Tol Serang Panimbang Solusi Atasi Kesenjangan Banten Utara yang Kaya dan Banten Selatan yang Miskin
Oleh : Hariyanto | Minggu, 19 Januari 2025 - 15:25 WIB
Foto Utama: Ilustrasi Pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang (dok PUPR)
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pembangunan infrastruktur strategis sering kali menjadi kunci dalam mengatasi disparitas ekonomi antar wilayah. Salah satu langkah besar yang diambil pemerintah untuk mewujudkan pemerataan ekonomi adalah melalui proyek Jalan Tol Serang Panimbang.
Jalan tol ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan antara wilayah Banten Utara yang maju dengan Banten Selatan yang selama ini tertinggal secara ekonomi.
Konektivitas sebagai Penggerak Ekonomi
Jalan Tol Serang Panimbang dirancang untuk menghubungkan Serang, ibu kota Provinsi Banten, dengan Kecamatan Panimbang, pintu gerbang menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. Dengan total panjang 83,67 km, tol ini terbagi dalam tiga seksi. Seksi 1 (Serang-Rangkasbitung) telah beroperasi sejak Desember 2021, sementara Seksi 2 (Rangkasbitung-Cileles) dan Seksi 3 (Cileles-Panimbang) dijadwalkan selesai pada 2025.
Tol ini akan memangkas waktu tempuh dari Jabodetabek menuju Banten Selatan menjadi hanya 1-2 jam, jauh lebih cepat dibanding waktu perjalanan sebelumnya yang mencapai 3-4 jam. Dengan akses yang lebih cepat, wilayah Banten Tengah dan Selatan diprediksi akan mengalami lonjakan aktivitas ekonomi, mulai dari sektor pariwisata hingga logistik.
Mengatasi Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
Banten Utara telah lama menjadi pusat industri dan ekonomi di provinsi ini, sementara Banten Selatan tertinggal dengan karakteristik ekonomi agraris dan terbatasnya infrastruktur. Pembangunan Jalan Tol Serang Panimbang diharapkan menjadi katalisator yang mempercepat pemerataan pembangunan.
Dengan akses jalan yang lebih baik, wilayah-wilayah yang selama ini terisolasi akan terhubung dengan pusat-pusat ekonomi utama. Hal ini membuka peluang baru, seperti peningkatan investasi di sektor pariwisata KEK Tanjung Lesung dan kemudahan distribusi hasil bumi dari wilayah Selatan.
Selain itu, biaya logistik yang diproyeksikan turun hingga 30% dan efisiensi waktu pengiriman barang sebesar 50% akan memberikan dampak besar terhadap daya saing produk lokal dari Banten Selatan. Masyarakat di wilayah ini akan mendapatkan akses yang lebih luas terhadap pasar dan peluang ekonomi baru, mengurangi ketimpangan yang selama ini ada.
Komitmen Pemerintah dan Swasta
PT Wijaya Karya (WIKA), sebagai pelaksana proyek, memastikan kualitas pembangunan dengan menggunakan teknologi terkini seperti Building Information Modeling (BIM) dan Lean Construction. Pendekatan ini tidak hanya menjamin keamanan dan efisiensi konstruksi, tetapi juga mengantisipasi risiko yang dapat menghambat pembangunan.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menegaskan bahwa pembangunan tol ini bukan hanya soal mengurangi waktu perjalanan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru. Hal ini sejalan dengan visi Asta Cita untuk mewujudkan pemerataan ekonomi dan kemandirian bangsa melalui infrastruktur yang mendukung konektivitas dan aksesibilitas.
Masa Depan Banten yang Lebih Merata
Dengan rampungnya Jalan Tol Serang Panimbang pada 2025, diharapkan kesenjangan antara Banten Utara yang maju dan Banten Selatan yang tertinggal akan semakin berkurang. Pemerintah dan sektor swasta perlu terus bersinergi untuk memastikan keberlanjutan proyek-proyek infrastruktur seperti ini.
Langkah ini menjadi awal dari pemerataan ekonomi Banten, di mana semua wilayah dapat berkembang bersama, memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara lebih merata.
Komentar Berita