Salam Rancage Raih Peluang Pasar Global Melalui Misi Perdagangan Inggris-ASEAN
Oleh : Nina Karlita | Sabtu, 23 November 2024 - 11:08 WIB
Aling Nurnaluri selaku CEO dan Founder Salam Rancage (kerudung krem, 5 dari kanan) memberdayakan lebih dari 60 perajin perempuan di Bogor untuk keperluan ekspor.
INDUSTRY.co.id - BOGOR – Salam Rancage, sebuah usaha kerajinan tangan berbasis bahan daur ulang, tengah mengincar pasar global lewat partisipasi dalam Misi Perdagangan Inggris-ASEAN yang digelar pada 21-22 November 2024 di Jakarta.
Perusahaan ini, yang didirikan oleh Aling Nur Naluri, memproduksi berbagai kerajinan berbahan kertas bekas seperti keranjang, laundry basket, hingga tikar, dengan memberdayakan lebih dari 60 perajin perempuan di Bogor. Produk-produk Salam Rancage telah dikenal memenuhi standar kualitas internasional.
“Misi perdagangan ini adalah peluang emas bagi kami untuk menjangkau pasar global sekaligus menjalin kemitraan dengan pembeli internasional,” ujar Aling saat ditemui di lokasi produksi Salam Rancage di Bogor pada Jumat (22/11).
Acara ini diselenggarakan oleh International Trade Centre (ITC) melalui SheTrades Initiative dan SheTrades Indonesia Hub, bekerja sama dengan Womanpreneur Community dan didukung Pemerintah Inggris. Tujuan utama dari misi ini adalah memperkuat hubungan perdagangan antara Inggris dan ASEAN serta mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan.
Sebanyak 25 perusahaan Indonesia yang dipimpin perempuan, termasuk Salam Rancage, mendapatkan kesempatan untuk bertemu langsung dengan tujuh perusahaan Inggris dalam pertemuan bisnis yang melibatkan sektor tekstil, kerajinan tangan, pakaian jadi, dan alas kaki.
Kolaborasi perajin perempuan Indonesia ini menghasilkan 200 desain produk. Mulai dari laundry basket, buku agenda, ranjang storage kecil, hingga tikar dan barang lainnya yang terbuat dari kertas bekas.
"Jadi ini recycle produk karena kualitasnya sangat bagus makanya layak untuk masuk pasar global," kata Aling.
Saat ini menurut Aling, produk-produk tersebut sudah diekspor ke beebrapa negara yang skalanya masih bisa ditingkatkan lagi.
"Kami berharap melalui pertemuan ini bisa berperan meningkatkan kapasitas ekspor kami. Kami bertekad masuk pasar ekspor karena menginginkan apresiasi terbaik untuk karya ibu-ibu, dan apresiasi terbaik ada di pasar ekspor," beber Aling.
Sementara Duta Besar Inggris untuk ASEAN, Sarah Tiffin, menekankan pentingnya inisiatif ini sebagai jembatan bagi bisnis yang dipimpin perempuan untuk berkembang di pasar internasional.
“Misi perdagangan ini menyediakan platform nyata untuk terhubung, berkolaborasi, dan memperluas jangkauan bisnis di pasar baru,” ungkapnya.
Selain itu, ITC juga meluncurkan panduan terbaru mengenai prosedur ekspor untuk membantu perusahaan-perusahaan Indonesia yang dipimpin perempuan dalam menembus pasar Inggris.
Keberhasilan Salam Rancage dalam memanfaatkan peluang ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak pengusaha perempuan di ASEAN untuk melebarkan sayap ke pasar global.
“Kami percaya pemberdayaan perempuan adalah kunci untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tutup Aling penuh optimisme.
Komentar Berita