Ditopang KPR, BTN Optimistis Pertumbuhan Kredit On Track

Oleh : Kormen Barus | Selasa, 05 November 2024 - 15:27 WIB

Ditopang KPR, BTN Optimistis Pertumbuhan Kredit On Track
Ditopang KPR, BTN Optimistis Pertumbuhan Kredit On Track

INDUSTRY.co.id, Jakarta – Di tengah masih tingginya biaya dana perbankan dan tantangan di perekonomian, penyaluran kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) tetap meningkat sesuai yang diharapkan perseroan. Tingkat pertumbuhan kredit BTN lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan di industri perbankan nasional.

Adapun, pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN hingga akhir Agustus 2024 mencapai 13,05% year-on-year (yoy) menjadi Rp355,2 triliun. Di industri perbankan nasional, pertumbuhan kredit tercatat mencapai 11,4% yoy berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu mengatakan peningkatan penyaluran kredit tersebut didukung mesin utama yakni KPR subsidi dan non subsidi, serta kredit konstruksi untuk mendukung penyediaan perumahan bagi masyarakat Indonesia. “Hal ini menunjukkan permintaan terhadap KPR yang masih tinggi di pasar. BTN optimistis dengan laju pertumbuhan kredit yang masih on-track hingga akhir tahun,” ujar Nixon di Jakarta, Selasa (5/11).

Nixon mengatakan pertumbuhan kredit BTN akan tetap double digit karena minat masyarakat untuk membeli rumah masih tinggi. Hal itu terutama tercermin dari penyaluran KPR subsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), yang secara nasional kuotanya telah habis pada Agustus 2024.

Tingginya permintaan KPR juga tercermin pada Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) per kuartal III-2024. Berdasarkan survei tersebut, Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru tercatat sebesar 80,6 persen, ditopang oleh pertumbuhan kredit konsumsi terutama penyaluran KPR.

Menurut BI, tren peningkatan SBT tersebut akan berlanjut hingga kuartal IV-2024, kendati terdapat pengetatan dalam hal persyaratan administrasi. Namun, pada aspek lainnya, suku bunga kredit, biaya persetujuan kredit, dan jangka waktu kredit diperkirakan akan lebih longgar.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa para responden survei, dalam hal ini industri perbankan, menunjukkan optimisme mereka karena adanya prospek kondisi moneter dan ekonomi yang baik, disertai relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit.

Apalagi, BI telah memutuskan untuk memberikan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) ke sektor padat karya, termasuk ke sektor perumahan. Untuk itu, Nixon mengapresiasi langkah bank sentral karena akan memberikan tambahan likuiditas bagi BTN yang fokus bisnisnya adalah menyalurkan pembiayaan ke sektor perumahan.

Nixon mengatakan, dukungan regulator dan pemerintah kepada sektor perumahan sangat penting karena sektor tersebut memiliki dampak turunan ke 185 subsektor lainnya yang juga bersifat padat karya.

“Berdasarkan perhitungan BTN, setiap pembangunan satu rumah dapat menyerap lima tenaga kerja, sehingga pembangunan 100.000 rumah akan menyerap 500.000 tenaga kerja per tahunnya. Dengan adanya pembangunan yang berkelanjutan, ekosistem perumahan dapat bergerak terus sehingga menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” tutur Nixon.

Dampak Program Tiga Juta Rumah Bagi BTN

Tidak hanya itu, Nixon optimistis bahwa Program Tiga Juta Rumah per tahun yang diusung oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan memberikan dorongan bagi pertumbuhan kredit BTN ke depannya.

Dalam program tersebut, pemerintah akan membangun dua juta rumah di pedesaan, yang di antaranya termasuk renovasi atau perbaikan rumah tidak layak huni. Menurut BTN, renovasi atas rumah tidak layak huni dapat menggerakkan kebutuhan material bangunan, pekerja bangunan, dan permintaan kredit dengan lebih cepat karena lahan dan bangunan telah tersedia sejak awal.

“BTN siap mendukung langkah pemerintah dengan menyalurkan pembiayaan untuk renovasi rumah tidak layak huni di pedesaan. Berdasarkan perhitungan yang ada, jumlah rumah tidak layak huni masih mencapai sekitar 25 juta unit di seluruh Indonesia. Jadi, tidak hanya membangun rumah baru, tapi merenovasi rumah dari yang sebelumnya tidak layak huni menjadi layak huni dapat menjadi instrumen untuk menggerakkan ekonomi dari desa,” pungkas Nixon.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Direktur AXA Mandiri Joshua Rudi Nugraha saat paparan asuransi pendidikan

Selasa, 05 November 2024 - 16:21 WIB

AXA Mandiri Geber Penetrasi Asuransi Pendidikan Ini Strategi Raup Premi

Perusahaan asuransi tetap semangat untuk melakukan inovasi produk asuransi. Hal tersebut dilakukan untuk menggaet nasabah.

Accurate Talks Level Up

Selasa, 05 November 2024 - 15:09 WIB

Accurate Indonesia Dukung Kemajuan Sinergi Digital dan AI untuk Bisnis yang Kompetitif

Accurate Indonesia, pemgembang software akuntansi di Indonesia, menghadirkan “Accurate Talks Level Up”. Acara yang dirancang khusus untuk membantu bisnis merangkul transformasi digital dan…

Joel Anugraha Djuwadi, CEO HERA

Selasa, 05 November 2024 - 14:22 WIB

HERA Luncurkan Platform AI Generasi Baru untuk Layanan Pelanggan di Indonesia

Platform AI generasi baru, Human Empathetic Robot Agent (HERA) mengumumkan peluncuran solusi inovatif yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman pelanggan di perusahaan Indonesia. HERA menggabungkan…

Founder dan CEO ONE Global Capital, Iwan Sunito

Selasa, 05 November 2024 - 14:15 WIB

Bos One Global Capital Asal Surabaya Beberkan Kunci Sukses Investasi Properti: 25 Tahun Tak Pernah Rugi

CEO dan Founder ONE Global Capital, Iwan Sunito membeberkan kunci kesuksesan investasi di sektor properti. Menurutnya, investasi properti bukan kegiatan yang mengandalkan intuisi semata, namun…

rapat terbatas dengan Kemenko Perekonomian

Selasa, 05 November 2024 - 13:42 WIB

Menperin Agus Beberkan Program Prioritas Perindustrian

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyusun program quick wins guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini sebagai tindak lanjut…