Dinas Perpustakaan Aceh dan Duta Baca Indonesia Serukan Peran Literasi Digital
Oleh : Nina Karlita | Kamis, 03 Oktober 2024 - 23:21 WIB
"Bincang-Bincang Bersama Duta Baca Indonesia" di Banda Aceh.
INDUSTRY.co.id - Aceh – Membaca memiliki peran penting dalam mencerdaskan generasi emas bangsa. Namun, minat baca di kalangan generasi muda Indonesia, termasuk di Aceh, masih rendah.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Aceh, Edi Yandra, menyampaikan pentingnya membaca sebagai cara terbaik untuk menumbuhkan literasi saat menghadiri acara "Bincang-Bincang Bersama Duta Baca Indonesia" di Banda Aceh (3/10/2024).
“Membaca adalah salah satu cara paling efektif untuk membangun literasi dan mencerdaskan generasi muda,” ujar Edi Yandra.
Namun, Edi Yandra juga menyoroti rendahnya kebiasaan membaca di kalangan generasi muda yang lebih tertarik pada perangkat gawai dan sering terjebak dalam aktivitas negatif seperti permainan online dan judi daring.
Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (PD IPI) Aceh, Nazaruddin Musa, menambahkan bahwa teknologi yang seharusnya menjadi jembatan bagi akses literasi, justru sering disalahgunakan.
“Dengan kemajuan teknologi, kita sebenarnya tidak lagi kesulitan mengakses bacaan digital yang beragam. Namun, banyak anak muda yang lebih memilih hiburan di gawai ketimbang membaca,” kata Nazaruddin.
Menurut Nazaruddin, meski teknologi digital berkembang pesat, kebiasaan membaca buku cetak tetap memiliki nilai tersendiri. Buku fisik, katanya, memberikan pengalaman yang lebih intim dan personal bagi pembaca.
“Ada sensasi unik saat kita membolak-balik halaman buku dan mencium aroma kertas baru. Pengalaman ini tidak bisa tergantikan oleh bacaan digital,” ujarnya.
Sementara itu, Ratu Baca Aceh, Fania Shella Farahma, juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap meningkatnya kecanduan permainan online dan judi daring di kalangan remaja Aceh, yang sering terlihat di warung-warung kopi. Sebagai Duta Baca Aceh, Fania berkomitmen untuk mengubah kebiasaan ini dengan memanfaatkan perpustakaan, baik fisik maupun digital, sebagai alternatif positif.
“Teknologi seharusnya membawa manfaat, termasuk untuk mengakses perpustakaan digital. Saya ingin mengenalkan perpustakaan digital kepada remaja di Aceh agar mereka dapat memanfaatkannya dengan baik,” ujar Fania.
Dengan upaya bersama antara pemerintah, perpustakaan, dan komunitas literasi, diharapkan literasi digital dan minat baca di Aceh dapat semakin meningkat, menjadikan generasi muda Aceh lebih berdaya dan cerdas dalam memanfaatkan teknologi.
Komentar Berita