Investasi Real Estat Komersial di Asia Pasifik Meningkat 28% pada Q3/2024

Oleh : Hariyanto | Selasa, 05 November 2024 - 10:35 WIB

JLL Indonesia
JLL Indonesia

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Investasi real estat komersial di Asia Pasifik meningkat 28% secara tahunan (YoY) pada Q3/2024, mencapai USD 38,8 miliar. Ini merupakan volume investasi kuartalan tertinggi di Asia Pasifik sejak siklus kenaikan suku bunga tahun 2022 dan pertumbuhan kuartalan keempat kalinya secara berturut-turut di wilayah tersebut. 

Berdasarkan data dan analisis dari perusahaan konsultan properti global JLL (JLL), total volume investasi tahun berjalan (YTD) 2024 mencapai USD 96,3 miliar, meningkat 82% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Seluruh sektor properti utama, kecuali sektor hunian, mencatat pertumbuhan volume investasi, ditandai dengan investasi antar negara yang mencapai USD 14,5 miliar tahun berjalan (YTD), meningkat 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lonjakan investasi lintas negara ini didorong oleh minat tinggi investor asing pada aset perkantoran dan logistik.

Jepang tetap menjadi pasar paling aktif di Asia Pasifik, dengan volume perdagangan senilai USD 8,4 miliar pada kuartal ketiga, didorong oleh akuisisi portfolio hotel besar-besaran dan rekor jumlah wisatawan. 

Singapura juga menunjukkan kinerja yang baik dengan nilai transaksi sebesar USD 4,4 miliar pada kuartal ketiga, meningkat 118% dibandingkan kuartal ketiga 2023, berkat tingginya permintaan dari investor institusi terhadap aset industri dan ritel.

“Banyak faktor yang berperan mendorong volume transaksi di Asia Pasifik di kuartal ketiga, dan kami yakin tren ini akan terus meningkat dengan perkiraan penurunan biaya pinjaman di pasar utama regional,” kata Stuart Crow, CEO, Asia Pacific Capital Markets, JLL. 

“Ditambah dengan penurunan valuasi properti, kami memperkirakan tahun 2025 akan menjadi momen yang kuat untuk memasuki pasar, di mana investor yang bergerak lebih awal kemungkinan akan menghadapi persaingan yang lebih sedikit dibanding investor lain.” kata Stuart. 

Di seluruh Asia Pasifik, sektor perkantoran dan logistik menyumbang lebih dari setengah nilai investasi. Di sektor perkantoran, Seoul dan Tokyomenjadi pemain utama dengan fundamental perkantoran yang kuat . 

Pertumbuhan penyewaan pun terus melampaui tingkat inflasi di Seoul berkat permintaan yang tinggi, sampai-sampai tidak ada stok ruang perkantoran grade-A yang tersisa untuk tahun 2025. Di Tokyo, tingkat kekosongan ruang perkantoran grade-A mendekati di angka -3%, sedangkan penyewaan ruang kantor tercatat naik tiga perempat dari pertumbuhan berturut-turut di kuartal ketiga. 

Sektor logistik didukung oleh transaksi portofolio yang besar, investor lokal dan asing optimis terhadap sektor logistik di Jepang berkat prospek penyewaan yang bagus. Volume transaksi logistik di Australia juga melonjak, terutama di pasar-pasar strategis seperti Sydney dan Melbourne.

Investasi besar dalam infrastruktur juga mulai muncul, bersamaan dengan alternatif real estat komersial seperti pusat data, memanfaatkan momentum global untuk infrastruktur digital, energi terbarukan, dan keamanan energi (energy security). 

Penggalangan dana untuk infrastruktur yang berfokus di Asia Pasifik menunjukkan kenaikan pada semester pertama 2024, mencapai USD 13,2 miliar – didorong oleh kesepakatan pendanaan seperti KKR Asia Pacific Infrastructure Investors II (USD 6,4 miliar). 

Seiring lonjakan pasokan energi terbarukan di Asia Pasifik, yang mencakup 70% dari kapasitas listrik terbarukan secara global pada 2023, akan ada lebih banyak pendanaan yang akan tersalurkan ke sektor infrastruktur.

“Seiring meredanya inflasi di kawasan ini dan penurunan suku bunga The Fed pada bulan September, kami melihat bank sentral di Asia Pasifik mulai memasuki siklus penurunan suku bunga. Imbal hasil properti mungkin akan mengikuti tren serupa, namun suku bunga jangka panjang diperkirakan tetap lebih tinggi dibandingkan dekade terakhir. Investor perlu memperhatikan bagaimana pasar meresponsnya,” kata Pamela Ambler, Head of Investor Intelligence, Asia Pacific, JLL. 

"Dalam hal transparansi, Asia Pasifik telah mengalami peningkatan yang signifikan, mencatat rata-rata peningkatan tertinggi sejak tahun 2022. Transparansi akan menarik lebih banyak investasi di kawasan ini." pungkasnya. 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Unilever Food Solutions Rilis Future Menu 2024

Selasa, 05 November 2024 - 11:24 WIB

Unilever Food Solutions Rilis Future Menu 2024

Future Menu 2024 dari Unilever Food Solutions (UFS) menghadirkan lima tren kuliner yang dinilai sesuai dengan budaya lokal.

Kantor Kopra by Mandiri

Selasa, 05 November 2024 - 10:43 WIB

Dukung Perekonomian Lewat Digitalisasi, Bank Mandiri Sabet Gelar The Strongest Bank in Indonesia 2024

Bank Mandiri konsisten mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan dengan mengandalkan transformasi digital. Melalui Wholesale Digital Super Platform Kopra, Bank Mandiri memberikan layanan perbankan…

Kawasan pelabuhan PLTU Batang

Selasa, 05 November 2024 - 10:23 WIB

Pembangunan PLTU Batang Dipastikan Lancar

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, telah ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional (Obvitnas) oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).…

FedEx Express (FedEx), anak perusahaan FedEx Corp. (NYSE: FDX)

Selasa, 05 November 2024 - 10:10 WIB

FedEx Umumkan Lokasi Pengiriman Terbaru di Denpasar

Perusahaan logistik, Federal Express Corporation (FedEx), membuka fasilitas pengiriman terbaru di Denpasar, Bali. Berlokasi di Tuban, investasi strategis ini dirancang untuk memperlancar proses…

Agen BRILink penjual sayuran

Selasa, 05 November 2024 - 10:03 WIB

Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan III 2024: Ekspansi Bisnis UMKM Melambat, Perlu Penguatan Daya Beli

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempublikasikan Indeks Bisnis UMKM Triwulan III 2024 pada Senin (04/11). Dalam publikasi tersebut diketahui bahwa ekspansi bisnis UMKM pada Triwulan III…