BI : Literasi Keuangan Syariah di Indonesia Masih Rendah

Oleh : Wiyanto | Kamis, 26 September 2024 - 11:54 WIB

 Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Rifki Ismal dalam Simposium Keuangan dan Ekonomi Syariah yang digelar Forum Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi)
Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Rifki Ismal dalam Simposium Keuangan dan Ekonomi Syariah yang digelar Forum Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi)

INDUSTRY.co.id-Jakarta,--Literasi keuangan Syariah di Indonesia ternyata masih rendah. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Rifki Ismal dalam Simposium Keuangan dan Ekonomi Syariah yang digelar Forum Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi) di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Kamis (26/9/2024).

"Literasi Keuangan Syariah: Survei Bank Indonesia tahun 2022 menunjukkan bahwa hanya 28% masyarakat yang memahami ekonomi keuangan syariah. Sebagian besar yang paham adalah dosen dan pegawai negeri sipil (PNS), sementara pegawai non-PNS memiliki tingkat pemahaman yang rendah," ujar Rifki.

Rifki juga menjelaskan, ada variasi pemahaman yang berbeda di setiap provinsi. Pemahaman tentang keuangan syariah bervariasi di antara 38 provinsi di Indonesia. "Provinsi dengan mayoritas penduduk Muslim dan banyak pesantren atau ulama cenderung memiliki literasi yang lebih tinggi.' ujar Rifki

Karenanya, Rifki mengajak semua pihak untuk mulai menyasar pemahaman keuangan syariah yang tepat sasaran. Sebab meskipun ada kemajuan dalam pemahaman keuangan syariah di Indonesia, masih terdapat tantangan signifikan dalam meningkatkan literasi di kalangan masyarakat, terutama adi kalangan pegawai non-PNS dan di provinsi dengan tingkat keislaman yang lebih rendah.

"Upaya kolaboratif antara berbagai pihak, termasuk jurnalis, diperlukan untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam ekonomi keuangan syariah," katanya.

Rifki menuturkan, terkait potensi ekonomi syariah di Indonesia, Rifki menuturkan bahwa ekonomi Syariah Indonesia berada di nomor tiga setelah Malaysia dan Arab Saudi. Sayangnya potensi ini tidak dibarengi dengan tingginya literasi ekonomi syariah di Indonesia. Karenanya Rifki mengajak semua pihak untuk terus menggenjot pengembangan ekonomi syariah baik dari segi inklusi maupun literasinya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Jumat, 27 September 2024 - 22:20 WIB

Pacu Industri Halal, Menperin Agus Berikan 22 Penghargaan IHYA 2024

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan apresiasi kepada para stakeholders industri halal yang berperan aktif dalam mengakselerasi pengembangan dan pemberdayaan industri halal di Indonesia…

Hari Bhakti Postel, sebuah peringatan penting dalam sejarah perkembangan pos dan telekomunikasi di Indonesia.

Jumat, 27 September 2024 - 21:33 WIB

Hari Bhakti Postel ke-79: Mengenang Sejarah dan Peran Telkom dalam Perkembangan Telekomunikasi Indonesia

Setiap tanggal 27 September, Indonesia memperingati Hari Bhakti Postel, sebuah peringatan penting dalam sejarah perkembangan pos dan telekomunikasi di Indonesia.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Jumat, 27 September 2024 - 21:10 WIB

Menperin Agus: Di Masa Depan, Ekonomi Nasional Turut Ditopang Industri Halal

Ekonomi syariah dan industri halal telah dipandang sebagai sumber mesin pertumbuhan ekonomi baru. Sebagai bagian dari sektor industri pengolahan, industri halal juga menunjukkan kinerja yang…

Poster Jazz Gunung

Jumat, 27 September 2024 - 20:56 WIB

Digelar di Dusun Bambu - Bandung, Perhelatan Jazz Gunung Tampilkan Musisi Lintas Generasi

Jazz Gunung Indonesia (JGI) melanjutkan gelaran series Jazz Gunung setelah Jazz Gunung Slamet, Bromo, dan Ijen. Gelaran yang keempat kali ini akan dilangsungkan di Dusun Bambu, Bandung pada…

Hutama Karya (Foto Dok Industry.co.id)

Jumat, 27 September 2024 - 18:59 WIB

Nilai Aset Hutama Karya Tembus Rp188,78 triliun di Semester I 2024 Berkat Transformasi Bisnis yang Dijalankan

PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) mencatatkan kinerja keuangan positif, didorong dengan pertumbuhan aset yang progresif. Pada tahun 2019, aset Hutama Karya tercatat sebesar Rp93,51 triliun…