DMC Dompet Dhuafa Gandeng Komunitas Lokal Exotic Tanam Ribuan Mangrove, Cegah Dampak Terparah Abrasi Bagi Warga Pulau Mangare
Oleh : Candra Mata | Selasa, 31 Desember 2024 - 16:30 WIB
Ilustrasi penanaman mangrove
INDUSTRY.co.id - Gresik, Jawa Timur –Melalui program penanaman mangrove ini, DMC Dompet Dhuafa juga menggandeng komunitas lokal Exotic Mangare, yakni sekelompok warga Pulau Mangare yang peduli terhadap ekosistem mangrove di pulau tersebut.
“Terima kasih kepada DMC Dompet Dhuafa telah mempercayai kami dalam program penanaman mangrove di Mangare. Kami berharap program ini bisa terus berkembang. Mangrove yang kita tanam bersama juga bisa berkembang sehingga abrasi yang menjadi ancaman warga di sini berkurang, daratan masih terus utuh dan masyarakat yang menggantungkan nafkah di tambak-tambak bisa mendapatkan hasilnya,” ujar Ahmad Ja’far dari anggota Exotic Mangrove.
Ahmad Ja’far pun menjelaskan bagaimana abrasi menjadi momok wilayah pesisir Mangare. Menurutnya setiap tahun abrasi mengikis setiap jengkal daerah daratan pulau Mangare.
“Abrasi menenggelamkan daratan pulau ini, seperti laut yang kita lihat (di belakang titik Lokasi penanaman mangrove) dulunya itu adalah daratan dan tambak. Sekarang yang bis akita lihat hanya lautan,” sambung Ja’far.
Ahmad Ja’far menerangkan abrasi telah menenggelamkan banyak tambak ikan milik warga. Dari sekitar 200 tambak yang ada di Desa Tanjung Widoro, kini hanya tersisa sekitar 15 tambak ikan.
“Banjir rob kerap melanda Pulau Mangare, ketinggian air sekitar dua meter menutupi daerah pesisir yang berisi tamba-tambak ikan. Setiap tahun selalu ada banjir rob. Banjir ini tentu membuat rugi warga yang punya usaha tambak,” ujarnya.
DMC Dompet Dhuafa menentukan pulau Mangare yang berada di pesisir utara Jawa sebagai program penanaman mangrove guna memulihkan ekosistem pesisir setelah melakukan coastal assessment beberapa waktu sebelumnya.
Dengan penanaman mangrove, ekosistem pesisir bisa kembali pulih dan mampu bertahan dari abrasi yang kian mengancam akibat perubahan iklim.
“Kondisi perairan Mengare saat ini sangat memprihatinkan. Tidak adanya breakwater dan atau green belt menyebabkan daratan berhadapan langsung dengan ombak yang ganas. Ratusan hektare tambak telah tenggelam dan banyak tambak yang rusak serta potensial tenggelam, bahkan abrasi dan ROB yang terjadi telah mematikan wisata Pantai Ayang-Ayang,” ujar Lu’lu-u Azizah dari Kesiapsiagaan dan Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim DMC Dompet Dhuafa dalam rilis (Selasa, 31/12/2024).
Lulu menjelaskan wilayah batas antara laut dan pantai seharusnya dibangun infrastruktur berupa breakwater sebagai solusi paling konkret untuk memecah ombak dan menurukan daya rusak ombak saat mencapai area tambak atau pemukiman penduduk.
“Penanaman mangrove di wilayah tersebut tidak lagi memungkinkan karena ganasnya ombak yang bisa menghempaskan tanaman mangrove yang baru ditanam. Oleh karena itu kami menentukan titik penanaman mangrove yang agak jauh dari laut sebagai mitigasi jika suatu waktu area tersebut terdampak daya rusak dari ombak yang mencapai daerah tersebut,” ujar Lulu.
Dengan program penanaman mangrove di Pulau Mangare, DMC Dompet Dhuafa berupaya memberikan solusi jangka panjang untuk melindungi ekosistem pesisir dan mencegah kerugian lebih besar bagi masyarakat yang bergantung pada tambak dan daratan pulau.
Peran mangrove sebagai pelindung alami dataran pantai dari terjangan ombak, dan kenaikan permukaan air laut yang merupakan dampak langsung dari krisis iklim, mampu menaruh kembali harapan dari masyarakat pesisir untuk menjaga tempat tinggalnya tetap utuh. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang.
Hingga Sabtu lalu (21/12) Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa telah menanam 7000 mangrove di pesisir Pulau Mangare, Desa Tanjung Widoro, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Komentar Berita