BRIN Memfasilitasi Para Periset Asing yang Akan Bekerja di Indonesia
Oleh : Kormen Barus | Minggu, 26 Januari 2025 - 07:44 WIB
Paten portfolio Betolar yang mengutamakan kualitas terbaik hasil dari laboratorium Riset dan Pengembangan (R&D)
INDUSTRY.co.id -
Jakarta - Sejumlah peluang kolaborasi dan kerja sama dibahas dalam pertemuan antara Rusia dan Indonesia dalam kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), seperti dikutip industry.co.id dari laman BRIN, Minggu (26/01/2025).
Plt. Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR IPSH) BRIN, Yan Rianto mengungkapkan salah satu inisiatif yang dibahas adalah pendirian pusat studi internasional, termasuk pusat studi Rusia. Pusat ini rencananya disediakan BRIN untuk memfasilitasi para periset asing yang akan bekerja di Indonesia.
“BRIN siap mendukung kolaborasi internasional, khususnya yang terbaru dalam bidang nuklir dan reaktor penelitian, serta pengembangan radiofarmaka untuk pengobatan kanker,” ungkap Yan.
Sementara itu Dubes Rusia, Sergei Tolchenov menyampaikan kesiapan Rusia untuk bekerja sama dalam bidang nuklir, terutama terkait produksi energi dan farmasi. Ia juga menjelaskan bahwa Rusia memiliki beberapa institusi yang fokus pada studi sejarah, ilmu sosial, dan hubungan internasional, serta siap untuk menjajaki peluang kerja sama lebih lanjut dengan Indonesia, termasuk dalam konteks pusat studi Rusia dan ASEAN.
Lebih lanjut, pembahasan rencana kolaborasi juga mencakup peringatan 75 tahun hubungan bilateral Indonesia-Rusia (Commemoration of 75th Anniversary of Indonesia and Russia Bilateral Relations), dengan kemungkinan menyelenggarakan konferensi bersama tentang sejarah dan hubungan internasional. Kedua belah pihak juga mempertimbangkan kerja sama dengan lembaga riset seperti Valdai Discussion Club dan Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia (Russian Academy of Sciences/ RAS) untuk mengembangkan proyek penelitian bersama.
Diskusi kemudian berlanjut pada pengembangan berbagai bentuk kerja sama praktis, termasuk penyelenggaraan konferensi dan pertukaran peneliti antara Indonesia dan Rusia. Kerja sama ini juga dimungkinkan untuk pembentukan kolaborasi riset yang lebih terstruktur, seperti BRIN-Valdai Institute atau kolaborasi dengan RAS. Kolaborasi ini akan memperkuat hubungan kedua negara dalam berbagai bidang.
Tujuan utama kolaborasi di atas adalah memperkuat hubungan Indonesia-Rusia melalui penelitian ilmiah dan kerja sama di berbagai bidang riset. Rencana tersebut akan mencakup penandatanganan naskah Nota Kesepahaman (MoU) antara BRIN dan RAS, yang diharapkan dapat dilakukan pada tahun 2025 bertepatan dengan sesi Joint Coordinating Committee (JCC) Indonesia-Rusia untuk kerja sama perdagangan dan ekonomi.
Dalam kesempatan ini, BRIN berharap dapat melibatkan lebih banyak periset Indonesia yang tertarik pada studi Rusia dan sebaliknya. Dubes Rusia juga membahas potensi kerja sama antara lembaga riset di Indonesia dan Rusia, termasuk kemungkinan mengadakan pameran foto yang menunjukkan sejarah hubungan kedua negara. Mereka juga membahas pentingnya kolaborasi antara arsip nasional Indonesia dan Rusia untuk berbagi dokumen sejarah.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Riset Kewilayahan (PRW) BRIN, Fadjar Ibnu Thufail menambahkan, kegiatan ini adalah pertemuan kedua, setelah sebelumnya membicarakan tentang kemungkinan kerja sama.
“Kami berharap pertemuan ini akan mengarah pada langkah konkret dalam kerja sama, tidak hanya di tahun 2025, tetapi juga di tahun-tahun mendatang,” ungkap Fadjar.
Fadjar lalu menutup diskusi dengan menyatakan langkah awal BRIN akan mengoordinasikan dengan pihak-pihak terkait, untuk menyelesaikan draft MoU dan mempersiapkan berbagai kegiatan kolaborasi yang akan dilakukan bersama di masa depan. (SGD/ ed:And, aps)
Komentar Berita