Tantangan Kredit di Indonesia: Rasio Utang Rumah Tangga Rendah dan Populasi Unbanked Masih Tinggi

Oleh : Kormen Barus | Selasa, 10 September 2024 - 07:06 WIB

Ilustrasi kredit perbankan
Ilustrasi kredit perbankan

INDUSTRY.co.id, Jakarta– Walaupun tingkat adopsi layanan keuangan di Indonesia telah mencapai angka yang cukup tinggi, dengan sekitar 85% dari populasi telah memanfaatkan jasa keuangan, rasio produk domestik bruto (PDB) terhadap utang rumah tangga di Indonesia masih berada di angka yang rendah, yaitu 16%. Perbandingan ini jauh di bawah negara-negara seperti India dan Filipina, yang mencapai rata-rata 30%.

Selain itu, data dari World Bank pada tahun 2021 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki jumlah penduduk unbanked (individu yang cukup umur namun tidak memiliki rekening bank) terbesar keempat di dunia, yaitu sebanyak 97,74 juta orang dewasa. Jumlah ini setara dengan 48% populasi dewasa di dalam negeri.

Situasi ini mencerminkan adanya kesenjangan yang signifikan antara tingginya permintaan kredit dengan suku bunga kompetitif dan ketidakefisienan dalam pemanfaatan data keuangan, serta menunjukkan perlunya peningkatan dalam evaluasi kelayakan kredit.

Dalam upaya menghadapi tantangan ini, tiga Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) berizin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia — PT CRIF Lembaga Informasi Keuangan (CLIK), PT Kredit Biro Indonesia Jaya (CBI), dan PT PEFINDO Biro Kredit (idScore) — telah membentuk kolaborasi strategis dengan mendirikan Asosiasi Pengelola Informasi Kredit (APIIK). Kedepan, APIIK berharap bakal berkontribusi memperkuat infrastruktur kredit di Indonesia dan menciptakan sistem keuangan yang lebih inklusif dan efisien.

Ketua Umum APIIK Yohanes Arts Abimanyu menyampaikan APIIK digagas untuk mengatasi kesenjangan akses kredit bagi masyarakat masih besar. “Pendirian APIIK merupakan langkah strategis untuk mengatasi kesenjangan ini dan mendukung transformasi lanskap kredit di Indonesia. Kami berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran publik dan pemangku kepentingan tentang peran penting biro kredit dalam menciptakan sistem keuangan yang lebih inklusif dan efisien,” ujarnya

APIIK dan EY Parthenon juga melakukan studi mengenai Ekosistem Pelaporan Kredit Indonesia dalam rangka memberikan pandangan yang komprehensif kepada regulator dan pemangku kepentingan terkait kondisi infrastruktur kredit nasional. Studi ini bertujuan untuk memahami kinerja dan dinamika sektor pelaporan kredit di Indonesia, memahami industri pelaporan kredit global khususnya interaksi antara Public Credit Registry (PCR) dan Private Credit Bureau (PCB), serta mengidentifikasi berbagai kesenjangan dan peluang yang berpotensi meningkatkan kapabilitas penilaian kredit.

Hasil dari studi tersebut merekomendasikan agar Indonesia mempertahankan pendekatan sistem ganda (dual system approach) untuk infrastruktur pelaporan kreditnya, di mana PCR dan PCB memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi. Saat ini, PCR di Indonesia direpresentasikan oleh SLIK OJK, dimana fungsinya adalah sebagai basis data terpusat untuk data dari lembaga jasa keuangan (LJK). Sementara PCB atau Biro Kredit Swasta mengumpulkan data beragam dari non-lembaga jasa keuangan (Non-LJK) untuk menghasilkan laporan terperinci dan skor kredit yang menilai kelayakan kredit dan pola penggunaan kredit.

Kombinasi keduanya diharapkan bisa mencapai tujuan nasional yakni meningkatkan inklusi keuangan pada kelompok masyarakat yang tidak memiliki akses perbankan (unbanked), memastikan penilaian risiko yang kuat, menjaga privasi data yang aman, dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem pelaporan kredit secara keseluruhan.

Partner EY-Parthenon Anugrah Pratama menjelaskan bahwa adopsi pendekatan sistem ganda akan mengatasi inefisiensi yang ada saat ini dan meningkatkan pemanfaatan data kredit secara signifikan. “Kedepannya, pendekatan ini dapat meningkatkan inklusivitas keuangan dan memungkinkan penilaian kelayakan kredit yang lebih akurat, memperluas akses keuangan bagi UMKM, mendukung manajemen risiko kredit, dan menghasilkan produk keuangan yang lebih baik untuk pasar Indonesia.”

Ketua Dewan Pengawas APIIK Rizana Noor menambahkan bahwa Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam sektor kredit. “Perbaikan berkelanjutan dalam infrastruktur dan model akses berbagi data sangat penting untuk menyediakan akses data yang adil dan dapat diandalkan untuk PCB, serta untuk mengembangkan platform berbagi data yang aman dan mendorong inovasi,” jelasnya.

Rizana menekankan bahwa salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa semua pihak yang terlibat memiliki akses yang setara dan transparan terhadap data kredit. Hal ini penting untuk menciptakan sistem yang lebih inklusif dan efisien, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam rangka menyambut transformasi sistem pelaporan kredit di Indonesia, APIIK berkomitmen untuk berkolaborasi dengan LJK, Non-LJK, penyedia data lain, dan regulator untuk mendukung adopsi sistem ganda ini. “APIIK yakin bahwa inovasi ini akan mendorong pergeseran dari inklusi keuangan ke pendalaman keuangan (financial deepening), yang memungkinkan lembaga keuangan untuk menawarkan layanan dan produk yang lebih luas kepada masyarakat,” tutup Rizana.

Didirikan pada tahun 2024, Asosiasi Pengelola Informasi Kredit (APIIK) adalah sebuah asosiasi di Indonesia yang didedikasikan untuk meningkatkan infrastruktur pelaporan kredit di Indonesia. Didirikan oleh tiga biro kredit swasta — PT CRIF Lembaga Informasi Keuangan (CLIK), PT Kredit Biro Indonesia Jaya (CBI), dan PT PEFINDO Biro Kredit (idScore) — APIIK bertujuan untuk meningkatkan kerangka kerja pelaporan kredit dengan mengatasi kesenjangan dalam layanan keuangan, menyempurnakan proses penilaian kredit, dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan manajemen data dan kerja sama regulasi.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Pembukaan Peruri Digital Entrepreneur Academy Level III

Selasa, 17 September 2024 - 13:47 WIB

Peruri Digital Entrepreneur Academy Level III Majukan UMKM ke Kancah Global

Peruri Digital Entrepreneur Academy Level III memfokuskan pelatihannya pada ekspansi pasar internasional, memperlengkapi UMKM dengan keterampilan yang diperlukan untuk sukses di tingkat global.…

Karyawan SIG melakukan pengecekan flow meter sebelum dilakukan pemusnahan Bahan Perusak Ozon (BPO) di Pabrik Narogong, Jawa Barat.

Selasa, 17 September 2024 - 13:07 WIB

Top! Pertama Dioperasikan di Asia Tenggara, Fasilitas Nathabumi Milik SIG Sukses Musnahkan 103 Ton Bahan Perusak Ozon

Jakarta– Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus berperan aktif dalam aksi global melestarikan lapisan ozon dengan melakukan pengendalian secara…

CEO IndoTravelStore Wholesaler, Sunaryo Oentara

Selasa, 17 September 2024 - 12:13 WIB

IndoTravelStore Gelar Workshop Travel Agent Terbesar di Indonesia

IndoTravelStore dengan bangga Mengadakan kegiatan tahunan “Travel Agent Workshop” yang rutin diadakan setiap tahunnya. Kegiatan kali ini dihadiri oleh lebih dari 500 agen perjalanan wisata…

Direktur Operasional Asuransi JAGADIRI, Priska Sari Kurniawan, saat menandatangani Kerja Sama Strategis untuk Penyelenggaraan Asuransi Jiwa Kredit (AJK) didampingi oleh Direktur Keuangan Jamkrida Jabar, Agus Subrata (kanan). Penandatanganan kerja sama tersebut dilaksanakan belum lama ini di Jakarta.

Selasa, 17 September 2024 - 11:53 WIB

Kerja Sama Strategis Asuransi JAGADIRI dan PT Jamkrida Jabar Berikan Perlindungan dari Risiko Kredit

Jakarta– Pertumbuhan kredit perbankan saat ini kian meningkat. Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan kredit perbankan pada Juli 2024 mencapai 12,40% secara year on year. BI juga memperkirakan…

Contoh unit baru di klaster Green Casa

Selasa, 17 September 2024 - 11:50 WIB

Green Bestari Park Hadirkan Hunian Baru & Marketing Gallery di Green Casa

PT Inti Mitbana Development, perusahaan joint venture antara Mitbana dan PT Intiland Development, Tbk secara resmi memperkenalkan unit contoh baru dan sales gallery di klaster Green Casa, Green…