Wow, Awal Pemerintahan Prabowo! Terbuka Lebar Pasar Baru Produk Udang Indonesia ke Jepang, Australia dan Korsel

Oleh : Kormen Barus | Rabu, 30 Oktober 2024 - 08:11 WIB

ANTARA PHOTO/Saiful Bahri/foc
ANTARA PHOTO/Saiful Bahri/foc

INDUSTRY.co.id -Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengupayakan peluang pasar baru untuk komoditas udang dari Indonesia, menyusul persoalan antidumping yang terjadi di Amerika Serikat. Perluasan pasar itu turut disertai dengan implementasi program modeling untuk mendukung peningkatan kuantitas dan kualitas udang ekspor.

“Di pasar AS sendiri masih ada peluang untuk komoditas udang selain udang beku. Kemudian ada pasar lain seperti Jepang yang berpotensi besar untuk produk beku dan olahan. Kemudian ada Australia dan Korea Selatan,” terang Direktur Pemasaran PDSPKP KKP, Erwin Dwiyana dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Senin (28/10/2024).

Mengenai kelanjutan antidumping sendiri, penanganan yang dilakukan KKP bersama otoritas lainnya menunjukkan hasil positif. Berdasarkan keputusan final determination investigasi USDOC, tidak ditemukan adanya countervailable subsidies atau pemberian subsidi kepada petambak dan eksportir undang beku Indonesia.

Sedangkan terkait tuduhan antidumping, keputusan final determination yang dirilis USDOC pada 22 Oktober menetapkan bea masuk tambahan sementara sebesar 3,9% untuk udang Indonesia. Angka tersebut lebih rendah dibanding hasil preliminary determination yang sempat dikeluarkan yakni sebesar 6,3%.

 “Kita tidak dituduh melakukan subsidi terhadap industri udang nasional sehingga tarif CVDnya 0 persen, sementara anti dumpung kita turun dari 6,3 persen menjadi 3,9 persen. Ini merupakan capaian positif, sebelum hasil akhir pada 5 Desember nanti,” bebernya.

Upaya perluasan pasar ini disertai dengan upaya peningkatan kualitas produksi udang di sektor hulu. Salah satunya melalui program modeling budidaya berbasis kawasan yang sudah dikembangkan di Indonesia. 

Di tempat yang sama, Penasihat Tim Satgas Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP51), Harry Lukminto mengaku telah mengikuti hearing di hadapan USITC secara hybrid.

"Saat hearing tersebut, perwakilan dari Pemerintah Indonesia telah menyampaikan hal-hal yang menjadi concern," tutur Harry.

Harry mengapresiasi pemerintah yang telah memberikan dukungan yang dibuktikan dengan berangkat ke Amerika Serikat pada tanggal 20 Agustus untuk menemui USDOC secara langsung. Kala itu, diajukan perwakilan Indonesia mengajukan keberatan terhadap penggunaan laporan keuangan perusahaan yang bisnisnya berbeda dengan kedua mandatory respondents sebagai dasar perhitungan dumping margin.

Dia berharap perjuangan ini dapat memberikan hasil yang baik untuk kepentingan bersama industri perudangan nasional.  "Semoga ini tidak dilanjutkannya kasus antidumping tersebut oleh USITC," tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berkomitmen akan menyelesaikan masalah CVD dan AD komoditas udang di pasar AS. Dia memastikan jajarannya tengah melalukan diplomasi agar tuduhan itu bisa diatasi.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Extension IBT 4 GITET 500 kV Cilegon, salah satu Proyek Strategis Nasional yang diresmikan oleh Presiden Prabowo pada 20 Januari 2025

Selasa, 21 Januari 2025 - 15:42 WIB

PLN UIP JBB yang Diresmikan Prabowo

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan 37 proyek ketenagalistrikan yang mencakup pembangkit listrik, jaringan transmisi, dan gardu induk di 18 provinsi.

ANTAM memperkembangkan proyek hilirasi perusahaan berjalan on track. (Dok Industry.co.id)

Selasa, 21 Januari 2025 - 14:57 WIB

Dukung Hilirisasi Mineral, ANTAM Fokus Lanjutkan Proyek Strategis 2025

Jakarta – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau ANTAM menegaskan komitmennya mendukung hilirisasi mineral dengan melanjutkan dua proyek strategis utama pada 2025, yakni pengembangan ekosistem baterai…

PT Asuransi Allianz Life (IST)

Selasa, 21 Januari 2025 - 14:39 WIB

Allianz Life dan Bank CTBC Indonesia Hadirkan Solusi Jangka Panjang Terbaru, Allianz Wealthlink Supreme Life

PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) bersama PT Bank CTBC Indonesia (Bank CTBC Indonesia) menghadirkan solusi jangka panjang terbaru, Allianz Wealthlink Supreme Life.

Xiaomi

Selasa, 21 Januari 2025 - 14:29 WIB

Xiaomi Indonesia Catat Pertumbuhan Positif, Siap Hadirkan Lebih Banyak Inovasi di 2025 

Xiaomi Indonesia berhasil meraih pencapaian luar biasa yang memperkuat posisinya sebagai salah satu pemimpin pasar di Indonesia pada 2024 lalu. Membuka babak baru di 2025, Xiaomi siap melanjutkan…

PTK Boyong 6 Penghargaan Lingkungan

Selasa, 21 Januari 2025 - 11:31 WIB

Beri Dampak Positif untuk Wilayah Pesisir, PTK Boyong 6 Penghargaan Lingkungan

PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) berhasil memboyong 6 penghargaan sekaligus di Ajang Indonesia Green Awards 2025 yang diselenggarakan oleh La Tofi School of Social Responsibility pada Rabu…