IPMG Luncurkan Manifesto untuk Akselerasi Akses Obat dan Vaksin Inovatif di Indonesia
Oleh : Nina Karlita | Senin, 16 Desember 2024 - 10:22 WIB
IPMG mengadakan Forum Diskusi Pemangku Kepentingan untuk pertama kalinya.
INDUSTRY.co.id - Jakarta – International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG), organisasi yang mewakili perusahaan biofarmasi global terkemuka di Indonesia, mengadakan Forum Diskusi Pemangku Kepentingan untuk pertama kalinya.
Lebih dari 200 peserta dari berbagai sektor, termasuk kelompok pasien, asosiasi medis, akademisi, hingga perusahaan farmasi, hadir dalam acara yang bertujuan mempercepat akses terhadap obat dan vaksin inovatif guna mendukung transformasi kesehatan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, membuka acara dengan menyampaikan pesan tegas terkait pentingnya transformasi layanan kesehatan.
“Tujuan kami sangat jelas: menyediakan akses layanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau. Akses terhadap obat dan vaksin inovatif masih rendah dan ini harus diperbaiki. Kami bersama BPOM berkomitmen mempercepat proses registrasi serta ketersediaan obat dan vaksin baru di Indonesia,” ujarnya.
Budi juga mengungkapkan rencana pembentukan Satuan Tugas Nasional untuk mendukung percepatan akses obat dan vaksin inovatif. Selain itu, ia menegaskan pentingnya keterjangkauan harga obat melalui sistem yang lebih transparan.
Sementara Kepala BPOM, Taruna Ikrar, memaparkan langkah konkret untuk mempercepat persetujuan obat dan vaksin inovatif.
“Saat ini, proses registrasi membutuhkan lebih dari 300 hari kerja. Kami berkomitmen memangkas waktu tersebut menjadi hanya 90 hari. Langkah ini sudah berhasil diterapkan pada dua produk anti kanker dan akan diteruskan untuk produk-produk lainnya,” jelasnya.
Taruna juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan universitas untuk mendorong riset dan pengembangan.
“Kami bekerja sama dengan 53 universitas terkemuka di Indonesia untuk menghasilkan inovasi yang dapat mendukung ekosistem kesehatan nasional,” tambahnya.
BPOM juga tengah berupaya mencapai pengakuan WHO sebagai regulator dengan tingkat kematangan level 4 pada 2025.
Dalam forum ini, Ketua IPMG, Dr. Ait-Allah Mejri, meluncurkan manifesto yang berisi lima pilar strategis, yaitu:
1. Pembentukan Tim Kerja “Strategi Nasional untuk Obat dan Vaksin Inovatif”.
2. Peninjauan kriteria pengadaan obat dan vaksin yang lebih efektif secara biaya.
3. Percepatan Penilaian Teknologi Kesehatan (HTA).
4. Penguatan kerangka regulasi oleh BPOM.
5. Prioritisasi pembiayaan kesehatan yang berkelanjutan (“More Money for Health, More Health for Money”).
“Manifesto ini adalah visi bersama untuk memperkuat strategi farmasi nasional, dengan fokus pada inovasi dan aksesibilitas,” ujar Dr. Mejri.
Wakil Ketua IPMG, Evie Yulin, menegaskan komitmen organisasi untuk mendukung transformasi kesehatan di Indonesia.
“Selama lebih dari lima dekade, anggota IPMG telah berkontribusi melalui transfer teknologi, pengembangan kapasitas tenaga kesehatan, dan program keberlanjutan lingkungan. Kami terus bermitra dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menciptakan sistem kesehatan yang lebih baik,” katanya.
Komentar Berita