Perkuat Hilirisasi Minyak Atsiri, Kemenperin Kembangkan Pusat Flavor dan Fragrance Bali
Oleh : Candra Mata | Sabtu, 25 Januari 2025 - 09:12 WIB
Kemenperin bangun Pusat Flavor dan Fragrance (PFF) di Denpasar, Bali dorong hilirisasi produk minyak atsiri agar dapat memberikan kontribusi signfikan terhadap perekonomian nasional.
INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendorong hilirisasi produk minyak atsiri agar dapat memberikan kontribusi signfikan terhadap perekonomian nasional. Salah satu langkah strategis yang dijalankan oleh Kemenperin adalah membangun Pusat Flavor dan Fragrance (PFF) di Denpasar, Bali.
“Pembangunan PFF Bali ini berperan penting sebagai pusat inovasi, produksi, dan inkubasi bisnis produk berbasis minyak atsiri,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, Jumat (24/1).
Menurut Dirjen Industri Agro, minyak atsiri memiliki peran strategis dalam berbagai industri, seperti penggunaannya pada produk flavor, fragrance, dan wellness. “Dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu penghasil minyak atsiri terbesar di dunia, kami bertekad untuk mendorong hilirisasi komoditas ini demi meningkatkan nilai tambah dan daya saing di pasar internasional,” ujarnya.
Putu optimistis, fasilitas PFF Bali akan memberikan manfaat langsung bagi petani, pelaku usaha kecil dan menengah, startup entrepreneur, hingga pengembang produk. “Selain itu, PFF Bali juga berperan sebagai sarana kolaborasi lintas sektor, baik di tingkat lokal maupun internasional,” ungkapnya.
Putu menambahkan, Bali dipilih sebagai lokasi strategis PFF karena potensi pariwisata yang sangat besar, khususnya di sektor spa dan wellness. Menurut data Asosiasi Spa Indonesia (ASPI), terdapat lebih dari 4.000 pelaku usaha spa di Bali yang sangat bergantung pada produk aromaterapi berbasis minyak atsiri.
“Dengan adanya PFF Bali, pelaku usaha di sektor ini diharapkan dapat mengakses produk-produk berkualitas tinggi yang mendukung daya saing industri pariwisata di Bali,” imbuhnya.
PFF Bali berlokasi di Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar yang merupakan satuan kerja di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin. “Pembukaan PFF di Bali adalah sebuah langkah besar yang kami yakini akan membawa dampak positif tidak hanya bagi industri, tetapi juga bagi perkembangan ekonomi dan budaya di Bali serta Indonesia secara keseluruhan,” tutur Kepala BPSDMI Kemenperin, Masrokhan.
Dengan tuntutan perkembangan dan keunggulan Indonesia di sektor flavor dan fragrance, PFF Bali juga diharapkan dapat berperan sebagai pionir dalam menciptakan inovasi flavor dan fragrance yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. “Kami berharap pusat ini menjadi tempat bagi para ahli, profesional, dan mitra industri untuk bersama-sama mengembangkan solusi baru yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan industri secara luas,” tambah Masrokhan.
Sementara itu, Kepala BDI Denpasar Arga Mahendra memastikan, PFF Bali dapat beroperasi secara optimal, memberikan pelayanan terbaik, dan terus berkembang untuk ke depannya. ”PFF Bali ini didorong oleh beberapa tujuan utama yang ingin kita capai bersama, yaitu fasilitasi pendampingan, fasilitasi promosi dan pemasaran, fasilitasi peningkatan kapasitas SDM industri, serta fasilitasi katalisasi inovasi,” jelas Arga.
Dengan hadirnya PFF sebagai katalis tumbuhnya industri hilir minyak atsiri, PFF pun diharapkan memberikan beberapa manfaat, di antaranya menghasilkan produk unggulan berbasis minyak atsiri yang kompetitif di pasar domestik maupun global, serta meningkatkan nilai tambah komoditas minyak atsiri melalui produk hilir, seperti flavor, fragrance, dan wellness.
Selain itu,mendukung ekspor produk berbasis minyak atsiri dengan standar tinggi yang diminati pasar internasional, serta dapat menguatkan daya saing sektor pariwisata Bali melalui kolaborasi dengan pelaku usaha di industri spa, wellness, hotel dan wewangian.
Oleh karena itu, Kemenperin menekankan pentingnya sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk asosiasi seperti Dewan Atsiri Indonesia, Asosiasi Flavor and Fragrance Indonesia, Asosiasi Aromaterapi Indonesia, serta Asosiasi Spa Indonesia. Bahkan juga akan berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk berkontribusi melalui kegiatan penelitian inovatif dan pengembangan teknologi yang dapat mendukung transformasi industri ini.
“Keberhasilan PFF Bali sangat bergantung pada kerja sama yang erat antara pemerintah, asosiasi, pelaku usaha, dan akademisi. Kami percaya bahwa sinergi ini akan menciptakan produk-produk berkualitas tinggi yang tidak hanya memenuhi standar global tetapi juga merepresentasikan kearifan lokal Indonesia,” pungkas Putu.
Komentar Berita