Generasi Muda, Kunci Sukses Indonesia Emas 2045
Oleh : Nadiah Rahma Fitri, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI | Senin, 02 Desember 2024 - 00:30 WIB
Ilustrasi Pebisnis/Pengusaha Sukses (Tom Merton / Getty Images)
INDUSTRY.co.id - Bertepatan dengan peringatan 100 tahun kemerdekaan, Indonesia memiliki visi besar: menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia pada 2045. Namun, apakah kita sudah benar-benar siap untuk mencapai ambisi Indonesia Emas 2045?
Di tengah tantangan global yang kian kompleks ini, perkembangan pesat teknologi digital telah menciptakan peluang tak terbatas yang terus berpotensi mendorong pertumbuhan nasional. Dalam beberapa dekade ke depan, mayoritas penduduk Indonesia akan berada pada usia produktif, dengan generasi muda sebagai tulang punggungnya.
Namun, potensi ini tentu tidak akan maksimal tanpa adanya dukungan literasi keuangan yang memadai. Generasi muda perlu terlebih dahulu memahami pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak untuk dapat membangun masa depan dan turut berkontribusi pada stabilitas ekonomi bangsa.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menekankan pentingnya peran ini dalam membangun ketahanan finansial generasi muda. “Jika kamu tidak menemukan cara untuk menghasilkan uang, kamu akan bekerja hingga akhir hayat. Maka jadilah investor yang cerdas, cermat dan cuan,” ujarnya.
Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 65,4%, sementara tingkat inklusi keuangan berada di angka 75%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun semakin banyak masyarakat dengan mayoritas generasi muda yang kini memiliki akses ke layanan keuangan, tidak semua dari mereka memahami cara menggunakannya dengan bijaksana. Ketimpangan ini menciptakan risiko pengambilan keputusan keuangan yang kurang matang, terutama di kalangan generasi muda.
Data juga menunjukkan bahwa generasi muda cenderung menghabiskan penghasilan mereka untuk kebutuhan yang konsumtif. Tercatat (consumeri.id) , 50% pendapatan mereka dihabiskan untuk traveling (sun), perawatan kulit (skin), kebutuhan pulsa (screen), dan makanan ringan (sugar).
Bahkan, ada survey yang mengungkap bahwa beberapa generasi muda memilih berhutang untuk menjaga gaya hidup agar tetap mewah. Tren ini tentu mempertegas perlunya intervensi yang lebih serius dalam mendidik generasi muda bangsa tentang pentingnya perencanaan keuangan dan pengelolaan investasi.
Agenda Like It 2024 yang digagas oleh Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hadir sebagai upaya untuk menjawab tantangan tersebut. Agenda ini bertujuan mencetak generasi muda yang tidak hanya memahami keuangan, tetapi juga mampu mengambil langkah konkret dalam pengelolaan aset mereka.
Dengan tagline "Generasi Muda Menuju Masa Depan Cerah dengan Berinvestasi di Pasar Keuangan" Agenda ini menyasar generasi muda dengan usia produktif yang tentunya akan berpotensi besar pada pembangunan perekonomian Indonesia. Dengan pendekatan yang interaktif dan relevan dengan gaya hidup anak muda, agenda ini dirancang untuk memberikan generasi muda panduan praktis dalam memulai perjalanan keuangan mereka.
Salah satu hal penting yang ditekankan dalam agenda Like it 2024 adalah perubahan pola pikir dari konsumtif ke produktif. Sebab generasi muda sering kali terjebak dalam budaya fear of missing out (FOMO), yang membuat mereka terdorong untuk mengikuti tren tanpa mempertimbangkan kebutuhan atau kemampuan finansial mereka. Agenda ini mengingatkan generasi muda tentang konsep delayed gratification, yaitu menunda kesenangan sesaat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang lebih besar.
Bagi generasi muda, tentu kemajuan teknologi menjelma pisau bermata dua. Yang mana di satu sisi, mereka memiliki akses instan ke berbagai produk keuangan. Namun, di sisi lain, kemudahan juga sering kali mengaburkan garis antara kebutuhan dan keinginan, sehingga mendorong perilaku konsumtif yang impulsif. Maka, penting bagi generasi muda untuk memiliki literasi keuangan yang memadai agar dapat memanfaatkan segala kemudahan yang ditawarkan era digital dengan bijak. Pemahaman yang mendalam tentang pengelolaan keuangan, investasi, dan perencanaan keuangan jangka panjang akan menjadi bekal berharga untuk mencapai stabilitas finansial di masa depan.
Produk-produk investasi seperti Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Sukuk Ritel (SUKRI) menjadi contoh instrumen yang cocok untuk pemula. Sebab selain mudah diakses, kedua produk ini juga memiliki tingkat risiko rendah dan diawasi oleh pemerintah. Melalui Agenda Like It 2024, generasi muda diajak untuk memanfaatkan instrumen investasi ini sebagai langkah awal dalam perjalanan keuangan mereka.
Generasi muda diingatkan untuk lebih sadar akan pentingnya membuat tabungan investasi dengan mengalokasikan sebagian pendapatan untuk kebutuhan produktif, agar kelak mereka dapat mempersiapkan masa depan yang lebih stabil. Agenda ini juga menekankan bahwa kesuksesan finansial bukanlah tentang memiliki barang-barang mewah, melainkan tentang kemampuan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang tanpa harus bergantung pada pihak lain.
Pelaksanaan Agenda Like It 2024 sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, di mana generasi muda diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi bangsa. Sebab literasi keuangan yang baik akan semakin memperkuat basis investor ritel dan menciptakan iklim investasi yang inklusif serta berkelanjutan. Dengan begitu, Indonesia dapat menghadapi tantangan global dengan lebih percaya diri.
Komentar Berita