Putusan MK Soal Upah Bikin Investor Wait and See, Tunda Bangun Pabrik

Oleh : Ridwan | Kamis, 28 November 2024 - 10:10 WIB

Ilustrasi upah pekerja
Ilustrasi upah pekerja

INDUSTRY.co.id -Jakarta – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat menyebutkan bahwa banyak investor yang berminat menanamkan modalnya di daerah Jawa Barat. Namun, karena ketidakpastian hukum membuat para investor tersebut mengurungkan niatnya.

Ketua Umum Apindo Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik mengungkapkan, visibility atau kemampuan melihat potensi kedepan menjadi salah satu pertimbangan bagi para investor untuk menanamkan modalnya di suatu negara. 

“Dengan UU Cipta Kerja kemarin itu visibility bisa dilihat, tahun depan upah akan naik segini, tahun berikutnya segini. Jadi mereka bisa membuat long term plan. Namun, dengan keputusan MK kemarin membuat banyak investor itu wait and see,” kata Ning Wahyu di Jakarta, kemarin.

Apindo Jawa Barat mencatat ada sebanyak 33 pabrik yang telah relokasi dari provinsi Jawa Barat sejak tahun 2019-2023. Dari nilai tersebut, 28 pabrik telah relokasi ke Jawa Tengah pada tahun 2019-2022. Sementara itu, ada lima pabrik lainnya yang juga melakukan relokasi pada tahun 2023. 

“Ini seharusnya menjadi perhatian, memang investasi di Jawa Barat itu yang masuk banyak. Akan tetapi kalau melihat data-data tersebut membuat kami prihatin, tahun 2019-2022 ada 28 pabrik yang relokasi ke Jawa Tengah, semua pabrik padat karya, itu gede banget loh. Tahun 2023 ada 5 pabrik lagi yang relokasi. Kondisi ini juga secara otomatis membuat banyak terjadi PHK,” paparnya.

Apindo mencatat ada 184 ribu orang yang terkena PHK tahun 2024. Dari angka tersebut, sebanyak 25 persen berada di wilayah Jawa Barat, dan paling banyak didominasi lulusan SMA/SMK. 

“25 persen pengangguran nasional itu adanya di Jabar, dan kebanyakan lulusan SMA. Dengan kondisi yang seperti ini kita juga khawatir bagaimana nanti ke depan,” ungkap Ning Wahyu.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Dewan Pembina Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Harjanto. Dirinya menyebut bahwa keputusan MK terkait formulasi pengupahan membuat para investor yang telah berinvestasi di Indonesia merasa khawatir. 

“Dengan adanya UU Cipta Kerja justru industri alas kaki melaju, ekspor tahun 2023 tembus USD 6,8 miliar. Seharusnya target kita bisa lebih jauh, tapi dengan adanya putusan MK membuat investor yang sudah masuk merasa khawatir, dengan mudahnya regulasi atau kebijakan dirubah seenaknya. Industri padat karya yang sangat sensitif dengan upah kini menjadi gamang,” kata Harjanto.

Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan bahwa saat ini, banyak investor yang sudah membeli tanah menunda pembangunan pabriknya, karena kebijakan yang terus berubah-ubah. 

“Banyak investor yang sudah membeli tanah menunda pengembangan pabriknya. Ini yang kita sayangkan ditengah masalah tingginya angka pengangguran dan banyak yang membutuhkan lapangan pekerjaan,” tegasya.

“Industri alas kaki ini merupakan industri padat karya yang sangat sensitif dengan labour cost. Tenaga kerja satu pabrik itu diatas 10 ribu pekerja, jadi sangat butuh kepastian kebijakan,” tutup Harjanto. 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Peluncuran Range Hood AMG9058-Y dan Built-in Cooking Range HZK60-X20

Selasa, 14 Januari 2025 - 20:01 WIB

FOTILE Luncurkan Dua Produk Unggulan, Range Hood AMG9058-Y dan Built-in Cooking Range HZK60-X20

Penyedia solusi rumah tangga berkualitas, FOTILE memperkenalkan LUNA Series, inovasi yang mengubah cara untuk memasak di dapur. FOTILE meluncurkan dua produk unggulan yang mencakup seri ini…

Agen BRILink di Pedesaan

Selasa, 14 Januari 2025 - 19:52 WIB

Dorong Ekonomi Kerakyatan Yang Inklusif, Ini 10 Bukti Nyata Kontribusi BRI Untuk Negeri

Sepanjang tahun 2024 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berhasil mencatatkan sejumlah pencapaian strategis yang semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu pilar utama ekonomi…

Ilustrasi penjualan mobil (Foto: Liputan6)

Selasa, 14 Januari 2025 - 19:30 WIB

Gawat! Tak Disuntik Insentif Tambahan, Penjualan Mobil di Tanah Air Bakal Kolaps

Industri otomotif membutuhkan tambahan insentif untuk menjaga kinerja penjualan di tahun 2025. Hal ini dibutuhkan seiring besarnya tantangan yang dihadapi seperti, kenaikan PPN 12%, penerapan…

ID FOOD Gencar Lakukan Pengamanan Aset Bangunan dan Lahan untuk Mendukung Swasembada Pangan

Selasa, 14 Januari 2025 - 18:42 WIB

ID FOOD Gencar Lakukan Pengamanan Aset Bangunan dan Lahan untuk Mendukung Swasembada Pangan

Jakarta – Sebagai upaya mewujudkan swasembada pangan yang menjadi program prioritas pemerintah, Holding BUMN Pangan ID FOOD semakin gencar melakukan optimalisasi dan pengamanan aset-aset strategis…

Kelompok Puyuh Andalas mampu menghasilkan panen mencapai 4.000 butir telur per hari dan melalui proses sortir terlebih dahulu sebelum dipasarkan ke pasar tradisional hingga swalayan di Kabupaten Aceh Besar.

Selasa, 14 Januari 2025 - 18:31 WIB

Kembangkan Bisnis Burung Puyuh di Aceh, SIG Bantu Kelompok Peternak Puyuh Andalas Memproduksi 4.000 Telur/Hari

Jakarta– PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) terus membuktikan komitmennya untuk membantu pengusaha lokal maju dan berkembang, seperti kelompok usaha peternakan Puyuh Andalas yang berhasil…