekosistem yang mendukung KA berbasis nilai dan perlindungan data yang lebih baik.
“Pemanfaatan Kecerdasan Artifisial untuk aksi iklim dapat mendukung pemrosesan data berlangsung lebih mudah dan cepat. Indonesia sebagai negara yang banyak mengalami bencana alam dan tantangan iklim memiliki kerentanan dalam menanggulangi misinformasi iklim. FAIR Forward bersama BAPPENAS dan Prosa.AI telah menjadi mitra mengumpulkan dataset bahasa daerah Minangkabau, Bali, dan Bugis yang mendukung akses masyarakat adat mengelola pengetahuan iklim dan startup lokal mengembangkan inovasi lokal berbasis Kecerdasan Artifisial,” ujar Karlina Octaviany, Artificial Intelligence Advisor FAIR Forward, GIZ Indonesia.
FAIR Forward merupakan inisiatif kerja sama pembangunan Jerman yang bertujuan mendorong penggunaan kecerdasan artifisial yang beretika, terbuka dan berkelanjutan, serta berkomitmen untuk menciptakan ekosistem yang mendudukkan pemangku kebijakan dan masyarakat. Harapannya baik masyarakat, maupun LSM, hingga pelaku industri teknologi dapat memanfaatkan FaktaIklim untuk melawan disinformasi dan hoaks iklim serta mendorong pemanfaatan kecerdasan artifisial guna mendukung implementasi kebijakan iklim di Indonesia.
Komentar Berita