Peluang Pertumbuhan Non-Linier, Menko Airlangga: Kita Perlu Lompatan Kuantum dari Digitalisasi, AI, dan Produktivitas Ekonomi Digital
Oleh : Hariyanto | Rabu, 22 Januari 2025 - 09:21 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pemerintah terus berupaya mengakselerasi kekuatan ekonomi digital Indonesia agar mampu memiliki daya saing tinggi di tingkat regional maupun global. Kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan terus dilakukan dalam membangun infrastruktur digital di Indonesia, mengoptimalkan penggunaan Artificial Intelligence (AI), melahirkan SDM yang kompeten, hingga meningkatkan keamanan digital di Indonesia.
Selain itu, Pemerintah juga mendorong ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) untuk memaksimalkan potensi ekonomi digital Indonesia di level regional.
“Indonesia menggunakan AI untuk manufaktur Industri 4.0, mengembangkan sektor kesehatan, blockchain, machine to machine learning, dan mengembangkan semua hal produktif yang mendorong ekonomi Indonesia tumbuh 8% sesuai target Presiden Prabowo. Terdapat peluang pertumbuhan non-linier melalui sektor digital. Jadi, kita memerlukan lompatan kuantum yang hanya mungkin dilakukan melalui digitalisasi, melalui AI, dan melalui peningkatan produktivitas menggunakan ekonomi digital,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Alibaba Cloud Developer Summit 2025 di Jakarta, Selasa (21/1/2025).
Secara global, AI diproyeksikan memberikan kontribusi sebesar USD15,7 triliun terhadap perekonomian pada tahun 2030 yang terdiri dari USD6,6 triliun dari peningkatan produktivitas dan USD9,1 triliun dari konsumsi. Indonesia sendiri merupakan negara yang menempatkan konsumsi sebagai salah satu penopang perekonomian dan Pemerintah mendorong peran AI sebagai katalis dan pendorong utama ketahanan ekonomi Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa pengembangan AI perlu didukung dengan pengembangan pusat data, dan pusat data juga bergantung pada pengembangan semikonduktor. Indonesia juga menjadi negara pertama yang telah berhasil menyelesaikan penilaian kesiapan AI menggunakan Readiness Assessment Methodology UNESCO.
“Oleh karena itu, Indonesia memiliki tonggak sejarah dalam mengembangkan penerapan AI sebagai pelopor regional dan Indonesia diharapkan menjadi pusat data regional yang kuat. Indonesia telah memiliki beberapa daerah khususnya di Jawa Barat dan Batam yang dibangun sebagai Kawasan Ekonomi Khusus untuk data center. Dalam pengembangan data center di Indonesia juga terdapat investasi untuk data center AI yang membutuhkan energi ramah lingkungan,” ungkap Menko Airlangga.
Dorongan Pemerintah mengembangkan AI dan ekonomi digital juga diiringi dengan upaya Pemerintah yang bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melahirkan digital talent Indonesia. Pemerintah menargetkan Indonesia akan memiliki sekitar 500.000 generasi muda yang melek digital setiap tahunnya, termasuk yang ahli di bidang AI.
Menko Airlangga mengapresiasi Alibaba yang turut mendukung melalui pelatihan digital memilih Indonesia sebagai negara tuan rumah kegiatan tahunan Alibaba Cloud yang turut mendorong inovasi dan memperkuat kolaborasi di antara seluruh pemangku kepentingan.
“Indonesia sedang mengembangkan sertifikasi kebijakan AI dan juga TechX, proyek percontohan Indonesia-Singapura, untuk memberikan peluang bagi profesional muda,” kata Menko Airlangga.
Lebih lanjut, Menko Airlangga mengatakan bahwa Indonesia dan Singapura mempunyai ambisi bersama untuk mengembangkan pusat digital termasuk AI untuk kawasan Asia Tenggara dan Indonesia. Selain penggunaan AI difokuskan untuk sektor produktif, Menko Airlangga juga menegaskan komitmen serius Pemerintah dalam meningkatkan keamanan digital.
“Tidak ada ekonomi digital tanpa keamanan digital. Keamanan digital memainkan peran penting dalam mengembangkan ekonomi digital,” pungkas Menko Airlangga.
Komentar Berita