Miris! Anggaran Pendidikan Rp111 Triliun Tak Terserap Ditengah Minimnya Layanan Pendidikan Indonesia

Oleh : Candra Mata | Kamis, 05 September 2024 - 19:45 WIB

Ilustrasi Guru Honorer (Photo by KlikPositif.com)
Ilustrasi Guru Honorer (Photo by KlikPositif.com)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Komisi X DPR RI menyoroti temuan Badan Anggaran (Banggar) DPR terkait tidak terserapnya anggaran pendidikan pada APBN 2023 sebanyak Rp111 triliun. Besarnya anggaran yang tidak terserap ini dinilai miris lantaran banyak temuan soal infrastruktur layanan pendidikan tanah air yang tidak layak.

Menanggap itui, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi menyatakan pihaknya meminta Kemendikbudristek untuk menggelar audit dengan sejumlah pihak yang memperoleh 20 persen anggaran Pendidikan dari APBN.

"Kami sudah meminta agar Kemendikbudristek melakukan koordinasi audit bersama terkait anggaran pendidikan karena sebagian besar anggaran pendidikan tidak dikelola langsung oleh Kemendikbudristek," ungkap Dede Yusuf melalui rilis yang diterima oleh Parlementaria, Rabu (4/9/2024).

Menurut Dede, audit bersama ini sangat penting lantaran porsi anggaran pendidikan terbesar tidak dikelola langsung oleh Kemendikbudristek, melainkan sebagian besar dikelola oleh Kementerian/Lembaga (K/L) dan non K/L yang bukan di bawah naungan Kemendikbudristek.

Oleh karena itu, dirinya menegaskan Kemendikbudristek perlu menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak, di antaranya Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri.

"Kami dorong agar antar kementerian menguatkan koordinasi seperti dengan Kementerian keuangan, Bappenas, dan kementerian lembaga lainnya yang mengelola anggaran fungsi pendidikan," tuturnya.

“Audit bersama ini memainkan peran yang krusial untuk menentukan kebijakan penempatan alokasi anggaran pendidikan pada periode pemerintahan mendatang,” imbuh Dede.

Seperti yang diketahui, anggaran pendidikan memperoleh jumlah 20 persen dari APBN sesuai amanat konstitusi UUD 1945. Namun Banggar DPR menemukan dari total APBN 2023, anggaran hanya terealisasi sebesar 16%. Sisanya 4% atau sekitar Rp 111 triliun tidak terealisasi atau tidak terserap.

Secara lebih rinci, anggaran pendidikan tahun 2023 dari APBN 2023 yang terealisasi dilaporkan hanya hanya Rp 513,38 triliun dari total anggaran sebesar Rp 621,28 triliun. Di mana, sebagian besar anggaran pendidikan tersebut dialokasikan bukan untuk Kemendikbudristek melainkan ke daerah melalui skema Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp 346,56 triliun atau 52,1 persen.

Penempatan anggaran pendidikan lainnya masuk melalui Pembiayaan termasuk Dana Abadi Pendidikan (termasuk Dana Abadi Pesantren) yakni sebesar Rp 15 triliun, di bawah wewenang Kementerian Agama. Selanjutnya, sebanyak Rp 47,31 triliun disebar ke beberapa kementerian atau lembaga yang memiliki program pendidikan.

Temuan ini menjadi sorotan Komisi X DPR mengingat anggaran yang tidak terserap sangat besar di tengah masih banyak fasilitas dan infrastruktur sekolah yang belum layak, khususnya di wilayah 3TP (tertinggal, terluar, terdepan dan perbatasan).

“Berkaca dari laporan yang kita terima, besarnya anggaran pendidikan berbanding terbalik dengan minimnya kondisi layanan pendidikan,” terangnya.

“Ini memunculkan kesenjangan akses pendidikan. Belum lagi kita tahu masih banyak guru dan tenaga pendidik yang belum memperoleh kesejahteraan layak,” lugas legislator Dapil Jawa Barat II itu.

Tidak hanya itu saja, ia menilai temuan 4 persen anggaran pendidikan yang tidak terserap ini cukup disayangkan. Padahal, seharusnya ada banyak hal yang dapat dilakukan dengan anggaran tersebut apabila dikelola dengan baik, misalnya meningkatkan infrastruktur sekolah-sekolah yang masih dalam kondisi mengenaskan hingga meningkatkan kesejahteraan guru.

"Kalau pengelolaan anggaran dikelola secara efektif, potensi tidak terserapnya anggaran akan berkurang sehingga anggaran negara betul-betul terserap untuk kebutuhan dan kepentingan rakyat, dalam hal ini untuk peningkatan kondisi layanan pendidikan kita yang masih jauh dari kata sempurna,” jelasnya.

Atas dasar serentetan permasalahan tersebut lah yang membuah Komisi X DPR membuat Panja Pembiayaan Pendidikan. Lewat Panja ini, Komisi DPR yang membidangi urusan pendidikan itu berupaya mendorong reformulasi kebijakan anggaran pendidikan Indonesia.

“Upaya reformulasi ini akan mendorong agar dampak dari anggaran pendidikan bisa menciptakan pendidikan yang layak, terjangkau, dan berkeadilan di Indonesia,” jelas Dede.

Mantan Wagub Jawa Barat ini menyebut, Panja Pembiayaan Pendidikan yang sudah berjalan itu akan berusaha membuat rekomendasi-rekomendasi untuk pemerintah. Harapannya, kata Dede, agar kebijakan pengelolaan anggaran pendidikan bisa lebih efektif dan efisien.

“Maka dari itu, Kemendikbudristek tidak bisa berdiri sendiri bekerja,” tegasnya.

Apalagi, diingatkan Dede, sebagian besar anggaran pendidikan dikelola oleh K/L atau institusi lain yang bukan di bawah naungan Kemendikbudristek.

"Rakyat berhak menikmati fasilitas dan kualitas pendidikan yang baik dari pemerintah. Untuk mencapai hal itu, kebijakan pengelolaan anggaran pendidikan harus dilakukan maksimal,” pungkas Politisi Fraksi Demokrat itu.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Minum susu Ikan/ foto ilustrasi malbekasi.com

Senin, 16 September 2024 - 08:28 WIB

Agenda Besar Dibalik Susu Ikan Program Prabowo Gibran

Jakarta –Indonesia menghadapi tantangan besar dalam produksi susu sapi, di mana inseminasi buatan pada 2024 belum cukup untuk memenuhi kebutuhan susu nasional.

Tips Roojai - Cara Merawat AC Mobil Agar Selalu Dingin

Senin, 16 September 2024 - 07:59 WIB

Cara Merawat AC Mobil Agar Selalu Dingin

Jakarta– Air Conditioner (AC) mobil merupakan salah satu komponen penting untuk memberikan kenyamanan. Melakukan perawatan AC sangat penting untuk dilakukan secara berkala.

Revisi UU Migas Dukung Investasi Migas dalam Era Transisi Energi

Senin, 16 September 2024 - 07:48 WIB

Kementerian ESDM: Pemerintah Tidak Tinggal Diam di Revisi UU Migas dan Menyiapkan Kebijakan yang Menarik Investasi

Jakarta-Potensi subsektor minyak dan gas (migas) Indonesia diyakini masih besar. Optimalisasi komoditas migas juga masih dilakukan meski Indonesia tengah berfokus kepada pemanfaatan energi bersih.…

Anggota Dewan Pengarah UKP-PIP Benny Susetyo, Pr (Foto Dok Industry.co.id)

Senin, 16 September 2024 - 07:27 WIB

Pilkada Bebas Ambisi Pribadi

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang seharusnya menjadi manifestasi dari demokrasi dan otonomi daerah, sering kali justru memperlihatkan wajah suram politik Indonesia. Alih-alih menjadi sarana…

Nia Ramadhani senang Wilio hadikan sepatu anak ON ke Indonesia.

Minggu, 15 September 2024 - 22:20 WIB

Wilio Lengkapi Produk Sepatu Anak Dengan Hadirkan On ke Indonesia

Sepatu On dihadirkan ke Indonesia, sebagai bentuk konsistensi Wilio mendukung dunia anak, termasuk kebutuhan olahraga.