Diskusi Gita Wirjawan dan Bagus Muljadi: Indonesia Berpeluang Jadi Pusat Penelitian Global

Oleh : Nina Karlita | Selasa, 17 Desember 2024 - 19:11 WIB

Gita Wirjawan, mantan Menteri Perdagangan Indonesia, berdiskusi dengan Bagus Muljadi, Asisten Profesor di Nottingham University.
Gita Wirjawan, mantan Menteri Perdagangan Indonesia, berdiskusi dengan Bagus Muljadi, Asisten Profesor di Nottingham University.

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Dalam sebuah diskusi yang penuh gagasan visioner, Bagus Muljadi, Asisten Profesor di Nottingham University, dan Gita Wirjawan, mantan Menteri Perdagangan Indonesia, berbagi pandangan tentang bagaimana Indonesia dapat mengambil peran penting di dunia sebagai pusat riset global. 

Dengan menyoroti potensi sumber daya, strategi jangka panjang, dan pentingnya kolaborasi lintas sektor, kedua tokoh ini menggambarkan masa depan cerah bagi Indonesia menuju 2045 sebagai negara superpower.

Bagus Muljadi membuka diskusi dengan menggarisbawahi perlunya Indonesia untuk memperluas perspektif ke panggung global. 

“Sudah saatnya Indonesia meninggalkan fokus eksklusif pada isu domestik. Kita harus menjadi negara yang terlihat dengan pengaruh kuat di bidang sains, teknologi, dan riset,” ujar Muljadi.

Ia menekankan pentingnya menciptakan narator global untuk menyampaikan cerita keberhasilan Indonesia di dunia internasional. Dengan banyaknya sumber daya manusia yang potensial, Muljadi percaya bahwa Indonesia membutuhkan platform yang mampu menghubungkan hasil riset nasional dengan kebutuhan dunia. 

“Narasi yang kuat tentang riset Indonesia di tingkat global dapat membawa kita ke percakapan internasional dan membuktikan kapasitas negara ini,” tambahnya.

Gita Wirjawan menyoroti pentingnya pendekatan strategis untuk mencapai visi Indonesia sebagai negara superpower. Menurutnya, fokus pada isu-isu global seperti teknologi digital, energi terbarukan, dan transportasi berkelanjutan harus menjadi prioritas. 

“Negara-negara besar selalu mengarahkan riset mereka pada solusi untuk masalah mendesak di masyarakat global. Indonesia perlu mengambil langkah serupa,” ujar Wirjawan.

Ia menekankan bahwa pemerintah harus menciptakan insentif yang mendorong universitas dan masyarakat untuk berinvestasi dalam riset yang berdampak nyata. Dengan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, Indonesia dapat menjadi kekuatan inovasi yang relevan secara global.

Salah satu isu utama dalam diskusi ini adalah perlunya meningkatkan kualitas universitas di Indonesia agar mampu bersaing di tingkat global. Muljadi mencatat bahwa meskipun beberapa universitas berhasil naik peringkat internasional, fokus pada riset mendalam dan inovasi masih kurang. 

“Untuk masuk dalam 50 besar universitas dunia, kita harus memperkuat riset orisinal dan inovasi akademis yang berkelanjutan,” ujarnya.

Menurut Muljadi, mengejar peringkat saja tidak cukup. Universitas harus berinvestasi dalam riset yang memiliki dampak signifikan bagi ilmu pengetahuan global. Hal ini membutuhkan komitmen terhadap kualitas dan kolaborasi internasional yang lebih intens.

Diskusi ini juga membahas pentingnya kesetaraan gender di bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM). Muljadi dan Gita Wirjawan sepakat bahwa perempuan memiliki kapasitas intelektual yang sama untuk berkontribusi dalam riset global. 
“Perempuan Indonesia sudah membuktikan diri di panggung internasional, tetapi kita perlu meningkatkan partisipasi mereka di dalam negeri,” kata Gita Wirjawan.

Ia mencontohkan tokoh-tokoh seperti Dr. Carina Joe dan peneliti Indonesia lainnya yang berhasil di institusi ternama dunia. Keberhasilan mereka dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menembus batasan dan memperkuat posisi perempuan di dunia STEM.

Baik Bagus Muljadi maupun Gita Wirjawan sepakat bahwa mewujudkan Indonesia sebagai pusat riset global memerlukan sinergi dari semua pihak. Pemerintah, dunia akademik, dan sektor swasta harus bersama-sama berfokus pada riset yang menjawab tantangan global seperti perubahan iklim dan transisi energi.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Sebanyak 180 lulusan diluluskan dalam dua sesi wisuda ke-7 i3L.

Selasa, 17 Desember 2024 - 22:01 WIB

Tema dan Pesan Inspiratif dalam Wisuda ke-7 i3L

Pada wisuda i3L tahun ini, 180 lulusan diluluskan dalam dua sesi, dengan 82,8 persennya meraih IPK di atas 3,5 dan 91,7 persen menyelesaikan studi tepat waktu.

Gedung Bank Mandiri Pusat

Selasa, 17 Desember 2024 - 21:10 WIB

Penuhi Standar Global, Bank Mandiri Perkuat dan Perluas Sistem Keberlangsungan Bisnis

Bank Mandiri kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga standar operasional terbaik dengan berhasil mempertahankan sekaligus memperluas lingkup sertifikasi ISO 22301:2019 Sistem Manajemen…

Mohammad Abdul Ghani Ceo PTPN III the best ceo in Palm Oil Industri

Selasa, 17 Desember 2024 - 21:00 WIB

Sukses Tingkatkan Kinerja PTPN Group, Mohammad Abdul Ghani Dinobatkan Sebagai Best CEO Industri Sawit 2024

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, dianugerahi penghargaan Best CEO in Palm Oil Industry 2024 dalam ajang 3rd Sawit Indonesia Award 2024 yang…

Apel siaga HKA

Selasa, 17 Desember 2024 - 19:34 WIB

Hamawas Gelar Apel Siaga, Siap Layani Pengguna Jalan Selama Nataru

Sebagai bentuk kesiapan dalam menghadapi momen libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), PT Hutama Marga Waskita (Hamawas) menggelar Apel Siaga yang berlokasi di Gerbang Tol Sinaksak, pada…

Pameran tunggal perupa asal Thailand, Korakrit Arunanondchai yang digelar Mowilex di Museum MACAN pada 30 November 2024 hingga 6 Maret 2025.

Selasa, 17 Desember 2024 - 19:22 WIB

Mowilex dan Korakrit Arunanondchai Hadirkan Transformasi Seni di Museum MACAN

Pameran tunggal perupa asal Thailand, Korakrit Arunanondchai digelar Mowilex di Museum MACAN pada 30 November 2024 hingga 6 Maret 2025.