Ahli: Tudingan BPA pada Air Minum Galon Bisa Menyebabkan Gangguan Kesehatan Belum Terbukti

Oleh : Wiyanto | Senin, 18 November 2024 - 12:19 WIB

Ilustrasi Galon
Ilustrasi Galon

INDUSTRY.co.id-Jakarta - Misinformasi terkait masalah kesehatan yang disebabkan oleh BPA (Bisphenol-A) yang terkandung dalam AMDK (Air Minum dalam Kemasan) masih terus beredar di masyarakat. Berbagai informasi terkait bahaya BPA seringkali disajikan secara tidak utuh, cenderung sensasional, dan yang paling berbahaya, tidak didasari bukti-bukti ilmiah.

BPA sendiri adalah bahan baku pembuatan jenis plastik polikarbonat dan epoksi. Karena manfaatnya, BPA tidak hanya dipakai pada kemasan air minum, namun juga banyak ditemukan pada barang-barang di sekitar kita. Selain kemasan pangan, BPA juga dipergunakan untuk thermal paper pada kertas ATM/struk belanja, CD, peralatan olahraga,hingga peralatan medis seperti selang kateter dan tambalan gigi.

Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap BPA, termasuk jenis-jenis plastik yang digunakan sebagai bahan kemasan pangan membuat misinformasi menjadi semakin mudah tersebar dan menimbulkan pemahaman yang salah. Untuk menghindari meluasnya penyebaran informasi yang salah, masyarakat diimbau untuk membiasakan diri mencari informasi secara utuh dan menyeluruh, serta selalu mencari informasi pembanding. DR. Devie Rahmawati, M.Hum., Pengamat Sosial, Universitas Indonesia menjelaskan, “Misinformasi atau hoax seringkali menggunakan wajah atau potret ahli sebagai bentuk afirmasi, meskipun secara konteks keahliannya mungkin tidak relevan atau bahkan ahli tersebut tidak ada (fiktif). Devie menekankan dampak bahaya dari misinformasi. “Bisa terjadi kebingungan, kegagalan, kebodohan, sampai konflik sosial. Jangan mudah termakan oleh isu beredar yang belum bisa dipercaya kebenarannya. Ada banyak cara untuk melakukan cek fakta,” tegasnya.

Misinformasi yang banyak beredar mengatakan bahwa BPA dapat luruh di air minum kemasan galon dan dapat membahayakan kesehatan. Padahal, beberapa penelitian ilmiah membuktikan sebaliknya.

Prof. Dr. Nugraha Edhi Suyatma, S.T.P., DEA, Guru Besar Ilmu Rekayasa Proses Pengemasan Pangan IPB, pada sebuah kesempatan menyampaikan bahwa sejauh ini, belum ada studi yang membuktikan bahwa kandungan BPA ditemukan pada air minum dalam kemasan galon. “Penelitian terbaru yang dilakukan peneliti ITB justru tidak menemukan BPA di galon air minum dari empat merk yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Hasilnya tidak terdeteksi melalui alat yang paling sensitif sekalipun,” paparnya.

“Dari hasil penelitian menunjukkan kandungan BPA di galon air minum sudah hampir tidak ada lagi, dan yang tersisa pun tidak mudah luruh. Potensi luruh hanya terjadi pada tidak akan terakumulasi di dalam tubuh. “Hati atau liver bisa memecah rantai BPA, kemudian BPA akan dibuang melalui saluran pencernaan lewat BAB. Ada sebagian yang masuk ke ginjal, dan akan dibuang melalui urin,” jelas Aswin.

Di Indonesia, pemerintah dalam hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menetapkan regulasi ambang batas aman migrasi BPA, yaitu maksimal 0,6 bpj (600mikrogram/kg). Ketika sebuah produk telah beredar di pasaran, artinya produk tersebut telah mendapatkan izin dan mematuhi regulasi pemerintah yang berlaku, sehingga aman untuk dikonsumsi masyarakat.

Sekalipun benar terjadi luruhan BPA pada air minum dalam kemasan galon polikarbonat, dapat dipastikan angkanya akan sangat kecil dan jauh dibawah ambang batas yang telah ditetapkan oleh BPOM. “Butuh 10.000 liter air dalam sekali minum untuk bisa mendapatkan kadar BPA yang melebihi ambang batas aman. Itu kan hal yang mustahil,” ujar Aswin.

Aswin menambahkan bahwa air minum yang dikemas dalam galon polikarbonat adalah produk yang sudah dikonsumsi lintas zaman selama bertahun-tahun. Tidak ada bukti kuat selama ini yang menunjukkan adanya risiko bagi kesehatan masyarakat. Masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan sesuatu karena terpengaruh isu-isu kurang jelas, sementara faktor risiko kesehatan yang jelas-jelas sudah terbukti seperti kebiasaan merokok, kurang berolahraga, pola makan yang buruk, dan mengkonsumsi alkohol justru diabaikan.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

OYO

Senin, 18 November 2024 - 14:31 WIB

Perkuat Penawaran Premium, OYO Akan Luncurkan 10 Hotel SUNDAY Sebelum Akhir Tahun

Perusahaan teknologi perhotelan, OYO mengumumkan rencana untuk memperluas penawaran akomodasi premium di Indonesia dengan peluncuran 10 hotel SUNDAY baru sebelum akhir tahun ini. Hotel-hotel…

Program Biodiesel B40

Senin, 18 November 2024 - 14:18 WIB

Pemerintah Jamin Dana Program Biodiesel B40 Aman

Jakarta – Pemerintah menjamin dana untuk menjalankan program campuran bahan bakar diesel dengan minyak sawit hingga 40% atau (B40) cukup. Hal ini disampaikan oleh Dida Gardera, Deputi Bidang…

Perancis Hapus Pajak Progresif, CPO Dalam Negeri Naik

Senin, 18 November 2024 - 14:10 WIB

Dana Pungutan Ekspor Sawit Cukup untuk Biayai Program B40

Jakarta-Pemerintah menegaskan komitmennya untuk terus merealisasikan program mandatori biodiesel. Tidak berhenti pada bauran B40 mulai tahun depan, tetapi akan berlanjut hingga B50 dan seterusnya.…

Ketua Umum Rumah Sawit Indonesia (RSI) Kacuk Sumarto (baju putih), Deputi II Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian (tengah), dan Direktur Marketing PTPN Holding Dwi Sutoro (kiri)

Senin, 18 November 2024 - 14:03 WIB

RSI Rayakan Hari Sawit Nasional dengan Seminar dan Kongres

Jakarta – Rumah Sawit Indonesia (RSI) merayakan Hari Sawit Nasional ke-113 pada 18 November 2024 dengan menyelenggarakan seminar dengan tema Menggapai Kedaulatan Pangan, Energi Terbarukan…

WamenEkraf Irene Umar saat menyampaikan sambutan di acara perayaan Fesbul 2024 di Djakarta Theatre XXI, Minggu (17/11/2024).

Senin, 18 November 2024 - 13:45 WIB

WamenEkraf Sebut Fesbul 2024 Sebagai Wadah Ekspresi Sineas Film Pendek Indonesia

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (WamenEkraf/WakaBekraf) Irene Umar mengapresiasi perayaan Festival Film Bulanan (Fesbul) 2024 sebagai bentuk apresiasi atas karya-karya…