Revolusi Iklan, Mengapa TV Mulai Tenggelam dan Media Sosial Jadi Raja Baru, Begini Kata Jemmy Geovanka
Oleh : Kormen Barus | Sabtu, 14 Desember 2024 - 16:33 WIB
Revolusi Iklan: Mengapa TV Mulai Tenggelam dan Media Sosial Jadi Raja Baru Kata Jemmy Geovanka
INDUSTRY.co.id, Jakarta– Media sosial kini telah menjadi pusat perhatian masyarakat Indonesia. Hampir setiap orang, tanpa memandang usia atau status sosial, tidak bisa dipisahkan dari ponsel mereka. Fenomena ini menghadirkan peluang luar biasa bagi brand untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan audiensnya. Jemmy Geovanka, Founder Karna Kreatif agency, menggambarkan pentingnya konten media sosial dalam membangun dan memperkuat identitas brand, terutama dalam mendukung pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
“Behavior masyarakat sudah berubah. Hampir setiap hari kita semua melihat bagaimana orang-orang menghabiskan waktu di ponsel mereka, entah itu scrolling TikTok, Instagram, Twitter, atau media sosial lainnya. Ini adalah tantangan sekaligus peluang emas bagi brand untuk memanfaatkan perhatian konsumen secara lebih efektif,” terang Jemmy Geovanka.
Tidak disangkal, pergeseran preferensi publik dari media tradisional seperti televisi ke media sosial juga telah terlihat secara signifikan. Menurut data terbaru, belanja iklan di platform digital terus meningkat dari tahun ke tahun, sementara belanja iklan di televisi cenderung stagnan bahkan menurun. Bagi Jemmy, ini adalah tanda yang jelas bahwa era baru pemasaran telah tiba.
“Sekarang adalah zamannya di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi besar. Brand tidak harus memiliki anggaran iklan besar seperti di masa lalu. Dengan membuat konten yang relevan, kreatif, dan otentik di media sosial, siapa saja—bahkan UMKM sekalipun—memiliki peluang untuk viral dan dikenal secara luas,” ujar Jemmy.
Konten yang Tepat, Audiens yang Didapat
Namun, Jemmy menekankan bahwa kesuksesan di media sosial bukan hanya tentang mengejar angka viral. Ada strategi dan seni di balik pembuatan konten yang efektif. Menurutnya, tanpa pendekatan yang benar, konten yang dibuat bisa saja tidak mencapai target audiens atau bahkan berisiko menciptakan asosiasi negatif pada brand tersebut.
“Viral itu memang penting, tetapi itu bukan segalanya. Yang lebih penting adalah bagaimana konten tersebut mampu menyampaikan pesan brand secara tepat kepada target audiens. Pendekatan storytelling yang jujur dan personal, misalnya, dapat membangun kedekatan emosional dengan pengguna media sosial. Inilah yang Karna Kreatif Agency selalu tanamkan kepada klien kami,” jelas Jemmy.
Selain itu, Jemmy menggarisbawahi pentingnya memahami pola konsumsi konten pengguna media sosial di Indonesia yang terkenal unik. Menurutnya, karakteristik pengguna lokal, seperti preferensi pada konten yang ringan, menghibur, hingga penuh emosi, harus menjadi panduan dalam membuat strategi pemasaran digital.
Peran Media Sosial untuk UMKM
Jemmy percaya bahwa media sosial memiliki peran yang sangat besar dalam memberdayakan UMKM. Dengan biaya relatif lebih murah dibandingkan dengan media tradisional, UMKM dapat membawa produk mereka ke pasar yang lebih luas tanpa hambatan besar. Selain itu, media sosial memungkinkan interaksi langsung antara UMKM dengan pelanggan, memberikan umpan balik instan dan membuka peluang untuk membangun loyalitas pelanggan.
“Di media sosial, UMKM tidak lagi dibatasi oleh lokasi. Mereka bisa bersaing bahkan dengan brand besar sekalipun. Semua bermula dari kemampuan untuk membuat konten yang relevan, memesona, dan konsisten,” tambah Jemmy. “Saya selalu berkata, ini adalah zaman di mana yang kecil pun bisa tumbuh besar hanya dengan satu video, satu cerita, atau satu ide kreatif yang dieksekusi dengan baik.”
Komentar Berita