Aset BSI Tumbuh 48% dalam 3 Tahun

Oleh : Wiyanto | Minggu, 29 September 2024 - 13:39 WIB

Hery Gunardi, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia
Hery Gunardi, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia

INDUSTRY.co.id-Jakarta — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan pertumbuhan asset dalam tiga tahun terakhir mencapai 48% sejak 2020 hingga Desember 2023. Pada kuartal II tahun 2024, BSI berhasil menorehkan aset sebesar Rp360,85 triliun. Secara aset BSI saat ini berada di posisi ke 6 di Indonesia dan menjadikan BSI leader di medium size bank.

Keberhasilan BSI menjaga dan meningkatkan kinerja solid, sehat dan berkelanjutan ini adalah dengan menjaga performa rasio keuangan DPK, pembiayaan, efisiensi beban biaya serta optimalisasi dana murah. Didukung dengan peningkatan fee based income melalui berbagai e-channel BSI.

Selama kurun waktu tiga tahun sejak 2021-2023, kinerja asset juga didukung oleh kepercayaan nasabah terhadap BSI dalam bentuk pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) dengan pertumbuhan 11,86%. Kelolaan DPK BSI terus mengalami kenaikan hingga pada Juni 2024 mencapai Rp296,70 triliun, naik 17,50%. Ditambah lagi, kinerja Tabungan naik 16,09% ke level Rp128,78 triliun di mana sekitar 39% atau Rp49,96 triliun merupakan tabungan Wadiah di mana perusahaan tidak memberikan bagi hasil sehingga dapat menjaga level cost of fund. Likuiditas BSI bertumbuh juga seiring pertambahan nasabah telah mencapai 20,46 juta. 

Sebagai informasi, posisi akhir 2020 lalu aset BSI sebesar Rp239 triliun. Lalu pada akhir 2023, aset BSI tumbuh menjadi sebesar Rp353 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa BSI mampu berkembang secara pesat guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan Di industri perbankan, size does matter karena modal dan aset besar bakal memperkuat kapasitas intermediasi. Perseroan berkomitmen untuk terus memberi manfaat berkelanjutan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, melalui kinerja bisnis dan keuangan yang tetap terjaga, sehat dan sustain.

“Pertumbuhan aset yang solid ini menjadi bukti bahwa BSI sebagai bank syariah mampu bersaing dan unggul di tengah dinamika industri yang semakin kompetitif. Selain aset, berbagai indikator utama seperti DPK, laba bersih, dan rasio CASA BSI juga tumbuh secara positif dan berkelanjutan,” kata Hery.

Keberhasilan BSI menjaga dan meningkatkan kinerja solid, sehat dan berkelanjutan ini adalah dengan menjaga performa rasio keuangan DPK, Pembiayaan, effisien beban biaya serta optimalisasi dana murah. Didukung dengan peningkatan fee based income melalui berbagai e-channel BSI.

BSI berhasil menjaga kinerja keuangan dan bisnis secara sehat dan berkualitas sepanjang kuartal II tahun 2024, di tengah makroekonomi cukup menantang yang ditandai dengan naiknya suku bunga acuan seperti BI Rate yang naik ke level 6,25% pada awal kuartal II 2024 untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

Kinerja BSI Kuartal II 2024

Capaian kinerja tersebut antara lain hasil dari konsistensi manajemen menerapkan strategi bisnis perusahaan untuk fokus tumbuh sustain pada segmen ritel, konsumer dan UMKM baik dari sisi dana maupun pembiayaan. Saat ini komposisi dana murah mencapai 62,05%, sementara komposisi pembiayaan 71,73% berada di segmen ritel dan konsumer termasuk UMKM. Pada sisi lain baik dari sisi overhead cost maupun kualitas kredit terjaga dengan baik.

Lebih jauh, Hery mengatakan di tengah likuiditas yang ketat menyusul kenaikan suku bunga acuan, BSI masih dapat menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp296,70 triliun, naik 17,50%. Ditambah lagi, kinerja Tabungan naik 16,09% ke level Rp128,78 triliun di mana sekitar 39% atau Rp49,96 triliun merupakan tabungan Wadiah di mana perusahaan tidak memberikan bagi hasil sehingga dapat menjaga level cost of fund.

Likuiditas BSI bertumbuh juga seiring pertambahan nasabah yang per posisi Juni 2024 telah mencapai 20,46 juta. Solidnya likuiditas menopang kinerja pembiayaan BSI yang juga tumbuh di atas rerata industri perbankan nasional dengan kualitas yang terjaga. Per Juni 2024, pembiayaan BSI mencapai Rp257,39 triliun, tumbuh 15,99% yoy dengan NPF yang turun ke level 1,99% (gross) jauh membaik dibanding Juni 2023 sebesar 2,31%.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Metland Venya Ubud

Minggu, 29 September 2024 - 14:00 WIB

Sasar Investor Asing, Metland Operasikan Venya Villa Ubud di Bali

PT Metropolitan Land Tbk (Metland) mulai mengoperasikan Venya Villa Ubud, setelah sebelumnya terhenti akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020 lalu.

Longsor di Solok/ foto antara

Minggu, 29 September 2024 - 11:05 WIB

Longsor di Solok Akibat Penggalian Lereng dan Curah Hujan Tinggi

Jakarta-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat melalui juru bicaranya Ilham Wahab menginformasikan telah terjadi bencana berupa gerakan tanah longsor di tambang emas rakyat…

Menperin Agus Raih Gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Hiroshima

Minggu, 29 September 2024 - 10:03 WIB

Menperin Agus Banjir Ucapan Selamat Usai Menerima Gelar Doktor Kehormatan dari Hiroshima University Jepang

Menteri Perindusterian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mendapat ucapan selamat dari ribuan masyarakat usai meraih gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) dari kampus ternama dunia,…

Talkshow Industrial Festival 2024 bertajuk Textile and Apparel Industry Muslim Fashion

Minggu, 29 September 2024 - 09:35 WIB

Bahas Modest Fashion di Industrial Festival, Serat Alam Asli Indonesia Bisa Jadi Pilihan

Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) masih menjadi salah satu sektor manufaktur yang menopang perekonomian Indonesia. Pada Triwulan I tahun 2024, industri TPT mampu menyumbang sebesar 5,48%…

Paradiso Golf Villas

Minggu, 29 September 2024 - 08:37 WIB

Jababeka Tawarkan Hunian Premium dengan Akses dan Pemandangan Langsung ke Lapangan Golf, Harga Mulai Rp2 Miliar

PT Jababeka Tbk  bersama Keihan Group yang merupakan pengembang real estat sekaligus perusahaan jaringan kereta api Kyoto – Osaka, Jepang, meluncurkan tipe terbaru dari Paradiso Golf Villas.…