Perkuat Rantai Pasok Industri, Kemenperin Kawinkan 50 IKM Pangan dengan 25 Industri Besar
Oleh : Ridwan | Senin, 16 Desember 2024 - 14:40 WIB
Dirjen IKMA Kemenperin, Reni Yanita saat membuka Business Matching IKM Pangan dengan industri besar
INDUSTRY.co.id -Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berkomitmen mendorong peran industri kecil dan menengah (IKM) sehingga dapat menjadi supplier dengan dukungan dari sisi kepastian pasar yang berkelanjutan.
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan mempertemukan Industri Kecil dan Menengah (IKM) pangan dengan industri besar.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bagian dari komitmen dunia usaha untuk mendukung pemerintah dalam memperkuat rantai pasok industri dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri melalui pengembangan IKM,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta, Senin (16/12).
Sektor industri pangan merupakan kontributor terbesar terhadap pembentukan kontribusi industri pengolahan nonmigas. Selama tahun 2023, sektor industri pangan menyumbang 39,10% dari nilai PDB industri pengolahan nonmigas, atau 6,55% dari total PDB nasional, dengan nilai ekspor menembus USD 41,70 miliar.
“Dari nilai tersebut, Sebagian merupakan kontribusi IKM pangan yang berjumlah 1,70 juta unit usaha, dan mampu menyerap 3,6 juta tenaga kerja, sehingga menjadikannya industri padat karya,” terangnya.
Dikatakan Reni, kolaborasi antara industri besar pangan dengan pelaku IKM menjadi elemen kunci dalam membangun ekosistem pangan yang terintegrasi. Menurutnya, IKM dapat berkontribusi melalui penyediaan bahan baku berkualitas, produk setengah jadi, atau produk inovatif lainnya yang mendukung kebutuhan rantai pasok industri besar.
“Kemitraan ini dapat meningkatan efisiensi operasional, memperkuat daya saing produk pangan nasional di pasar global, sekaligus meningkatkan kesejahteraan pelaku industri di berbagai tingkatan,” ungkap Reni.
Dirjen IKMA mengungkapkan bahwa kegiatan Business Matching ini juga untuk mendorong salah satu program pemerintah yaitu Indonesia Space Up The World.
“Bagaimana melibatkan IKM pangan untuk program pemerintah dalam hal ini memperbanyak restoran khas Indonesia di luar negeri. Bumbu-bumbu masaknya kan nanti bisa disupport dari IKM pangan, ini kan potensinya luar biasa,” jelas Reni.
Oleh karena itu, untuk memaksimalkan potensi tersebut, ekosistem rantai pasok IKM pangan dalam negeri perlu diperkuat melalui kolaborasi yang lebih era tantara IKM, industri besar, dan pemangku kepentingan terkait.
“Dengan dukungan yang konsisten dari pemerintah, sektor swasta dan masyarakat, Indonesia dapat mewujudkan industri pangan yang tangguh, inklusif, dan kompetitif di tingkat global,” kata Reni.
Kegiatan Business Matching ini melibatkan 50 IKM dan sentra IKM untuk temu bisnis dengan 25 industri besar dan 3 asosiasi, serta kegiatan talkshow dengan tema “Kemitraan IKM Pangan dan Industri Besar”.
Komentar Berita