CISDI Kritik Pemberian Susu UHT dalam Program Makan Bergizi Gratis
Oleh : Nina Karlita | Kamis, 26 Desember 2024 - 22:11 WIB
Ilustrasi Susu (Ist)
INDUSTRY.co.id - Jakarta – Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mengkritik penggunaan susu Ultra High Temperature (UHT) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurut CISDI, pemberian susu UHT tidak sesuai dengan semangat MBG yang bertujuan memberikan gizi optimal kepada anak-anak sekolah. Selama ini, pemerintah sering menggunakan susu UHT dalam uji coba program MBG. Bahkan, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kerap terlihat membagikan susu UHT kepada anak-anak dalam berbagai kesempatan.
CEO dan founder CISDI, Diah Satyani Saminarsih, menyebut bahwa susu UHT mengandung kadar gula yang sangat tinggi sehingga tidak direkomendasikan untuk anak-anak.
“Jadi susu UHT itu tinggi gula. Dan itu yang kita selalu hindari karena [susu] itu akhirnya masuknya ke dalam kategori minuman berpemanis dalam kemasan,” jelas Diah.
Menurut laman Halodoc, susu UHT atau susu ultra-heat treatment adalah susu yang dipanaskan pada suhu lebih dari 135° Celsius selama beberapa detik. Meski proses ini membuat susu lebih steril, konsumsi susu UHT perlu diperhatikan, terutama bagi anak-anak dan bayi.
Artikel yang ditinjau oleh dr. Merry Dame Cristy Pane menjelaskan bahwa kandungan susu UHT tidak selengkap susu formula. Kandungan zat besi, misalnya, tergolong rendah pada susu UHT, padahal zat besi sangat penting untuk mencegah anemia dan menjaga kesehatan sel tubuh.
Selain mengkritik pemberian susu UHT, Diah juga menyoroti ketidakjelasan tujuan dan sasaran program MBG. Ia menyebut pemerintah belum secara gamblang menjelaskan target utama yang ingin dicapai melalui program ini.
“Apa yang mau dikoreksi [dari MBG]? Untuk usia berapa? Dan mau mengurangi makanan yang tinggi gula, garam, lemaknya kah? Jadi ini yang kita juga harus perjelas dengan lebih clear, program ini mau seperti apa?” kata Diah.
Diah juga menekankan pentingnya penerapan standar gizi dalam program MBG agar program ini tidak hanya sekadar menyesuaikan anggaran.
“Yang tidak kalah penting adalah standar isinya itu apa dari makan bergizi gratis ini? Karena kita juga mengetahui dari yang disiapkan yang disiarkan 10.000 rupiah itu standarnya apa? Apa kecukupan gizinya? Kan bukan hanya untuk kenyang, ya kan? Namanya juga makan bergizi gratis,” tambahnya.
CISDI berharap pemerintah dapat memperjelas arah program MBG, memastikan pemberian makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi anak-anak, serta menghindari penggunaan produk dengan kandungan gula tinggi seperti susu UHT. Hal ini penting untuk mendukung kesehatan generasi muda Indonesia secara optimal.
Komentar Berita