Sinar Matahari Langsung Tingkatkan Peluruhan BPA dari Galon ke Air Minum
Oleh : Kormen Barus | Jumat, 17 Januari 2025 - 18:04 WIB
Ilustrasi Truk pengangkut galon
INDUSTRY.co.id, Jakarta – Truk pengangkut galon guna ulang dalam bak terbuka dan terpapar sinar matahari langsung seringkali menjadi pemandangan sehari-hari. Dengan suhu udara yang mencapai puncak di siang hari, paparan sinar matahari dapat memengaruhi kualitas produk Air Minum dalam Kemasan (AMDK).
“Galon ini menjadi masalah pada waktu didistribusikan, mulai dari yang kosong maupun yang sudah diisi, karena bisa terpapar panas, karena ditaruh di truk-truk terbuka,” kata dr. I Made Oka Negara dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana menyampaikan keprihatinannya beberapa waktu lalu terkait bagaimana produk AMDK galon didistribusikan.
Cara distribusi yang salah ini tentunya menyalahi aturan BPOM tentang cara penyimpanan pangan olahan. Dalam Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2024 tentang Label Pangan Olahan, BPOM telah mewajibkan produsen AMDK untuk menyimpan produk-produk mereka di tempat bersih dan sejuk, menghindarkannya dari paparan sinar matahari langsung dan benda-benda berbau tajam. Namun, peraturan ini rupanya belum menjadi perhatian utama pelaku bisnis AMDK, padahal sejumlah riset ilmiah telah menunjukkan bahwa paparan sinar matahari langsung terhadap kemasan pangan berbahan plastik polikarbonat yang digunakan oleh galon guna ulang bisa menyebabkan peluruhan Bisphenol A (BPA) dari kemasannya ke air minum.
Pakar polimer dari Universitas Indonesia, Mochamad Chalid, mengonfirmasi bahwa paparan sinar matahari langsung berpotensi meningkatkan peluruhan BPA dari galon polikarbonat ke air minum. “BPA dapat terlepas dari polikarbonat dengan adanya peningkatan pada suhu dan waktu,” kata Chalid dalam acara Expert Forum di UI beberapa waktu lalu.
Bisphenol A (BPA) merupakan bahan kimia sintetis yang digunakan dalam pembuatan plastik polikarbonat, yang umumnya ditemukan dalam botol dan galon air minum yang dapat digunakan kembali atau guna ulang. Bahan ini telah menjadi topik perhatian banyak penelitian kesehatan karena potensi risiko kesehatannya.
Sejumlah riset ilmiah mengungkap bagaimana paparan sinar matahari bisa meningkatkan peluruhan BPA dari kemasan polikarbonat. Pertama, sinar matahari mengandung radiasi ultraviolet (UV) yang memiliki energi cukup kuat untuk memutus rantai ikatan kimia pada plastik polikarbonat. Proses ini akan melemahkan struktur polimer pada polikarbonat, sehingga molekul BPA lebih mudah berpindah dari kemasan ke air minum.
Kedua, sinar matahari tidak hanya memancarkan sinar UV tetapi juga menghasilkan panas, sehingga meningkatkan suhu di dalam galon polikarbonat. Suhu yang meningkat akan meningkatkan pula mobilitas molekul, yang selanjutnya memfasilitasi migrasi BPA ke dalam air minum.
Ketiga, polikarbonat rentan mengalami degradasi akibat proses yang disebut “stres oksidatif” akibat paparan radiasi UV dari paparan sinar matahari. Degradasi polikarbonat ini lebih lanjut akan mempercepat pelepasan BPA.
Jadi, ada tiga kombinasi mekanisme atau proses dari paparan sinar matahari langsung yang bisa menyebabkan peluruhan BPA dari kemasan polikarbonat ke dalam air minum. Yaitu, paparan radiasi UV, peningkatan suhu akibat panas yang dihasilkan, dan “stres oksidatif”.
Cara distribusi galon guna ulang yang tidak tepat telah menjadi perhatian pemerintah. Hasil pengawasan BPOM di lapangan pada 2021-2022 menemukan level peluruhan BPA di sarana distribusi yang berada pada rentang 0,5 bpj (bagian per juta) hingga 0,6 bpj sebanyak 46,97 persen dan yang berada di atas 0,6 bpj sebanyak 3,4 persen. Itu berarti hampir setengah produk AMDK galon guna ulang di sarana produksi sudah tercemar BPA pada tingkat mengkhawatirkan (0,5-0,6 bpj) sedangkan 3,4 persennya sudah melampaui ambang batas aman (0,6 bpj).
Paparan kronis BPA melalui konsumsi air minum atau makanan lain dapat menyebabkan penumpukan dalam tubuh, yang berisiko membahayakan kesehatan. Penelitian juga menunjukkan bahwa akumulasi BPA ini berkaitan dengan gangguan metabolisme, penyakit kardiovaskular, serta perubahan perilaku pada anak-anak.
Komentar Berita